Kasus COVID-19 Menurun, 80 Juta Orang Diprediksi Mudik Lebaran Tahun Ini

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi akan ada 80 juta orang mudik Lebaran tahun ini. Pemicunya adalah kasus COVID-19 menurun, tidak adanya PPKM, serta keadaan ekonomi Indonesia yang membaik.

Feb 19, 2023 - 04:00
Kasus COVID-19 Menurun, 80 Juta Orang Diprediksi Mudik Lebaran Tahun Ini
Ilustrasi arus mudik. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi akan ada 80 juta orang mudik Lebaran tahun ini. Pemicunya adalah kasus COVID-19 menurun, tidak adanya PPKM, serta keadaan ekonomi Indonesia yang membaik.

"Pengelolaan arus mudik dan balik lebaran tahun ini sangat menantang yaitu bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu, yang prediksinya mencapai 80 juta orang. Lonjakan ini diprediksi akan terjadi karena tahun ini kasus Covid menurun, sudah tidak ada PPKM, dan keadaan ekonomi membaik," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangan tertulis Jumat (17/2/2023).

Mengantisipasi hal tersebut, Kemenhub telah melakukan berbagai langkah untuk menyiapkan penyelenggaraan angkutan lebaran 2023 sejak awal tahun. Hal ini dilakukan agar momen mudik idul fitri yang akan berlangsung mulai bulan April dapat berjalan dengan selamat, aman, nyaman, dan terkendali.

Beberapa langkahnya adalah menyiapkan survey potensi pergerakan mobilitas masyarakat selama angkutan lebaran 2023 dan melaksanakan inspeksi keselamatan (ramp check) pada sarana transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api. Di sektor darat, Kemenhub bersama KemenPUPR dan Korlantas Polri telah melakukan pengecekan kondisi jalur pantai selatan dan pantai utara Jawa.

Budi mengatakan bahwa penyelenggaraan angkutan lebaran dan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada 2022 lalu menjadi bekal penting untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan lebaran tahun ini. "Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik," ujarnya.

Selain itu, terdapat sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi. Pertama, jalur tol Jakarta ke arah Jawa tengah, dimana tol Cipali menjadi titik krusial di arus mudik maupun balik. Untuk itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Korlantas Polri.

"Kami yang membuat regulasi, tetapi penerapan rekayasa lalu lintas, maupun pengawasan dan penindakan dilakukan oleh Korlantas Polri, baik berupa contraflow, one way, dan rekayasa lainnya. Selain itu, penambahan rest area di jalur tol dari Jakarta ke arah timur juga perlu dilakukan, karena jumlahnya dinilai kurang," paparnya.

Kedua, di Pelabuhan Penyeberangan Merak sempat terjadi kepadataan saat penyelenggaraan angkutan lebaran tahun lalu.

"Sekarang sudah kami siapkan tambahan pelabuhan penyeberangan untuk mengalihkan kepadatan di Merak dan Bakauheni. Di Merak ada Pelabuhan Ciwandan dan di Sumatera kita siapkan Pelabuhan Panjang. Kita harapkan kepadatan di Merak-Bakauheni bisa terpecah," tuturnya.

Ketiga, terkait konektivitas udara yang diprediksi akan terjadi kepadatan di sejumlah bandara, seperti Bali, Makassar, Surabaya, dan Medan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk menggunakan pesawat berukuran besar (wide body) yang sekali angkut bisa 400 orang dan meningkatkan jam operasional pesawat dari biasanya 12 jam menjadi 18 jam sehingga rotasi pesawat bisa maksimal. Kami juga berkoordinasi dengan operator bandara untuk meningkatkan jam operasional bandara," ucapnya.

Terdapat hal lainnya yang disiapkan Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait untuk melancarkan penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini. Contohnya seperti menyiapkan armada transportasi publik untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan memfasilitasi program mudik gratis untuk menekan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.

Berdasarkan evaluasi penyelenggaraan angkutan lebaran tahun-tahun sebelumnya, faktor yang juga penting untuk menyukseskan penyelenggaraan angkutan lebaran yaitu sosialisasi dan dukungan dari media massa untuk menyampaikan informasi terkini terkait kebijakan dan juga mengedukasi masyarakat untuk merencanakan perjalanannya dengan baik.(eky)