Ketum PBNU Perintahkan Ansor dan Pagar Nusa yang Apel di Bali Pulang

"Hendaknya sahabat-sahabat sekalian kembali ke kediaman masing-masing dengan tertib, mempertahankan disiplin penuh, dan bersiaga untuk perintah selanjutnya," kata Gus Yahya dalam keterangan resminya di laman resmi NU.

Aug 23, 2024 - 17:47
Ketum PBNU Perintahkan Ansor dan Pagar Nusa yang Apel di Bali Pulang

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memerintahkan kepada seluruh kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa yang kini sedang menggelar apel siaga di Bali untuk pulang.

Meski demikian, Gus Yahya meminta agar pasukan kembali dengan tertib, disiplin penuh, dan siaga untuk perintah berikutnya.

Diketahui gelaran apel Ansor-Banser-Pagar Nusa itu berlangsung bersamaan dengan Muktamar PKB di Bali akhir pekan ini.

"Hendaknya sahabat-sahabat sekalian kembali ke kediaman masing-masing dengan tertib, mempertahankan disiplin penuh, dan bersiaga untuk perintah selanjutnya," kata Gus Yahya dalam keterangan resminya di laman resmi NU.

Gus Yahya lantas berterima kasih dan rasa bangga kepada seluruh kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa yang telah berhasil menunjukkan dedikasi, disiplin dan komitmen terhadap jamiyah NU.

"Terima kasih, dan ucapan selamat bahwa sahabat-sahabat sekalian telah menunjukkan dedikasi, komitmen dan disiplin yang tinggi, di dalam berorganisasi sebagai bagian dari bangunan besar Nahdlatul Ulama yang kokoh," kata dia.

Gus Yahya menegaskan kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa telah berhasil menunjukkan kualitas, kapasitas, dan kekuatan kepada dunia.

"Dunia juga tahu bahwa sahabat-sahabat sekalian adalah kader-kader, barisan kader, pasukan kader, pasukan yang bergerak dalam disiplin barisan, dan disiplin kepemimpinan," ujarnya.

Selain itu, Gus Yahya juga menyampaikan terima kasih atas sikap pengertian, ramah, dan terbuka dalam menerima Ansor, Banser, dan Pagar Nusa di Bali sejauh ini.

"Semoga Bersama masyarakat Bali, Indonesia akan meraih masa depan yang lebih baik," kata dia.

Sebelumnya, kader GP Ansor, Banser dan Pagar Nusa akan menggelar Apel Kesetiaan di Bali, pada tanggal 21-25 Agustus 2024. Apel yang diikuti sekitar 15.000 orang ini melibatkan kader Ansor-Banser dan Pagar Nusa wilayah Bali dan Jawa Timur.

"Apel kesetiaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan agenda politik praktis mana pun, termasuk PKB. Panggilan kepada dua badan otonom NU ini dirasa perlu dan perlu dilakukan karena tahun 2024 adalah tahun yang sangat penting bagi generasi muda terlibat dalam membangun pondasi kuat menuju Indonesia Emas 2045," kata Ketua GP Ansor Addin Jauharudin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/8).

Apel ini bersamaan dengan digelarnya Muktamar PKB di Bali pada 24-25 Agustus akhir pekan ini.

Sementara itu, pada Jumat ini, para tokoh Puri atau Penglingsir di Bali menolak kegiatan Apel Kesetiaan Ansor-Banser-Pagar Nusa di Bali pekan ini. Ada beberapa alasan yang diungkap para penglisir yang masih keluarga raja-raja Bali di masa lalu itu.

"Kami atas nama Penglingsir Pura di Bali menyampaikan, satu, kami sangat menolak kegiatan yang dihadiri ribuan orang dari Banser, GP Ansor, NU dari luar Bali, karena dapat memberikan dampak negatif bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali," kata Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan Penglingsir Puri Anyar Tabanan, saat konferensi pers di Puri Putra Pemecutan Badung, Kota Denpasar.

Para tokoh puri itu adalah Penglingsir Puri Agung Pemecutan Badung, Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, Penglingsir Puri Agung Kerambitan, Ida Anak Agung Gde Puja Utama, Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan Penglingsir Puri Anyar Tabanan, Ida Anak Agung Ngurah Agung Erawan Penglingsir Puri Ayar Kerambitan, Ida Anak Agung Ngurah Ugrasena Penglingsir Puri Singaraja, Buleleng.

Selain itu, mereka menilai keberadaan ormas yang menggunakan atribut dan seragam seperti tentara akan menimbulkan ketidaknyamanan wisatawan, keberadaan mereka berpotensi terjadinya gesekan dengan masyarakat lokal di Bali.

Kemudian, ketiga kekhawatiran adanya provokator yang menimbulkan kericuhan Bali menjadi terganggu sebagai kawasan pariwisata terutama di Nusa Dua Badung.

"Dengan ini kami atas nama Penglingsir Puri Bali meminta dan memohon kepada bapak Kapolri untuk tidak memberikan izin dan membubarkan kegiatan apel yang dilaksanakan oleh Banser," ujarnya.

Saat ditanya apa penolakan ini ada hubungan dengan Muktamar PKB di Bali, Ida Anak Agung Ngurah Ugrasena menjawab, "Kami enggak ada kaitannya dengan itu (Muktamar PKB) kita bilang ini secara umum."

Dalam keterangan tertulis pada Kamis (22/8) lalu Ketum PP GP Ansor Ansor Addin Jauharudin menyatakan, apel kesetiaan digelar untuk mengokohkan barisan generasi muda NU, terutama di tahun transisi pemerintahan. Dia pun menegaskan apel kesetiaan ini tak terkait sama sekali dengan Muktamar PKB yang kebetulan juga digelar di Bali pada waktu bersamaan.

"Apel kesetiaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan agenda politik praktis mana pun, termasuk PKB. Panggilan kepada dua badan otonom NU ini dirasa perlu dan perlu dilakukan karena tahun 2024 adalah tahun yang sangat penting bagi generasi muda terlibat dalam membangun pondasi kuat menuju Indonesia Emas 2045," kata Addin, dalam keterangan tertulisnya.(han)