Israel Gelar Pemilu, PM Benjamin Netanyahu Ingin Kembali Berkuasa

Pemilu terbaru digelar di Israel menyusul kolapsnya koalisi 'perubahan' yang menyatukan delapan partai politik yang berbeda aliran

Nov 26, 2022 - 17:18

NUSADAILY.COM – TEL AVIV  - Warga Israel menggunakan hak suaranya dalam pemilihan parlemen yang digelar Selasa (1/11) waktu setempat. Ini menjadi pemilu kelima yang digelar Israel dalam waktu kurang dari empat tahun terakhir.

Seperti dilansir AFP, Selasa (1/11/2022), Perdana Menteri (PM) Yair Lapid berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya. Sementara mantan PM Benjamin Netanyahu telah berkampanye untuk kembali berkuasa dengan sekutu-sekutu sayap kanannya.

Dilansir dari detik.com, pemilu terbaru digelar di Israel menyusul kolapsnya koalisi 'perubahan' yang menyatukan delapan partai politik yang berbeda aliran, yang berhasil melengserkan Netanyahu tahun lalu, namun akhirnya gagal membawa stabilitas politik.

BACA JUGA : Hubungan Militer Rusia dan Iran Kian Mesra, Israel Ketakutan

Partai Yesh Atid yang menaungi Lapid sedikit tertinggal di belakang Partai Likud yang menaungi Netanyahu dalam jajak pendapat terbaru menjelang pemungutan suara yang digelar pada Selasa (1/11) waktu setempat.

Pemilu Israel kali ini diprediksi, seperti biasanya, akan diikuti dengan tawar-menawar politik yang rumit demi membangun koalisi pemerintahan.

Lapid yang mantan penyiar berita televisi, pada Senin (31/10) waktu setempat, berjanji akan 'melanjutkan apa yang telah kami mulai'.

"Kami akan memenangkan pemilu ini dengan satu-satunya cara yang kami tahu -- dengan bekerja lebih keras daripada orang lain," cetus Lapid.

BACA JUGA : Ini Senjata Iran yang Paling Ditakuti Oleh Amerika dan Israel

Namun dalam sistem politik di mana pergeseran hanya satu kursi saja dari total 120 kursi parlemen, atau Knesset yang diperebutkan dalam pemilu, bisa memperkuat koalisi yang berkuasa -- atau bisa memicu kebuntuan lebih lanjut dan kemungkinan pemilu baru -- hasilnya tetap tidak bisa dipastikan.

Netanyahu yang tengah diadili atas korupsi dan pelanggaran kepercayaan, telah berbicara kepada para pendukung partainya dari dalam bus kampanye yang antipeluru, berusaha meyakinkan mereka bahwa hanya dirinya yang bisa menjaga keamanan Israel.

"Saya meminta Anda untuk pergi ke semua teman Anda, semua tetangga Anda, semua kerabat Anda, dan memberitahu mereka bahwa tidak ada yang tetap di rumah," ucap Bibi, nama panggilan Netanyahu yang berusia 73 tahun ini, di hadapan pendukungnya.

Siapa pun yang dipilih untuk membentuk pemerintahan baru nantinya, tentu akan memerlukan dukungan dari banyak partai lebih kecil agar bisa memiliki peluang untuk merebut 61 kursi yang diperlukan untuk mendapatkan mayoritas dalam parlemen Israel.

Pemimpin ekstrem kanan Itamar Ben-Gvir mungkin menjadi kunci yang membantu Netanyahu kembali menjabat PM Israel, karena blok koalisi Zionisme Agama yang dipimpinnnya mendapatkan momentum dalam beberapa pekan terakhir dan menempati peringat ketiga dalam polling.

Ben-Gvis yang menghadapi puluhan dakwaan ujaran kebencian terhadap warga Arab, berargumen bahwa dirinya 'ada di sini untuk menyelamatkan negaranya'.(ros)