Kunjungan Masyarakat ke Mal Meningkat Dibanding Sebelum Pandemi

"Pada 2022 rata-rata nasional mencapai 90 persen, target tahun ini kita bisa mencapai lebih dari 100 persen dibandingkan sebelum pandemi. Tetapi paling tidak bisa sama lah, tapi kami yakin harusnya bisa lebih dari 100 persen," kata Alphonsus di Jakarta Pusat, Kamis (23/2).

Feb 24, 2023 - 16:31
Kunjungan Masyarakat ke Mal Meningkat Dibanding Sebelum Pandemi
Jumlah kunjungan masyarakat ke pusat belanja kembali meningkat hingga 90 persen usai pandemi covid-19.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja mengungkapkan jumlah kunjungan masyarakat ke pusat belanja kembali meningkat hingga 90 persen usai pandemi covid-19. 

"Pada 2022 rata-rata nasional mencapai 90 persen, target tahun ini kita bisa mencapai lebih dari 100 persen dibandingkan sebelum pandemi. Tetapi paling tidak bisa sama lah, tapi kami yakin harusnya bisa lebih dari 100 persen," kata Alphonsus di Jakarta Pusat, Kamis (23/2).

Apalagi, pada lebaran tahun ini pemerintah sudah tidak menerapkan PPKM. Sehingga pusat belanja bisa mengadakan acara untuk menarik minat pengunjung.

BACA JUGA : Menkes Sebut Sudah Berbicara dengan WHO Terkait Transisi...

Alphonsus juga menilai prospek kunjungan ke pusat belanja usai PPKM dicabut makin tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kegemaran masyarakat Indonesia untuk berkumpul. Untuk itu, berbagai pusat belanja menyediakan ruang-ruang untuk memenuhi kebutuhan interaksi masyarakat.

"Pada saat PPKM dicabut, yang dicari pertama ya interaksi. Salah satunya yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat adalah fasilitas tempat berinteraksi sosial secara langsung. Ini dikangenin. Kan nggak mungkin di stasiun, rumah sakit, apalagi kuburan, berarti di pusat belanja (mal)," ucap Alphonsus.

Untuk itu, menurutnya mal yang tidak bisa menyediakan kebutuhan ini akan semakin terkikis. Ia menilai pusat belanja yang dibutuhkan masyarakat utamanya di kota besar adalah pusat belanja yang memberikan customer experience.

BACA JUGA : Ditinggal Pasca Pandemi, Begini Nasib Wisma Atlet yang...

Alphonsus pun tak merasa terancam dengan keberadaan e-commerce yang semakin diminati selama pandemi. Menurutnya, e-commerce juga tidak bisa menawarkan pengalaman berbelanja seperti di mal atau pusat belanja lain.

"Selama fungsi (mal) tidak hanya sekadar fungsi belanja. Nanti dia akan berhadapan dengan e-commerce, kalau punya customer experience yang tidak dimiliki e-commerce, maka tidak perlu khawatir," tuturnya.

Lebih jauh, menurutnya, peningkatan kinerja e-commerce selama pandemi itu bukan merupakan demand sesungguhnya, namun karena paksaan keadaan.

"Kemudian setelah PPKM dicabut, (belanja) online ini kembali normal, bukan turun, kan banyak (marketplace) online yang sekarang menutup usahanya, itu kinerjanya bukan turun tapi kembali normal. Karena sebelumnya kan dipaksa naik," ucapnya.(lal)