Intip Harta Kekayaan Bos KFC Indonesia

Feb 3, 2023 - 12:00
Intip Harta Kekayaan Bos KFC Indonesia
KFC Indonesia/Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kentucky Fried Chicken atau KFC adalah salah satu makanan cepat saji dengan jaringan terbesar di dunia. Di Indonesia, restoran cepat saji itu ada di bawah naungan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), perusahaan pemegang hak waralaba tunggal merek KFC Indonesia.

Dilansir dari situs resmi perusahaan, sebagai pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga Gelael pada 1978. Pada 1979, Perseroan mendapatkan akuisisi waralaba dengan pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.

Pembukaan gerai pertama terbukti sukses dan diikuti dengan pembukaan gerai-gerai selanjutnya di Jakarta dan ekspansi hingga ke sejumlah kota besar lainnya di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado.

Kemudian pada 1990, Salim Grup bergabung sebagai salah satu pemegang saham utama semakin mendorong inisiatif ekspansi bisnis Perseroan. Kemudian pada 1993 barulah Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), satu langkah untuk meningkatkan pertumbuhannya.

Kepemilikan saham mayoritas (80%) pada saat ini terdistribusi 43,84% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group dan 35,84% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan.

Saat ini perseroan sendiri telah memiliki sekitar 727 gerai KFC yang tersebar di 170 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Berkat keberhasilan ini lah keluarga Galael bisa memiliki kekayaan yang cukup berlimpah.

Bahkan, Ricardo Gelael yang merupakan pewaris generasi kedua dari perusahaan tersebut sempat masuk dalam jajaran 150 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2018 menurut Globe Asia.

Saat itu bos KFC tersebut tercatat berada di peringkat ke-133 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 185 juta atau setara Rp 2,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/dolar AS).(eky)