Kronologi FX Rudy Dipolisikan Kader PDIP Solo Wawanto
Saat dimintai tanggapannya, Rudy menanggapi santai gugatan yang dilayangkan kadernya itu. "Santai mawon, ajeng napa? (santai saja, mau ngapain) Santai, ndak perlu ditanggapi," kata Rudy kepada detikJateng di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Sabtu (7/9/2024).
NUSADAILY.COM – SOLO - Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy dipolisikan kadernya, Wawanto, terkait dugaan pengancaman. FX Rudy pun memberikan tanggapan atas pelaporan tersebut.
Diketahui, Wawanto menyatakan kekecewaannya atas rekomendasi untuk bakal pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Solo untuk Pilkada 2024. Ia menyebut FX Rudy mengancam dirinya atas hal itu hingga akhirnya Wawanto melapor ke Polresta Solo.
Dirangkum dari pemberitaan detkJateng, berikut tanggapan FX Rudy.
1. Tanggapi Santai
Saat dimintai tanggapannya, Rudy menanggapi santai gugatan yang dilayangkan kadernya itu.
"Santai mawon, ajeng napa? (santai saja, mau ngapain) Santai, ndak perlu ditanggapi," kata Rudy kepada detikJateng di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Sabtu (7/9/2024).
2. Siap Jika Dipanggil Polisi
Rudy juga menyampaikan siap jika ada panggilan pemeriksaan kepada dirinya.
"Selama ini saya belum ada panggilan dari kepolisian, kalau dipanggil yo teka (ya datang), santai wae," ujarnya.
3. Minta Kader Tak Terpancing
Rudy pun telah berkoordinasi dan meminta para anggota struktural DPC PDIP Solo untuk tidak melakukan tindakan apa pun tanpa instruksi partai.
"Jajaran anggota struktural DPC PDIP sudah saya WA nggak boleh bergerak. Tidak boleh melakukan tindakan apa pun tanpa instruksi DPC," jelasnya.
4. Rekomendasi Hak Prerogatif Ketum
Menurut Rudy, persoalan rekomendasi Pilkada adalah hak prerogatif Ketua Umum PDIP.
"Itu (rekomendasi) kan hak prerogatif. Bu Mega itu mau memberi (rekomendasi) siapa pun hak beliau. Dan dia (Wawanto) sudah dienakke PDIP dua periode kok menolak rekomendasine Ketua Umum," imbuh dia.
Rudy pun mengatakan akan melihat sampai sejauh mana Wawanto akan bertindak. Ia pun siap jika nantinya dipanggil kepolisian lantaran gugatan yang dilayangkan kadernya itu.
"Nah betul tidaknya, itu biar kita tunggu proses," tegasnya.
Duduk Perkara
Ditemui usai melapor ke Polresta Solo, Selasa (3/9) lalu, Wawanto mengungkapkan, langkahnya melapor polisi bermula dari Rapat Koordinasi DPC PDIP Solo di Girli Trawangan yang dihadiri jajaran internal partai, Kamis (29/8) lalu. Ia menyatakan kekecewaannya atas rekomendasi untuk bakal pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Solo.
"Di situ kita (kader) sama-sama menyampaikan kepada beliau. Intinya dengan turunnya rekomendasi itu temen-temen menyatakan kecewa," kata Wawanto di Polresta Solo, Selasa (3/9).
Wawanto menyatakan, lantaran kecewa dengan rekomendasi yang diberikan Ketum PDIP Megawati untuk Teguh Prakosa dan Bambang Gage, ia menyatakan tidak akan mengikuti tim pemenangan tersebut.
"Itu yang saya sampaikan kepada beliau hanya itu dan setelah itu ditanggapi oleh Pak Rudy dan Pak Rudy, saya juga tidak tahu, tiba-tiba naik pitam. Berdiri menyerang saya, sambil menunjuk kepada saya 'tak pateni kowe (saya bunuh kamu)'," jelasnya menirukan Rudy.
"Jadi sudah memukul saya, namun dilerai sama teman-teman. Begitu kuatnya Pak Rudy itu berontak, akhirnya lepas dari pegangan teman-teman. Lalu dia ngambil kursi mau dikeprukkan (dipukulkan) kepada saya," sambungnya.
Namun, lanjut Wawanto, pertikaian itu berhasil diberhentikan kader-kader lainnya. Dari peristiwa tersebutlah, Wawanto akhirnya memutuskan melaporkan FX Rudy ke Polresta Solo.
"Sebetulnya saya tunggu iktikad baiknya untuk minta maaf kepada saya, namun demikian sampai hari ini beliaunya juga tidak berkomunikasi sama sekali dengan saya, maka saya melaporkan hal ini kejadian itu langsung kepada Kapolres Kota Surakarta," tuturnya.(han)