Komisi X DPR Angkat Bicara Usai Ketum PSSI dan Presiden FIFA Ikuti Fun Football di Tengah Duka Tragedi Kanjuruhan

Dede menilai PSSI dan bos FIFA harusnya menggelar kegiatan sosial. Menurutnya, lebih baik PSSI dan FIFA kunjungan ke stadion-stadion di Indonesia guna memverifikasi keamanan standar FIFA.

Nov 26, 2022 - 17:03

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ketum PSSI M Iriawan (Iwan Bule) dan Presiden FIFA Gianni Infantino mengikuti fun football di tengah duka tragedi Kanjuruhan. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, mengkritik kegiatan tersebut.

"Sebetulnya fun football kurang tepat saat ini. Mestinya bisa dilakukan kegiatan yang bersifat empati kepada korban," ujar Dede kepada wartawan, Selasa (19/10/2022).

Dede menilai PSSI dan bos FIFA harusnya menggelar kegiatan sosial. Menurutnya, lebih baik PSSI dan FIFA kunjungan ke stadion-stadion di Indonesia guna memverifikasi keamanan standar FIFA.

BACA JUGA : Proses Autopsi Dua Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Mendadak Dibatalkan

"Sebagai bukti kesungguhan kita terhadap dunia sepakbola," lanjutnya.

Dede menyoroti internal PSSI. Ia mendorong PSSI melakukan pembenahan segera.

"Sebaiknya PSSI lakukan pembenahan internal, dan lakukan perampungan verifikasi stadion yang akan dipakai untuk pertandingan berikutnya. Jika Liga ingin jalan lagi," papar Dede.

Kritikan Fun Football PSSI-FIFA

Sebelumnya diberitakan, Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule bermain bola bersama. Kegiatan sepakbola bersama ini digelar di Stadion Madya pada Selasa (18/19/2022) malam.

Gianni Infantino dan Iwan Bule bermain sepakbola bersama di sana. Mereka berdua tampak tersenyum dan begitu riang saat bermain bola.

BACA JUGA : Proses Autopsi Dua Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Mendadak Dibatalkan

Foto-foto kegiatan sepakbola bersama ini diunggah oleh PSSI melalui akun Twitter resmi mereka, @PSSI.

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi di Stadion Kanjuruhan, Laode M Syarif, sangat menyayangkan kegiatan fun football ini dilakukan ketika kuburan para korban belum kering.

"Saya pikir sikap seperti itu sangat disayangkan karena kuburan para korban belum kering," kata Syarif kepada wartawan, Rabu (19/10).(ros)