Petani Ngawi Menjerit, Pupuk Subsidi Sulit Hasil Panen Turun Harga Jual Anjlok

Akibat cuaca buruk dan pada saat pemupukan sulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi, padi tumbuh kurang maksimal dan kurus.

Mar 8, 2023 - 01:24
Petani Ngawi Menjerit, Pupuk Subsidi Sulit Hasil Panen Turun Harga Jual Anjlok
Foto : Petani di desa Gelung Kecamatan Paron Ngawi saat memanen padinya, Selasa (07/03/2023).

NUSADAILY.COM - NGAWI - Harga jual beras di pasaran saat ini sebenarnya masih tinggi, namun tidak berbanding lurus dengan harga jual gabah. Harga gabah di Kabupaten Ngawi Jawa Timur justru anjlok. Petani, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, bagaimana tidak, sudah harganya turun hasil panen pun merosot akibat terdampak cuaca buruk.

Sekilas tanaman padi milik petani di desa Gelung Kecamatan Paron Ngawi ini baik baik saja, namun bila disekati ternyata rusak akibat terdampak cuaca buruk. Akibatnya hasil panen turun hingga 50 persen.

Sukardi, petani setempat dari lahan seluas 7,4 hektar hanya menghasilkan kurang dari 20 ton gabah. Padahal biasanya bisa menghasilkan lebih dari 40 ton gabah.

"Pertama terdampak cuaca ya, seperti diketahui hujan terus menerus tiada henti. Kedua parahnya pada saat pemupukan kami kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi, padi tumbuh kurang maksimal jadinya kurus," kata Sukardi kepada nusadaily.com, Selasa (07/03/2023).

Hal serupa juga dialami oleh petani lain Sutrisno, produksi gabahnya turun kemudian harga anjlok beberapa hari terakhir. Harga pada tingkat petani hanya Rp3.800 hingga Rp4.200 per kilogram.

"Ya yang jelas rugi biaya produksi mahal, sedang pada saat panen murah. Sebelumnya kan harganya lebih dari Rp5 ribu per kilogram. Kini tinggal Rp3.800, kalau gabahnya bagus baru dihargai Rp4.200 perkilo. Padahal harga beras di pasaran masih diangak Rp13 ribu per kilogram, jelas tidak sebanding. Rugi rugi," ungkap Sutrisno.

Pantauan media ini pada sejumlah pasar di Ngawi, harga beras masih tinggi mencapai Rp13 ribu per kilogram. Warga yang kesulitan terpaksa harus berburu beras murah yang digelar Bulog dan Disperindag seharga Rp9.450 per kilogram.

Anehnya mahalnya harga beras tidak menjadikan petani untung, harga gabah mereka justru anjlok pada saat panen raya. Biaya garap dan konsumsi pupuk non subsidi akibat alokasi pupuk subsidi kurang turut memperparah kerugian petani Ngawi. (*/nto).