KIM Kota Malang Berpotensi Pecah Kongsi, Gokar Tantang Tentukan Balon Lewat Lembaga Survei
Surayadi juga menepis pernyataan salah satu partai anggota KIM, bahwa pencalonan Wahyu Hidayat dengan Ali Mutohirin adalah harga mati. “Yang harga mati itu hanya NKRI, dalam hal balon walikota dan wawali, ya harus melalui mekanisme diskusi, negosiasi dan kompromi. Bukan dengan cara pokoknya,” imbuh Suryadi.
NUSADAILY.COM – MALANG – Ketua Divisi Pemenangan Pilkada Kota Malang, Suryadi, menegaskan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam menentukan bakal calon (Balon) walikota dan wawali, hendaknya berpatokan pada lembaga survei yang kredible.
Suryadi beralasan, KIM adalah koalisi dari partai modern dan terbuka, sehingga perilaku politiknya juga seharusnya menggunakan alat ukur modern.
“Kalau menurut saya, dalam kontestasi pemilukada mendatang, KIM harus senantiasa menggunakan alat ukur modern dalam menentukan balon, yakni lewat Lembaga survey,” kata Pimpinan Fraksi Partai Golkar Kota Malang ini.
Surayadi juga menepis pernyataan salah satu partai anggota KIM, bahwa pencalonan Wahyu Hidayat dengan Ali Mutohirin adalah harga mati.
“Yang harga mati itu hanya NKRI, dalam hal balon walikota dan wawali, ya harus melalui mekanisme diskusi, negosiasi dan kompromi. Bukan dengan cara pokoknya,” imbuh Suryadi.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat H. Imron, menyebut bahwa dirinya masih belum mendapatkan perintah apapun dari DPP Demokrat terkait cawali dan cawawali Kota Malang.
“Hingga saat ini saya masih belum mendapatkan perintah apapun dari DPP terkait Balon, sehingga jika ada anggota KIM yang lain akan deklarasi balon, tentunya pihak Demokrat belum berani turut serta, tegas H. Imron.
Suryadi: Cuma Dua Kursi Minta Wawali, Apa Kata Dunia?
Seperti diberitakan sebelumnya, Partai Gerindra menginginkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) diterapkan di Kota Malang dalam kontestasi pemilukada 27 November 2024 beredar di sejumlah media.
Dikabarkan Gerindra segera mendeklarasikan KIM mengusung pasangan Wahyu Hidayat sebagai bakal calon Walikota dan Ali Muthohirin sebagai Wakil Walikota Malang atau serupa saat mengusung Prabowo - Gibran di Pilpres 2024.
Menanggapi kabar itu, anggota DPRD Kota Malang dari Partai Golkar, Suryadi malah pesimis keinginan itu bisa terwujud.
Suryadi, kader militan Partai Golkar Kota Malang menyangsikan KIM terwujud di Kota Malang manakala pasangan yang diusung Wahyu-Ali.
Rasionalisasinya PSI cuma dapat dua kursi di pemilu legislatif lalu. ‘’Cuma dua kursi kok ngotot pingin jadi Wakil Walikota, Apa kata dunia?" ungkap Suryadi, Divisi Pemenangan Pilkada DPD Partai Golkar Kota Malang.
Suryadi menambahkan, KIM yang awalnya menjadi kependekan dari Koalisi Indonesia Maju, kalau pasangan ini jadi dideklarasikan, maka KIM akan berubah menjadi Koalisi Indonesia Mundur
Hingga saat ini, KIM di kota Malang belum pernah ada pertemuan membahas terkait siapa yang akan diusung pada Pilkada mendatang.
"Kok ujuk - ujuk mau deklarasi pasangan Wahyu – Ali. Dapat Cerita dari mana? Idealnya kalau KIM mau ngusung pasangan calon Sofyan Edi - Wahyu Hidayat atau Wahyu - Sofyan Edi di Kota Malang. Karena Golkar dan Gerindra sama - sama mempunyai enam kursi sebagai modal Pemilukada,’’ tambah anggota DPRD Kota Malang dari dapil Kedungkandang ini.
Namun sayangnya hingga berita ini diterbitkan Nusadaily.com belum berhasil mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut kepada Ketua DPC Gerindra Kota Malang, Moreno Suprapto maupun Rimzah sebagai Sekretaris. (wan)