Kanjuruhan, Duka, dan Kreativitas

Peristiwa 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang membawa duka yang mendalam. Peristiwa yang menelan ratusan korban jiwa usai pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya.

Oct 19, 2022 - 01:17
Kanjuruhan, Duka, dan Kreativitas
Tragedi Kanjuruhan (Foto: REUTERS)

Oleh: Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd.

Peristiwa 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang membawa duka yang mendalam. Peristiwa yang menelan ratusan korban jiwa usai pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya. Setidaknya, 130 orang meninggal dan kurang lebih 180 orang dirawat karena terluka. Kejadian itu akibat mereka berdesak-desakan untuk keluar dari sstadion dan sesak napas karena tembakan gas air mata. Peristiwa itu dinilai sebagai tragedi persepakbolaan yang menggegerkan dunia.

Duka Kanjuruhan tidak hanya sebatas pada para penikmat bola, tetapi juga sebagian besar lapisan masyarakat dari berbagai golongan serta berbagai komunitas memberikan rasa simpati dan empati. Mereka mengirim bunga dan doa menurut agama dan kepercayaannya sebagai ekspresi keprihatinan terhadap peristiwa tersebut. Sebagian besar di antara mereka menghendaki agar peristiwa pelanggaran batas kemanusiaan tersebut dituntut tuntas.

Dalam perkembangannya, tragedi Kanjuruhan menjadi duka dunia. Seperti disampaikan Gianni Infantino, Presiden FIFA, menyampaikan duka cita atas insiden itu. Melalui situs resminya, ia mengaku terpukul mendengar tragedi sepak bola di Kanjuruhan yang menelan banyak korban. Dianggapnya, peristiwa usai laga Arema vs Persebaya di  Kanjuruhan sebagai insiden tragis yang memilukan.

Sebagai ekspresi duka, peristiwa Kanjuruhan membuahkan sejumlah karya kreatif para seniman Indonesia. Peristiwa yang begitu menyisakan pilu, kesedihan, dan duka bagi masyarakat Indonesia, mengenang kejadian tersebut. Beberapa kreator berinisiatif mengekspresikan perasaannya sebagai refleksi peristiwa tragis di Kanjuruhan menjadi karya yang bernilai. Di antara mereka, Iwan Fals secara kreatif mengekspresikan perasaannya melalui lagu dan musiknya yang berjudul Kanjuruhan. Tidak hanya Iwan Fals untuk tragedi Kanjuruhan. Seniman yang lain juga menghadirkan lagu barunya, misalnya Pakdhe Baz feat Wakil Bupati Ngawi, belasungkawa Ngawi untuk Malang. Lirik Pakdhe Baz diungkapkan dalam bahasa Jawa, judul lagunya Kanjuruhan Malang. Berikutnya, melalui ChanelMu, song writer Pancal 15 dengan musik Pancal 15 menghadirkan lirik lagu berbahasa Jawa yang ditampilkan oleh Sindy Purbawati  dengan lagu berjudul Kanjuruhan Ninggal Pati dan lagu berjudul  Kidung Kanjuruhan.

Lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals dan dirilis setelah peristiwa tragedi terjadi  mampu mampu menggeser trending musik di youtube. Iwan Fals dalam lagunya memberikan penguatan pada baris-baris berikut.

 

Pergi pergilah kau dengan senang hati

Tak ada yang pernah siap melepasmu

Salam satu jiwa untuk prestasi

Salam penuh cinta untuk dunia

 

Pergi pergilah kau dengan senang hati

Tinggallah kami entahlah, bagaimana nanti

Salam satu jiwa untuk Sang Sepi

Smoga semua ini tak terulang lagi

 

Kanjuruhan banyak ajarkan

Tentang kebersamaan, tentang kepedulian

 

Kanjuruhan banyak ajarkan

Tentang kebodohan tentang kemunafikan

 

Sindi Purbawati melalui lagu berbahasa Jawa berjudul Kidung Kanjuruhan memberikan ungkapan puitis tentang hari kematian yang terjadi yang melanda manusia tak berdosa. Mereka meninggal di tempat karena mereka meninggal sesak napas. Di tempat itu, mereka berebut mencari keselamatan. Kesedihan berangsur memilu di dada. Kematian banyak orang dimetaforakan menjadi hujan tangis yang mengharukan, membuat rasa pangrasa jiwa bela sungkawa banyak orang yang diberikan kepada Singo Edan yang pemberani. Ya Tuhan meminta ampunan dosa padang jalan agar para korban bisa bersanding di singgasana surga-Mu. Tuhan berikan tabah dan sabar kepada saudara keluarga korban damai jiwa duduk bersama para orang suci.

 

Pada lagu Kanjuruhan Ninggal Pati yang dilantunkan oleh Sindi Purbawati memiliki inti pesan bahwa kejadian di stadion Kanjuruhan itu menggambarkan keangkaramurkaan manusia.

Manusia angkara murka dalam kejadian itu membuat tangis. Ada firasat buruk dalam mimpi, tetapi kanjuruhan ninggal pati. Kejadian di sana merupakan sebuah prahara yang tak bisa dihindari. Peristiwa itu bagaikan penderitaan yang tak dapat dihindari sehingga mengiris rasa hati. Kanjuruhan menyatu dalam hati. Hujan tangis Kanjuruhan ninggal pati. Akhirnya, kebahagiaan berubah.

Dari beberapa lagu tadi, berukut syair lagu dari Pakdhe Baz dalam belasungkawa Ngawi untuk Malang. Lirik Pakdhe Baz judul lagunya Kanjuruhan Malang seperti ini.

 

Aku durung isa percaya

Ragamu wis misah karo nyawa’eling kowe sedih rasane mili eluh iki aku durung bisa lali

Cerita iki ngiris ati kangen ning ora isa daktemoni duh gusti paring kuat ati kagem ngadepi kahanan iki

Kanjuruhan malang dadi tetangisan akeh wong kelangan akeh nyaw sing ilang

Kanjuruhan malang dadi tangisan akeh wong kelangan akeh nyawa sing ilang

 

Cerita iki ngiris ati kangen ning ora isa daktemoni duh gusti paring kuwat ati kagem ngadhepi kahanan iki

 

Kanjuruhan Malang dadi tetangisan akeh wong kelangan akeh nyawa  sing ilang

Kanjuruhan Malang dadi tangisan akeh wong kelangan akeh nyawa sing ilang

 

Sementara syair lagu Kanjuruhan yang diciptakan oleh Iwan Fals, sebuah syair lagu yang kuat nilai kepuitisannya begitu kuat dalam memberikan pesan moral kepada kita,  lengkapnya kurang lebih seperti ini:

 

Kanjuruhan

 

Kanjuruhan banyak ajarkan

Tentang kebersamaan, tentang kepedulian

Bunga-bunga yang bermekaran

Disirami airmata dan doa-doa

 

Pergi pergilah kau dengan senang hati

Tak ada yang pernah siap melepasmu

Salam satu jiwa untuk prestasi

Salam penuh cinta untuk dunia

 

Kanjuruhan banyak ajarkan

Tentang kebodohan tentang kemunafikan

Awan gelap kegembiraan

Smoga segra menyingkir, dari langitku

 

Pergi pergilah kau dengan senang hati

Tinggallah kami entahlah, bagaimana nanti

Salam satu jiwa untuk Sang Sepi

Smoga semua ini tak terulang lagi

 

Aum Singo Edan

Rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya

 

Malang nian ratusan jiwa melayang

Terinjak-injak kaki saudaranya sendiri

Malang nian gas airmata melayang

Nafas tersedak sesak diruang terkunci

 

Malang nian engkau duhai sayang

Tapi kuyakin "Tuhan tunjukan jalan"

Malang nian engkau wahai sayang

Tapi kuyakin jalanmu kan terang benderang

Dalam dunia seni tragedi Kanjuruhan tidak hanya muncul dari empat karya yang menjadi ulasan ini. Masih ada beberapa yang perlu ditelusuri lagi dengan judul dan pilihan kata yang diekspresikan dengan strategi tidak langsung. Kenangan itu begitu kuat. Kreativitas di bidang sastra pun pasti akan bermunculan, meskipun belum dibicarakan dalam tulisan ini. Sastra sebagai cerminan sosial, tragedi Kanjuruhan menjadi petanda peristiwa kemanusiaan yang menjadi perhatian serius sebagai refleksi, kritik, dekonstruksi, dan rekonstruksi sosial budaya, tidak hanya pada dunia persepakbolaan di Indonesia.

 

Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd. adalah dosen FBS, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, dan pengurus Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI). Tulisan ini disunting oleh Dr. Indayani, M.Pd., dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan pengurus PISHI.