Kesaksian WNI Jadi Korban Gempa Turki: Baru Tidur 17 Menit, Langsung Lari

Gempa berkekuatan M 7,8 menggoyang Turki. Seorang WNI yang berkuliah di sana, mengisahkan betapa ngerinya gempa itu. Dia yang baru tidur, langsung lari. Gempa Turki menewaskan ribuan orang. Tidak hanya warga Turki, tetapi juga warga dari berbagai negara lainnya yang saat itu berada di Turki. Gempa dengan kekuatan yang sangat dasyat itu membuat banyak bangunan rata dengan tanah.

Feb 10, 2023 - 10:00
Kesaksian WNI Jadi Korban Gempa Turki: Baru Tidur 17 Menit, Langsung Lari
(Foto: Getty Images)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Gempa berkekuatan M 7,8 menggoyang Turki. Seorang WNI yang berkuliah di sana, mengisahkan betapa ngerinya gempa itu. Dia yang baru tidur, langsung lari.

Gempa Turki menewaskan ribuan orang. Tidak hanya warga Turki, tetapi juga warga dari berbagai negara lainnya yang saat itu berada di Turki. Gempa dengan kekuatan yang sangat dasyat itu membuat banyak bangunan rata dengan tanah.

Ngerinya bencana dahsyat itu diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa Indonesia yang berhasil selamat dari bencana itu. Dia bernama Taj Yazi Fariq Muhammad. Taj Yazi merupakan mahasiswa asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Selama ini Taj Yazi menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Gaziantep, Turki. Dan ia baru masuk semester pertama. Saat terjadinya gempa pertama, ia masih berada di dalam apartemennya seorang diri. Gempa terjadi pukul 04.17 waktu setempat. saat itu dirnya baru tidur 17 menit.

"Saya berada di apartemen saya sendirian, gempa terjadi pukul 04.17 (waktu Turki). Saya baru saja tidur pukul 4 tepat," kata Taj.

Menurutnya getaran gempa begitu besar hingga membuatnya panik. Ia pun langsung mengemas barang-barang termasuk dokumen penting dan segera keluar dari apartemennya.

"Saya berlari menuju keluar gedung karena warga lokal yang tinggal satu apartemen dengan saya pun ikut berlari keluar," ungkapnya.

Kepanikan, akibat getaran gempa pun terjadi di mana-mana. Kuatnya guncangan gempa membuat sejumlah bangunan roboh. Namun, apartemen yang ditempatinya masih kokoh berdiri. Taj selanjutnya mencari lokasi yang aman di luar gedung. Ia bersama para mahasiswa WNI lainnya berkumpul di dua titik berbeda.

"Kita berkumpul di masjid dekat kampus kami. Awalnya kita mengumpul di 2 titik berbeda karena ada 15 mahasiswa (WNI) cukup jauh (jaraknya)," katanya.

Dari titik masjid ini, kemudian ia berpindah kembali ke lokasi pengungsian yakni di kampusnya, bersama teman-teman yang lainnya. Jumlah total mahasiswa (WNI) di lokasi setempat, ada 29 mahasiswa.

Dievakuasi KBRI Ankara
Usai terjadi gempa pertama, saat di pengungsian, Taj merasakan gempa susulan. Karena lokasi Kota Gaziantep merupakan salah satu titik gempa. Kemudian, para mahasiswa dan WNI lainnya ini oleh KBRI dievakuasi ke Ibukota Ankara, agar lebih aman.

"Semalam kami telah dievakuasi oleh KBRI untuk dibawa ke Ibukota Ankara agar lebih aman. Alhamdulillah, sekarang kami sudah di wisma KBRI, bersama pengungsi dari kota lain juga," kata Taj.

Ditanya mengenai masih adanya gempa susulan, Taj menyampaikan dirinya saat ini ia berada jauh dari lokasi semula dan tidak merasakan ada gempa susulan. Pihak Dubes telah melakukan evakuasi WNI ke lokasi yang jauh agar lebih aman.

"Semalam pak Dubes datang ke kota kami untuk memberikan logistik dan evakuasi," kata Taj.

"Saya sekarang posisi sudah dievakuasi. Lokasinya jauh dari sebelumnya. Jadi kurang tahu untuk gempa susulannya," jelasnya.(eky)