Ketika Pemkot Malang Berencana Membangun SMP Negeri Baru, Penolakan Menggema Dimana-mana

“Kalau kebijakannya seperti itu, Walikota hanya berpikir di Malang ini hanya ada sekolah negeri, sedangkan kami para pendidik dan sekolah dari kalangan swasta tak masuk dalam hitungan, bagaimana agar bisa hidup dan menghidupi seluruh guru dan karyawannya,” imbuhnya.

Nov 4, 2022 - 02:23
Ketika Pemkot Malang Berencana Membangun SMP Negeri Baru, Penolakan Menggema Dimana-mana

NUSADAILY.COM – MALANG – Drs. Idham Kholid M.Pd. Ketua Dewan Penasehat, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Tsanawiyah swasta Kota Malang, menolak mentah-mentah rencana Pemkot Malang membangun atau menambah SMP Negeri baru dengan alasan untuk menampung lulusan Sekolah Dasar yang kian membludak.

Dikatakan, langkah yang diambil Walikota Malang Sutiaji, berniat membangun atau menambah SMP Negeri baru sangat tidak tepat dan tanpa didasari kajian kebutuhan sarana belajar-mengajar yang komprehensip.

“Saya pikir langklah Walikota kurang tepat, mestinya kebijakan seorang Walikota tak hanya berpikir bagaimana menampung lulusan SD di sekolah negeri, beliau harus menghitung secara cermat berapa lulusan SD, berapa daya tampung SMP Negeri dan berapa daya tampung SMP Swasta. Jangan asal nambah atau bangun dong,” katanya.

Ditambahkan, sejatinya, Walikota adalah pemimpin yang menaungi segenap kepentingan seluruh warga yang ada di Kota Malang.

“Kalau kebijakannya seperti itu, Walikota hanya berpikir di Malang ini hanya ada sekolah negeri, sedangkan kami para pendidik dan sekolah dari kalangan swasta tak masuk dalam hitungan, bagaimana agar bisa hidup dan menghidupi seluruh guru dan karyawannya,” imbuhnya.

MKKS SMP dan Tsanawiyah Swasta Kota Malang, meminta kepada Walikota agar mengkaji ulang niatnya menambah atau membangun sekolah baru.

“Saya yakin ini Walikota tak mampu menghindar dari desakan kelompok tertentu dengan kepentingan tertentu pula,” katanya tanpa menjelaskan siapa kelompok tertentu tersebut.

Idham menambahkan, pihaknya sudah pernah melakukan hearing dengan Dinas Pendidikan yang di mediasi oleh Dewan. “Tapi ya tetap, kami semua menolak rencana penambahan maupun pembangunan SMP baru,” katanya.

Ketika ditanya jika penolakannya tak diindahkan oleh Pemkot Malang, Idham berencana akan menempuh langkah lain tanpa merinci langkahnya. “Masak kami para guru akan demo, kan ya gak mungkin,” pungkasnya.

DPRD Tak Satu Suara

Dihubungi terpisah Anggota Komisi IV, DPRD Kota Malang Suryadi, yang membidangi Pendidikan, se kendang se penarian dengan MKKS SMP Swasta, yang tak sepaham dengan niat Sutiaji menambah atau membangun sekolah SMP baru.

Mestinya, kata politisi Golkar ini, Walikota memaksimalkan sekolah-sekolah yang sudah ada. “Kalau tidak bisa masuk negeri, ya kan ada sekolah swasta. Tinggal bagaimana pemerintah kota menaikkan pamor sekolah swasta agar diminati dan menjadi tujuan utama para orang tua,” kata Suryadi.

Suryadi menyebut, dirinya sudah sejak awal tak setuju dengan adanya pembangunan SMP Negeri baru. “Karena itu hanya akan membunuh sekolah swasta yang akibatnya akan muncul pengangguran-pengangguran terdidik baru di Kota Malang,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam diskusi KAHMI Forum edisi Selasa, (1/11) terendus kabar, Pemkot tersirat ‘ngotot’ akan menambah SMP Negeri baru tanpa berpikir bahwa langkah yang diambil itu akan membunuh sekolah swasta.

“Beberapa kawan KAHMI mempertanyakan, apakah memang sudah semendesak itu membangun SMP Negeri baru. Atau jangan-jangan hanya untuk menampung titipan siswa dari kelompok tertentu saat penerimaan siswa baru,” imbuhnya.

Seharusnya, rencana penambahan lembaga pendidikan terutama SMP negeri baru di kota Malang, harus dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap kelayakan dan pengaruhnya pada eksistensi SMP swasta yang ada.

“Lebih baik Pemkot memfokuskan diri terhadap peningkatan kesejahteran tenaga pendidik dan dukungan terhadap lembaga-lembaga pendidikan swasta,” katanya.

Sementara peserta lain menimpali, “jangan sampai Walikota hanya menjadi tukang stempel dari para pemborong pencari rente dengan adanya pembangunan proyek sekolah baru”.

Ini Poin Rekomendasi KAHMI Forum soal Malang sebagai Kota Pendidikan

1. Melakukan edukasi/ meningkatkan rasa penghargaan (awareness) warga Kota Malang terhadap para pelajar, mahasiswa yang datang dari luar daerah, yang diharapkan akan menambah citra positif Kota Malang sebagai tujuan tempat pendidikan;

2. Pemda diharapakan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang memiliki visi untuk menunjang citra kota pendidikan yang lebih unggul dari daerah-daerah lain seperti; Perpustakaan kota yang lengkap, nyaman dan modern. Taman-taman kota idealnya di desain untuk dapat juga difungsikan sebagai wahana pendidikan (misal: Taman literasi);

3. Para pelajar/mahasiswa yang datang dari berbagai daerah telah berkontribusi dalam menggerakan ekonomi warga dalam skala yang besar. Oleh sebab itu, perlu diberikan insentif (kickback) misalnya berupa fasilitas beasiswa bagi yang berprestasi dan dukungan lain yang sebagai bentuk atensi pemerintah daerah;

4. Untuk pendidikan jenjang PAUD, SD dan SMP perlu dicarikan formulasi agar output dari Kota Malang memiliki nilai lebih (added value) dibanding daerah lain. (misal; pembelajaran Billingual atau penguasaan teknologi informasi)

5. Pemerintah perlu memperhatikan aspek kesejahteraan para pendidik dan mendukung perkembangan dan kesehatan lembaga-lembaga pendidikan swasta;

6. Dalam rencana penambahan lembaga pendidikan SMP negeri di kota Malang, Kahmi Forum merekomendasikan agar dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap kelayakan dan pengaruhnya pada eksistensi SMP swasta yang ada. Sambil menunggu hasil kajian yang lebih komprehensif, pemda diharapkan memfokuskan diri terhadap peningkatan kesejahteran tenaga pendidik dan dukungan terhadap lembaga-lembaga pendidikan swasta;

7. Pemda perlu mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan perguruan tinggi  dalam rangka berbagi tugas dan saling mendukung untuk mempertahankan visi kota Malang sebagai tempat tujuan utama pendidikan terfavorit.

Dalam diskusi yang dihadiri sekitar 30 peserta tersebut, hadir pula diantaranya beberapa Presidium Kahmi Kota Malang antara lain Arief Bahtiar, Asep Sunandar, sekretaris Kahmi Kota Malang Cecep lili dan pengurus Kahmi lainnya.(wan)