Koalisi Perubahan Tak Saling Sepakat Soal Anies Baswedan Berdampingan Dengan Sandiaga Uno

Andi mengatakan keputusan terkait cawapres ada di tangan Anies Baswedan. Setiap partai di KPP memiliki hak untuk mengajukan nama yang dinilai cocok

Apr 17, 2023 - 17:09
Koalisi Perubahan Tak Saling Sepakat Soal Anies Baswedan Berdampingan Dengan Sandiaga Uno
Sandiaga Uno dan Anies Baswedan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Partai di dalam Koalisi Perubahan tak saling sepakat soal Anies Baswedan berdampingan dengan Sandiaga Uno.
Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief mengatakan usulan cawapres pendamping Anies dibicarakan oleh tim Koalisi Perubahan. Namun, dia memastikan PD tak akan membahas sosok Sandiaga Uno terkait bakal cawapres Anies.

"Ya nanti dibicarakan lah, yang penting bagi Demokrat, nama Sandi Uno kita tutup. Tidak akan membicarakan nama itu lagi. Tapi, kalau nama-nama lain silakan dibicarakan nanti," kata Andi dihubungi, Jumat (14/4).

BACA JUGA : Perselisihan Terus Menerus Jadi Sebab Shandy Aulia Gugat...

Andi mengatakan keputusan terkait cawapres ada di tangan Anies Baswedan. Setiap partai di KPP memiliki hak untuk mengajukan nama yang dinilai cocok.

"Tergantung Pak Anies akan memutus siapa, apakah Mas AHY, apakah calon yang dikemukakan oleh PKS, atau calon yang dikemukakan oleh NasDem gitu. Saya kira itu saja, biarlah masyarakat mempersiapkan dulu Hari Raya, hari yang suci ini, biar kita tidak bicara politik dulu," ujarnya.dilansir dari detik.com

PKS Tak Tutup Peluang Sandiaga Juru bicara PKS Ahmad Mabruri tak sepakat dengan pernyataan Andi Arief yang menutup peluang Sandiaga Uno untuk menjadi cawapres Anies Baswedan. Mabruri menyebut semestinya dalam politik tak boleh ada ucapan menutup komunikasi.

"Kita serahkan ke tim 8 saja, biar digodok di sana. Yang jelas dalam politik itu tidak boleh menutup komunikasi dan peluang kepada siapapun itu," kata Mabruri dikonfirmasi, Jumat (14/4).

BACA JUGA : Satu Prajuritnya Gugur di Tembak KKB, Panglima TNI Segera...

Mabruri mengatakan PKS setuju dengan kriteria yang disampaikan Jusuf Kalla terkait bakal cawapres Anies. Ia menyebut keputusan akhir tetaplah berada di Anies Baswedan.

"PKS setuju dengan pendapat Pak JK. Cawapres Anies yang bisa menambah suara dan bisa kerja sama dalam pemerintahan. Sesuai dengan MoU yang ditandatangani partai pengusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan," kata dia.

"Mengenai nama-namanya silakan masing masing partai usulkan. Nanti Anies Baswedan yang pilih," sambungnya.

NasDem Singgung Pengkhianat Partai NasDem merespons soal PKS dan Demokrat yang beda pendapat tentang Sandiaga Uno menjadi cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024. NasDem meminta PKS hati-hati bicara soal sosok cawapres Anies.

"Sandiaga mendampingi Anies? Lah apa tidak dianggap pengkhianat nanti Sandiaga? Tidak elok membicarakan, Sandiaga ini kan kader partai lain, jadi menurut saya sebaiknya teman-teman PKS berhati-hati kemudian membicarakan tentang figur," kata Ali kepada wartawan, Sabtu (16/4).

Ali menyebut NasDem tidak pernah tertarik membicarakan figur yang akan mendampingi Anies. NasDem lebih tertarik membicarakan soal kriteria yang dibutuhkan Anies agar elektabilitas meningkat dan menjadi pemenang di Pilpres 2024 nanti.

"Kalau NasDem tidak pernah tertarik membicarakan tentang figur, kami lebih tertarik berbicara tentang kriteria, jadi kriteria yang dibutuhkan Anies jadi pemenang untuk jadi presiden itu apa, kalau kemudian kita bicara pada konteks itu maka kemudian kita tidak bisa petakan wilayah, sehingga wakil yang akan mendampingi Anies itu orang yang bisa berkontribusi elektabilitas suara kemenangan Anies, kalau figur maka nantinya bisa jadi orang itu bukan menambah suara Anies tapi menjadi beban Anies," katanya.

Lebih lanjut, Ali menegaskan bahwa NasDem tidak merekomendasikan Sandiaga menjadi sosok cawapres Anies. Dia melihat sosok Prabowo Subianto, Ketum Gerindra yang kini juga ikut bersaing.

"Khusus untuk Mas Sandi, saya tidak merekomendasikan karena dia adalah kader Partai Gerindra, secara etika dia tidak pas untuk kita bicarakan, saat di mana ketua umumnya sedang bertarung maju sebagai calon presiden," ujarnya.


Beda Suara Dinamika Koalisi Perubahan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai bahwa perbedaan suara NasDem, Demokrat, dan PKS merupakan dinamika internal di Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sosok cawapres Anies dinilai krusial.

"Pertama ini menunjukkan dinamika di internal, partai koalisi perubahan itu dinamis ya. Artinya persoalan cawapres itu menjadi titik krusial, karena tiga partai berbeda-beda," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Sabtu (16/4).

Adi menyebut Demokrat tentunya menaruh harga mati agar ketum Agus Harimurti Yudhoyono bisa mengisi kursi cawapres Anies. Sementara, PKS dinilai memberikan potensi Sandiaga untuk mendampingi Anies lantaran hendak pindah PPP.

"Demokrat sering kali mengusulkan nama-nama di luar AHY, ada Khofifah, kadang Mahfud Md, kadang Kiai Said, dan seterusnya. Bahkan belakangan nama Sandi juga masuk dan dikaitkan bisa berdampingan dengan Anies gitu ya, karena Sandi potensial bergabung dengan PPP," katanya.

"Dan PPP sangat mungkin memasangkan dengan Anies Baswedan, yang setuju Pak Sandi sebagai wakilnya Anies tentu ada harapan duet Anies dan Sandi ini bisa mengulang success story di Jakarta. Ketika mereka memenangkan Pilgub di putaran kedua melawan Ahok," sambungnya.

Selanjutnya, Adi menilai Demokrat selalu bereaksi ketika nama selain AHY diajukan untuk mendampingi Anies. Dia menyebut Demokrat tentu akan menutup kesempatan adanya nama lain yang akan berpotensi menghalangi kursi AHY.

"Yang kedua, dinamika ini tentu tidak mudah. Karena pada saat yang bersamaan Demokrat itu ya harga mati juga buat AHY. Sejak awal Demokrat memang sering kali menolak nama-nama yang diusulkan selain AHY. Artinya kalau muncul nama baru seperti Khofifah, Demokrat biasanya bereaksi, ketika muncul nama seperti Sandiaga Uno mereka bereaksi, mereka langsung menutup diri. Bahwa yang bisa menentukan cawapres dalam koalisi perubahan mendampingi Anies itu ya hanya tiga partai. Mestinya nama-nama lain itu tidak ada, dan itu maunya Demokrat," ujarnya.

"Jangan-jangan penolakan nama terhadap Sandi ini ya untuk menutup ruang gelap potensi Sandi untuk mendampingi Anies. Karena kalau Sandi masuk nominasi calonnya Anies tentunya akan mengurangi posisi tawarnya AHY yang sampai saat ini terus diupayakan mendampingi Anies," sambungnya.(ris)