Kericuhan Buntut Relokasi Pedagang Pasar Rengasdengklok

Mengutip dari Antara, kericuhan itu bermula saat para pedagang Rengasdengklok bersama kelompok masyarakat mengadang petugas gabungan yang terdiri atas Satpol PP dan TNI.

Dec 8, 2022 - 17:49
Kericuhan Buntut Relokasi Pedagang Pasar Rengasdengklok
Kronologi Kericuhan Pedagang Pasar Rengasdengklok

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kericuhan terjadi saat proses relokasi pedagang di Pasar Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (7/12).
Bupati Karawang Cellica Nurrachadian pun menuding kericuhan yang terjadi hingga menimbulkan korban luka di pihak aparat itu dipicu provokasi pihak kelompok organisasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Mengutip dari Antara, kericuhan itu bermula saat para pedagang Rengasdengklok bersama kelompok masyarakat mengadang petugas gabungan yang terdiri atas Satpol PP dan TNI.

BACA JUGA : Dicecar Hakim soal 7 Tembakan di Tubuh Brigadir J, Sambo...

Aksi pengadangan petugas itu disebut sebagai bentuk penolakan relokasi ke pasar yang baru itu dilakukan dengan membakar ban dan petasan di tengah jalan.

Selain itu, para pedagang yang bergabung dengan kelompok masyarakat juga melempari petugas dan para pejabat Pemkab Karawang.

Bupati Karawang soal Kerusuhan di Rengasdengklok: Kami Diserang
Celica mengatakan dirinya bersama Ketua DPRD, Dandim, Kajari, Wakapolres, dan Sekda datang ke pasar tersebut untuk berdialog dengan para pedagang yang akan direlokasi.

Namun, kata dia, rombongan justru mendapat perlawanan.

"Kami sangat menyesalkan niat baik kami untuk menata Rengasdengklok agar lebih rapi, tertata dan nyaman dibalas dengan lemparan batu, petasan, botol kaca, balok kayu serta acungan samurai dan senjata tajam," kata Cellica dalam akun instagram pribadinya.

Dia pun menuding ada kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memprovokasi atas nama pedagang sehingga terjadi kericuhan saat upaya relokasi pedagang pasar tersebut.

Ia menyampaikan  satu orang polisi terluka di bagian kepala karena lemparan batu, dan pecahan botol kaca.

"Karena ulah provokasi oknum, situasi kekeluargaan dan musyarawah yang seharusnya tercipta justru jadi ajang untuk menyerang kami yang tidak membawa apa-apa," katanya.

Menurut dia, provokasi oknum-oknum LSM itu telah membuat penataan pasar yang awalnya kondusif menjadi ricuh. Ia menyampaikan, akibat kejadian itu, satu anggota polisi terluka di bagian kepala, karena lemparan batu dan pecahan botol kaca.

"Puluhan anak-anak muda yang telah dicekoki minuman keras, dijadikan tameng untuk menyerang kami (saat proses relokasi, red.)," kata dia dalam keterangannya seperti dikutip dari Antara, Rabu lalu.

BACA JUGA : Gempa M 5,8 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa ke Wilayah...

Geger Ratu Adil Imam Mahdi Karawang, Bupati Cellica Terjunkan Aparat
Proses Sosialisasi
Ia mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan sosialisasi selama empat bulan kepada para pedagang. Selain itu, kata dia, pemerintah juga melakukan relaksasi pembiayaan hingga harga kios.

"Kami ingin para pedagang punya pasar yang rapih, rakyat sejahtera, dagangannya makin laris, tempat usahanya nyaman dan bersih, Dengkloknya lebih tertata, tidak jorok dan bau," kata Cecilia.

Sekretaris Daerah Karawang, Acep Jamhuri mengatakan imbas kericuhan itu, proses relokasi Pasar Rengasdengklok akan ditunda kembali. Para pedagang rencananya bakal direlokasi ke Pasar Proklamasi Rengasdengklok.

"Hari ini [Rabu] kita cooling down dulu, kan hari ini mereka merasa bisa memukul mundur aparat," kata Acep.

Duduk Bersama
Sementara itu Ketua Aliansi Ormas-LSM Karawang Suparno prihatin atas insiden penghadangan Muspida di Pasar Rengasdengklok.

Dilansir dari Antara, Suparno mengatakan seharusnya insiden itu tidak terjadi. Ia mengatakan persoalan relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi bisa diselesaikan dengan cara duduk bersama tanpa harus ada kekerasan.

Menurutnya, Aliansi Ormas-LSM Karawang mendukung penuh langkah Pemkab Karawang untuk melakukan penataan dengan cara merelokasi para pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi. Sebab, Pasar Rengasdengklok sudah terlalu lama dibiarkan semrawut.

Namun demikian, antara pemkab, para pedagang dan PT VIM (pengelola Pasar Proklamasi, red) harus kembali duduk bersama untuk mencari benang merah persoalan, serta solusi relokasi yang sampai hari ini belum disetujui oleh semua pedagang.

"Kami Aliansi merasa sangat prihatin dan menyayangkan kejadian penghadangan Muspida di Pasar Rengasdengklok hari ini. Sampai-sampai Bupati harus diamankan ke dalam mobil, karena dilempari botol, batu dan petasan oleh oknum pedagang dan oknum LSM yang membekinginya," kata Suparno.(ris)