Kronologi Penembakan Massal di California, Korban Bertambah 1 Jadi 11 Orang

"Para perawat kami telah bekerja keras untuk merawat empat korban yang dipercayakan kepada kami. Sayangnya, kami dengan sangat berat hati mengatakan satu korban telah menyerah meninggal dunia," keterangan rumah sakit tersebut.

Jan 24, 2023 - 15:09
Kronologi Penembakan Massal di California, Korban Bertambah 1 Jadi 11 Orang

NUSADAILY.COM – CALIFORNIA - Jumlah korban tewas penembakan massal di California pada akhir pekan lalu saat Imlek 2023 bertambah menjadi 11 orang. Kabar tersebut disampaikan setelah 10 orang yang sebelumnya dinyatakan terluka dibawa ke rumah sakit.

Berdasarkan LAC+USC Medical Center, seperti dilansir CNN pada Senin (23/1), satu dari 10 orang tersebut meninggal dunia.

"Para perawat kami telah bekerja keras untuk merawat empat korban yang dipercayakan kepada kami. Sayangnya, kami dengan sangat berat hati mengatakan satu korban telah menyerah meninggal dunia," keterangan rumah sakit tersebut.

"Kami turut berduka yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang terkasih."

Seperti diberitakan sebelumnya, Penembakan massal di Monterey Park terjadi di studio dansa dekat festival perayaan Imlek di wilayah itu. Kejadian itu diduga dilakukan Huu Can Tran yang berusia 72 tahun.

Insiden yang terjadi pada Sabtu malam itu awalnya menewaskan 10 orang dan melukai 10 lainnya. Sebagian besar korban tewas berusia 50-60 tahun. Hingga data terbaru, 11 orang tewas akibat pembantaian itu.

Kasus Monterey Park menjadi penembakan massal di AS paling mematikan terbaru sejak aksi penembakan massal yang menewaskan 19 siswa dan dua guru di sebuah sekolah di Uvalde, Texas, Mei 2022 lalu.

Tak lama setelah kejadian, Tran ditemukan tewas di dalam mobil van putih saat dalam melarikan diri dari polisi. Luna mengatakan Tran diyakini menembak dirinya sendiri setelah mobilnya terjebak oleh kepungan polisi dan berupaya menangkapnya.

Luna menuturkan polisi telah melacak keberadaan mobil Tran itu selama beberapa jam yang kemudian dilaporkan berada di Torrance, beberapa kilometer dari lokasi penembakan di Monterey Park.

Luna menuturkan terdengar suara tembakan dari dalam mobil ketika polisi mendekati mobil Tran. Polisi pun melihat Tran sudah duduk sambil terluka tak bernyawa saat melihat ke dalam mobil.

Sementara itu, polisi terus melakukan penyelidikan dengan menggeledah kediaman Tran demi menemukan motif penembakan massal tersebut.

Cerita Warga Tentang Tragedi Penembakan

Seorang warga Amerika Serikat (AS) yang bekerja menjadi operator aula dansa Lai Lai Ballroom & Studio menceritakan bagaimana ia melucuti pelaku penembakan di Monterey Park, California, saat perayaan Imlek, Minggu (22/1).

Brandon Tsay, pria yang melucuti senjata itu mengaku tengah berada di ruangan lobi kantornya dan mengamati lantai dansa. Namun, ketika dia mendengar suara pintu depan bergeser, ia mendengar suara seperti benda logam saling bertabrakan.

Ketika ia berbalik, Tsay melihat senjata semi otomatis diarahkan kepadanya.

"Dia menatapku dan melihat sekeliling, tidak menyembunyikan bahwa dia ingin mencoba membunuh. Matanya mengancam," kata dia di kediaman keluarganya di San Marino, Minggu (22/1).

Cerita itu disampaikan Tsay, 24 jam setelah dia menatap seorang pria bersenjata yang tiba-tiba melepaskan tembakan ke arah ballroom yang menyebabkan 10 orang tewas. Itu menjadi salah satu peristiwa penembakan massal terburuk di California.

Sekitar 20 menit setelah pembantaian, pria bersenjata yang diidentifikasi pihak berwenang sebagai Huu Can Tran (72) tiba di Lai Lai, hanya sekitar dua mil ke utara dari lokasi penembakan.

Tsay sempat adu jotos dengan pria bersenjata itu hingga akhirnya ia melucuti senjatanya sehingga menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya dan mencegah tragedi lain.

Tindakan yang dilakukan Tsay dipuji oleh para pejabat sebagai aksi heroik.

Menurut keterangan penegak hukum, Tran akhirnya ditemukan tewas pada Minggu sore akibat tembakan yang ia lakukan sendiri.

"Dari bahasa tubuhnya, ekspresi wajahnya, matanya seolah sedang mencari orang," kata Tsay.

Di samping itu, Sheriff Robert Luna dari Los Angeles County mengatakan dua anggota masyarakat telah melucuti senjata pria bersenjata di ballroom Alhambra.

Meski demikian, Tsay dan keluarganya mengatakan dia sendiri yang melawan pria bersenjata itu untuk menguasai senjata dan merebut darinya. Pintu ke ruang dansa ditutup dan tidak ada orang lain yang terlibat.

"Itu hanya anakku. Dia bisa saja mati," ujar ayahnya, Tom Tsay.

Kakak perempuannya, Brenda, yang saat ini menjalankan bisnis tersebut, mengatakan dalam video CCTV terlihat Tsay dan Tran melakukan pergulatan sengit yang alot di area lobi.

"Dia terus mendatanginya, dia benar-benar menginginkan senjatanya kembali," katanya tentang pria bersenjata itu.

Tsay mengatakan saat itu sekitar pukul 10:35 malam ia berbalik menghadap pria bersenjata itu. Dia mengaku belum pernah melihat senjata asli sebelumnya, tapi menurutnya itu adalah senjata yang mematikan.

Kemudian Tsay menerjang dan berikutnya ia meraih senjata laras panjang itu dan bergulat dengan pria bersenjata itu untuk melumpuhkannya.

"Sesuatu terjadi di sana. Saya tidak tahu apa yang merasuki saya," kata dia.

Keduanya saling adu jotos untuk merebutkan senjata selama sekitar satu setengah menit, dan terlihat keduanya memiliki kekuatan yang sama.

Pada satu titik, pria bersenjata itu memandangi senjatanya dan melepaskan satu tangannya dari senjata, seolah-olah memanipulasi senjatanya untuk mulai menembak.

Namun Tsay mengatakan dia memanfaatkan momen itu untuk melepaskan pistol dari pria itu. Dia kemudian mengarahkan senjata itu ke arahnya dan berteriak "Pergi, keluar dari sini," kenangnya dikutip New York Times.

Lanjut Tsay mengatakan dia mengalami rasa trauma dan tidak bisa mengetahui apa yang sempat dialami. Tak hanya itu kini Tsay sangat sedih lantaran anggota dari komunitas dansa yang aktif berlatih di tempat itu harus pergi selamanya.(han)