Jokowi Mengungkapkan Kekecewaan Terhadap Ditjen Pajak Hingga Bea-Cukai

Jokowi mengungkapkan turut membaca komentar kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah karena peristiwa yang melibatkan Ditjen Pajak hingga Bea-Cukai

Mar 2, 2023 - 23:55
Jokowi Mengungkapkan Kekecewaan Terhadap Ditjen Pajak Hingga Bea-Cukai
Presiden Jokowi (Eva Savitri/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - menyoroti fenomena hedonis pejabat. Jokowi mengatakan pantas saja jika masyarakat kecewa terhadap pemerintah karena fenomena tersebut.
Hal itu diungkap Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023). Jokowi menekankan seluruh pejabat atau aparatur sipil negara (ASN) seharusnya memastikan rakyat terlayani secara efektif.

BACA JUGA : BPBD DKI Perbarui Data Banjir, Lima RT dan 3 Ruas Jalan...

"Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan bidang aparatur sipil negara dan reformasi birokrasi, inti reformasi birokrasi itu adalah rakyat terlayani, rakyat terlayani dengan baik, secara efektif, dan akuntabel," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan turut membaca komentar kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah karena peristiwa yang melibatkan Ditjen Pajak hingga Bea-Cukai. Dia meminta semua sektor, bukan hanya Pajak dan Bea-Cukai, untuk hati-hati.

"Dari komentar-komentar yang saya baca, baik di lapangan maupun di kementerian, di media sosial, karena peristiwa di Pajak dan di Bea-Cukai," ujarnya.dilansir dari detik.com 

BACA JUGA : Waduh! Badan Jalan di RA Kartini Cilandak Jakarta Selatan...

"Saya tahu betul mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita aparat pemerintah dan hati-hati, tidak hanya urusan pajak dan bea cukai, ada kepolisian dan juga aparat hukum lainnya terhadap birokrasi yang lainnya dan kalau seperti itu," lanjut Jokowi.

Jokowi mengatakan pantas saja jika masyarakat kecewa jika ada pelayanan yang dianggap tidak baik. Sementara itu, sikap pejabat hanya pamer kekuasaan.
"Ya kalau menurut saya, pantas rakyat kecewa karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian aparatnya perilakunya jemawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekuatan, pamer kekayaan, hedonis," ujarnya.(ris)