Ketua Komisi X DPR Minta Erick Thohir Selesaikan Persoalan Kericuhan di Luar Area Stadion Jatidiri Semarang

Huda meminta semua stakeholder terkait untuk berkaca dari kasus tragedi Kanjuruhan. Dia berharap tragedi Kanjuruhan itu betul-betul menjadi rujukan untuk evaluasi penyelenggaraan event sepak bola di tanah air.

Feb 18, 2023 - 17:05
Ketua Komisi X DPR Minta Erick Thohir Selesaikan Persoalan Kericuhan di Luar Area Stadion Jatidiri Semarang
Syaiful Huda / Ist

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kericuhan terjadi saat laga PSIS vs Persis Solo di luar area Stadion Jatidiri Semarang. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta Ketum PSSI Erick Thohir turun untuk menyelesaikan secara langsung apa yang menjadi persoalan kericuhan.

Awalnya, Huda meminta semua stakeholder terkait untuk berkaca dari kasus tragedi Kanjuruhan. Dia berharap tragedi Kanjuruhan itu betul-betul menjadi rujukan untuk evaluasi penyelenggaraan event sepak bola di tanah air.

"Satu kita berharap semua stakeholder sepakbola mengambil pelajaran maha penting dari peristiwa Kanjuruhan. Peristiwa Kanjuhan itu kan mengirimkan pesan satu penyelenggaraan event yang tidak memenuhi standar FIFA, kedua kalau kita evaluasi itu tidak saling menahan diri berbagai pihak, dan seterusnya," kata Huda kepada wartawan, Jumat (17/2/2023).

"Menurut saya, kita ingin peristiwa Kanjuruhan betul-betul menjadi rujukan kita dalam upaya evaluasi penyelenggaraan event sepak bola kita, karena itu kita berhadap teman-teman suporter menahan diri, taati semua aturan yang sudah disepakati bersama. Kedua pihak polisi kita imbau untuk gunakan cara persuasif supaya tidak ada celah ketika ada pihak-pihak lain yang ingin memancing kerusuhan," lanjut Huda.

Huda lantas meminta ketua umum PSSI terpilih Erick Thohir untuk turun tangan dan melakukan pembenahan total. Kericuhan di Semarang ini, menurutnya, harus menjadi bahan untuk evaluasi secara menyeluruh.

BACA JUGA : Erick Thohir Akan Menjadi Pemimpin Induk Sepakbola Nasional...

"Jadi peristiwa di Semarang ini harus dicukupkan dan menjadi bahan evaluasi. Kita sudah punya kepemimpinan baru di PSSI, saya kira pembenahan total yang semua pihak tunduk terhadap aturan game yang sudah disepakati baik oleh suporter oleh pihak klub atau aparat keamanan dan seterusnya ini menjadi penting, rules of gamenya harus dipegang secara bersama," ucapnya.

Huda juga mendorong Erick Thohir untuk turun langsung ke lokasi dan duduk bersama pihak terkait. Sehingga bisa diselesaikan secara langsung.

"Saya kira nggak ada salahnya Mas Erick ambil langkah evaluasi dan menjadikan peristiwa bentrok di Semarang ini untuk dilakukan evaluasi langsung on the spot, panggil semua pihak, didudukkan bersama, dituntaskan supaya tidak ada celah ke depannya. Jangan sampai ada pihak yang tidak tunduk apa yang sudah menjadi rules of the game," ucapnya.

Dengan turunnya langsung Erick Thohir menurut Huda akan menjadi bukti ketegasan PSSI untuk membenahi persoalan yang ada di dalam sepak bola Indonesia. "Jadi sikap ketegasan menjadi penting buat saya, jadi sebagai starting poin menurut saya Mas Erick Thohir perlu merespons ini agar jelas apa yang harus di evaluasi ke depan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, kericuhan itu terjadi saat berlangsung laga PSIS Semarang vs Persis Solo. Menurut pssi.org, laga derby Jawa Tengah itu memang digelar tanpa penonton berdasarkan keputusan bersama dari Panitia Pelaksana, manajemen PSIS dan Persis serta aparat Kepolisian.

Meski demikian, sejumlah suporter tuan rumah tetap ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga di stadion secara langsung

Respons Erick Thohir

Erick Thohir langsung merespons peristiwa tersebut. Dia meminta seluruh pihak untuk tenang.

"Saya sudah berkomunikasi dengan pihak aparat, panpel, dan manajemen kedua tim. Saya meminta kepada seluruh pihak untuk tenang," kata Erick di Jakarta, dikutip dari situs resmi PSSI, pssi.org, Jumat (17/2/2023) malam.

Erick memahami kekecewaan para suporter yang hendak menyaksikan tim kesayangannya berlaga. Erick mengaku akan segera mencari solusi agar pertandingan sepakbola dapat dinikmati dengan tenang dan nyaman oleh semua pihak.

Menurut Erick, suporter Semarang dan Solo selama ini menjadi contoh dalam membangun rivalitas yang sehat. "Suporter Semarang dan Solo itu seduluran. Makanya ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko pada setiap laga," ucap Erick.

Erick juga meminta aparat keamanan bertindak persuasif dan belajar dari pengalaman akan tragedi Kanjuruhan.

Dia meyakini aparat keamanan juga mampu berusaha maksimal dalam menenangkan massa tanpa tindakan represif, terlebih dengan menggunakan gas air mata.

"Saya minta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih, niat kita sama untuk sepakbola yang aman dan nyaman untuk semua,"ujar Erick. (ros)