Jatim Memiliki Potensi Penambahan Dukungan yang Lebih Besar

Ada-lah (nama cawapres diusulkan) pasti, tergantung Pak Anies saja yang mana," ujar JK selepas menghadiri buka puasa bersama (bukber) di NasDem Tower

Mar 29, 2023 - 16:36
Jatim Memiliki Potensi Penambahan Dukungan yang Lebih Besar
Foto: Koalisi Perubahan untuk Persatuan (20Detik)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Partai NasDem, Demokrat, dan PKS punya pandangan berbeda terkait usulan tersebut.
JK mengakui beri usulan kepada Anies Baswedan selepas menghadiri buka puasa bersama (bukber) di NasDem Tower, Jakarta Pusat. Dia mengaku mengusulkan nama cawapres tapi tetap menyerahkan kepada Anies Baswedan

"Ada-lah (nama cawapres diusulkan) pasti, tergantung Pak Anies saja yang mana," ujar JK selepas menghadiri buka puasa bersama (bukber) di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).

BACA JUGA : Lalin Lenteng Agung Arah Tanjung Barat Macet Pagi Ini

Kendati begitu, JK menyebut belum mengetahui siapa tokoh yang akan dipilih Anies untuk menjadi cawapres. Menurutnya, cawapres yang cocok adalah yang paling berpotensi menambah suara untuk kemenangan Anies.

"Cocoknya kalau calon menambah suara dan bekerja sama nanti kalau menang," katanya.
Pada kesempatan itu, JK membantah dirinya mengusulkan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mendampingi Anies.

"Belum (mengusung nama Khofifah ke Anies)," imbuhnya.dilansir dari detik.com

NasDem
Partai NasDem buka suara terkait usulan Jusuf Kalla. Waketum NasDem Ahmad Ali menyebut JK cenderung mengusulkan tokoh dari Jawa Timur.

"Ya kalau Pak JK itu dia tidak pasti samalah, kan beberapa kali diskusi dengan beliau. Jadi beliau lebih melihat kepada kebutuhan Mas Anies itu apa," kata Ahmad Ali mengawali tanggapannya, Senin (27/3).

BACA JUGA : Peringatan HUT RI ke 78, Pemprov DKI Bakal Beri Kejutan...

Ali mengatakan JK mempertimbangkan sosok-sosok bacawapres yang dapat mengisi lumbung suara Anies yang dianggap masih lemah. Dia menyebut wilayah itu, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Nah sekali lagi Pak JK juga pada beberapa kali diskusi beliau kecenderungannya adalah memang memilih wakil yang bisa mengisi kekosongan di wilayah-wilayah di mana Mas Anies itu lemah suaranya," kata Ali.

"Katakanlah, ya, kita tidak bisa tutupi bahwa hari ini Mas Anies itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, itu lemah. Nah maka kalau Mas Anies ingin menang kontestasi ya harus menutupi kelemahannya," sambungnya.

Ali menyebut masukan soal cawapres Anies yang diberikan JK itu masih di tahap kriterianya, yakni tokoh dari Jawa Timur. Pasalnya, lanjut Ali, kedua wilayah itu terdapat banyak penduduk. Dia bahkan pesimistis Anies bisa memenangkan Pilpres 2024 apabila lumbung suara di Jawa Timur tetap lemah.

"Pak JK itu masukan, apa, pokoknya ya kita dari kriteria. Jadi kriterianya kalau kita sih harus orang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tokohnya dari Jawa Timur ya kan," kata Ali.

"Ya kan gini. Kalau orang ingin menang kan, Jawa Timur dan Jawa Tengah itu kan penduduknya banyak sekali. Kalau kemudian itu tidak menjadi pertimbangan saya pesimis Mas Anies bisa jadi pemenang," sambung Ali.

Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani juga mendengar usulan cawapres dari JK tersebut. Kamhar menyebut JK tidak memberikan nama, melainkan hanya kriteria.

"Sepengetahuan kami yang disampaikan Pak JK berupa pandangan agar yang menjadi Cawapres Mas Anies yang bisa memberikan kontribusi elektoral di Jawa Timur. Jadi bukan menyetorkan nama," kata Kamhar dalam keterangannya, Senin (27/3).

Kamhar menilai alasan dasar Jusuf Kalla memberikan masukan itu karena elektoral Anies di Jawa Timur masih lemah. Hal itu terbukti dari hasil beberapa lembaga survei.

"Sebagaimana tercermin pada hasil berbagai lembaga survei, Mas Anies butuh pendamping yang bisa memberikan kontribusi elektoral, utamanya di daerah besar yang masih terbilang lemah seperti Jatim dan Jateng. Di antara Jatim dan Jateng, Jatim memiliki potensi penambahan dukungan yang lebih besar. Mungkin ini yang mendasari pemikiran dan usulan Pak JK," kata Kamhar.

Kamhar mengatakan masukan Jusuf Kalla itu selaras dengan apa yang tercatat di piagam kerja sama koalisi partai pro Anies. Yakni saling berkontribusi dalam pemenangan.

"Jadi apa yang disampaikan Pak JK berupa kriteria yang selaras dengan salah satu kriteria calon pendamping Mas Anies yang telah disepakati pada piagam kerjasama tiga partai, yaitu berkontribusi dalam pemenangan," ujarnya.

PKS
Sementara itu, PKS memberi pandangan lain. Bukan setuju atau tidak, tapi PKS memberikan apresiasi atas usulan JK kepada Anies Baswedan sebagai tanda perhatian.

"Pak JK berpengalaman dan bijak. Usaha memberi cawapres untuk Mas Anies tanda beliau concern dan memberi perhatian. Bagus bagi Mas Anies dapat dukungan dari Pak JK," kata Ketua DPP PKS Mardani saat dihubungi, Senin (27/3).
Menurut Mardani, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) membuka masukan dari siapapun. Namun, keputusan soal nama cawapres tetap ada di tangan Anies, dengan pertimbangan PKS, NasDem, dan Dermokrat selaku partai pengusung.

"Masukan dari manapun boleh dan baik. Tapi keputusan tetap diambil capres, dengan mempertimbangkan masukan utama dari parpol pengusung," katanya.(ris)