Ketika Kebaya Biru Megawati saat Duduk Semeja Dimaknai Tawaran ‘Perdamaian’ ke SBY

"Dalam semiotika, pakaian bisa dibaca sebagai kode komunikasi. Pakaian memberi informasi tentang identitas pemakainya. Kemeja batik biru bagi SBY tentu dapat segera dibaca sebagai kode identitas politik," kata Acep kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Nov 17, 2022 - 16:58
Ketika Kebaya Biru Megawati saat Duduk Semeja Dimaknai Tawaran ‘Perdamaian’ ke SBY

NUSADAILY.COM – NUSA DUA – Pakar semiotika Institut Teknologi Bandung (ITB), Acep Iwan Saidi, memberikan analisis kalau pakaian formal Megawati dan SBY itu mengandung makna politis masing-masing.

Kalau SBY katanya tentu senada dengan warna partai politiknya, yakni Partai Demokrat. Sementara Megawati sedang tidak membawa identitas politiknya.

"Dalam semiotika, pakaian bisa dibaca sebagai kode komunikasi. Pakaian memberi informasi tentang identitas pemakainya. Kemeja batik biru bagi SBY tentu dapat segera dibaca sebagai kode identitas politik," kata Acep kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

"SBY sedang mengatakan bahwa beliau adalah 'Partai Demokrat'. Identitas ini yang hendak dibawa ke dalam pertemuan tersebut," lanjutnya.

Hal ini berbeda dengan Megawati. Menurut Acep, Megawati justru tidak sedang membawa identitas politiknya di forum internasional tersebut. Megawati disebut sedang mengedepankan kebersamaan nasional di pertemuan itu.

"Di sisi lain, menarik warna kebaya biru yang digunakan Megawati. Dengan kebaya tersebut Mega tidak membawa identitas politiknya, PDIP. Banyak kemungkinan kode yang ingin dikirim. Salah satunya, Mega menyikapi pertemuan G20 bukan sebagai pertemuan yang harus mengedepankan panji-panji politik lokal," kata Acep.

"Alih-alih, ia justru harus mengedepankan kebersamaan nasional. Untuk itu, Megawati melepas identitas partainya," lanjutnya.

Namun, Acep menyebut kebaya biru Megawati tak dapat dilepaskan dengan situasi perpolitikan nasional hari ini. Menurutnya, warna setelan Megawati bisa diartikan sedang menawarkan 'persahabatan' dengan SBY.

"Masalahnya, biru adalah milik SBY sehingga ketika kebaya biru Mega dipertemukan dengan batik biru SBY dalam satu meja, nuansa politiknya jadi tidak terhindarkan. Dalam konteks politik nasional yang kian memanas belakangan ini, kebaya biru Mega seperti sedang menawarkan 'persahabatan' dengan SBY," ujarnya.

Seperti diberitakan Nusadaily.com sebelumnya, Warna batik yang dikenakan oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat semeja dalam rangkaian acara KTT G20 di Bali menjadi perhatian.

Megawati dan SBY tampak mengenakan warga batik yang senada yakni berwarna biru. Begini analisis dibalik kesamaan warna ini.

Acep lalu menyinggung keberadaan Puan di momen itu, namun tidak ada AHY. Acep mengatakan kode politis yang bisa ditangkap yakni Megawati sedang membawa Puan untuk AHY.

"Sayang di situ tidak ada AHY, hanya ada Puan. Tapi pun demikian, hal tersebut bisa saja dibaca, Mega tengah 'membawa Puan untuk AHY'," lanjutnya.

Namun Acep menilai hal itu hampir tidak rasional jika melihat realitas politik yang ada. Acep mengatakan bisa jadi kebaya biru Megawati sedang 'mengarah' pada hal lain.

"Menyandingkan Puan dengan AHY sebenarnya nyaris tidak rasional. Realitas politiknya tidak mendukung untuk menuju kemenangan. Dan tampaknya ini disadari juga oleh Mega," kata Acep.

"Mengingat hal ini, kebaya biru Mega tampaknya memang bukan mengarah ke sana. Sebagai seorang politisi senior, dengan kebaya biru itu bisa saja Mega sedang menyasar yang lain, setidaknya untuk memainkan suhu politik dan menarik kamera media untuk mengarah kepadanya," imbuhnya.

Selain kode-kode politis dari setelan Megawati dan SBY, Acep juga menganalisis gesture keduanya. Acep menilai pose tubuh SBY yang seluruhnya menghadap kamera saat dipotret, dianggap sedang 'menghindar' dari Megawati.

"Pose ini menyebabkan SBY tidak berhadapan langsung dengan Mega yang duduk menghadap dia di seberangnya. SBY, dengan begitu, seolah menghindar dari Mega. SBY tampak kurang enjoy duduk di situ," kata Acep.

Lebih lanjut, Acep menilai komunikasi Megawati dan SBY yang tampak canggung saat bertemu. Hal itu tidak mengherankan mengingat relasi keduanya yang diisukan tidak harmonis sejak lama.

"Di situ tampak ada semacam relasi komunikasi yang canggung antara SBY dan Mega. Dan kita tahu, di media, relasi politik kedua tokoh ini sejak lama memang tidak harmonis," ujar Acep mengakhiri analisisnya.

Dalam foto yang diterima di momen itu Megawati dan SBY sedang duduk dalam satu meja bundar bersama tokoh nasional lainnya. Terlihat mereka mengenakan batik berkelir senada, yakni biru dan merah.

SBY yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mengenakan batik berkelir biru. Tak hanya SBY, Megawati yang duduk di seberang SBY pun mengenakan warna batik yang sama, biru.

Megawati duduk di samping Hamzah Haz, sedangkan SBY ada di posisi seberang kursi Megawati. SBY dan Megawati tersenyum ketika diabadikan dalam foto.

Selain SBY dan Megawati, tampak Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla dan istri di meja itu. JK tampak mengenakan batik berwarna merah, sedangkan istrinya berbatik biru.

Di meja tersebut, ada juga Ketua DPR RI Puan Maharani dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno. Setelan yang dikenakan Puan agak berbeda dengan yang lain. Puan tampak elegan dengan baju hitamnya.(han)