Kemenkes Klaim Omicron Subvarian XXB Belum Ditemukan di RI

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi SARS-CoV-2 Omicron subvarian XBB belum ditemukan di Indonesia. Subvarian XBB disebut menjadi biang kerok pada tren peningkatan kasus infeksi virus corona dalam satu bulan terakhir di Singapura.

Oct 18, 2022 - 21:03
Kemenkes Klaim Omicron Subvarian XXB Belum Ditemukan di RI
Foto ilustrasi.

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi SARS-CoV-2 Omicron subvarian XBB belum ditemukan di Indonesia. Subvarian XBB disebut menjadi biang kerok pada tren peningkatan kasus infeksi virus corona dalam satu bulan terakhir di Singapura.

"Belum ada temuan [subvarian XBB] sampai saat ini ya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/10).

BACA JUGA : Korea Selatan Laporkan 23.583 Kasus Baru COVID-19

Nadia sebelumnya juga memastikan pemerintah akan terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalkan persebaran varian-varian baru yang muncul. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia.

"Ini akan menjadi kewaspadaan, karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus," ujarnya.

Subvarian XBB atau yang disebut juga dengan BA.2.10 ini telah terdeteksi di beberapa negara lain seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus lalu. Sejauh ini para ahli sepakat bahwa varian XBB lebih menular daripada subvarian lainnya.

BACA JUGA : Gejala Omicron BA.4 & BA.5 Ringan-Sedang, Ini Ciri-cirinya

Presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, Paul Tambyah mengatakan bahwa meski data pasti belum ditemukan, namun XBB kemungkinan lebih menular karena jumlah infeksi yang meningkat signifikan.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung juga mengatakan subvarian ini telah mendominasi kasus Covid-19 di Kota Singa. XBB menurutnya telah menyumbang sekitar 54 persen kasus lokal selama periode 3-9 Oktober di Singapura.(lal)