NUSADAILY.COM – CHINA – China mendesak para lansia untuk segera melakukan vaksinasi. Hal itu karena tingkat kematian yang tinggi pada lansia dalam gelombang kelima pandemi di Hong Kong.
“Pandemi Hong Kong telah memberi kita pelajaran yang sangat mendalam bahwa jika tingkat vaksinasi lansia sangat rendah, maka tingkat kematian kasus yang parah akan tinggi,” Wang Hesheng, wakil direktur Komisi Kesehatan Nasional dan direktur Pusat Nasional.
BACA JUGA: Polresta Jambi Vaksinasi Lansia Secara Simpatik dan Humanis
Hong Kong sedang memerangi gelombang terburuk dari pandemi lokal. Daerah itu melaporkan lebih dari 20.000 kasus baru yang dikonfirmasi pada 18 Maret 2022. Jadi, jumlah total infeksi lebih dari 1 juta sejak wabah dimulai.
Menurut Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, mayoritas dari mereka yang berusia di atas 60 tahun meninggal dalam gelombang Covid-19 saat ini. Melansir dari cankaoxiaoxi, 72,2% dari mereka belum melakukan vaksinasi.
BACA JUGA: Wakapolda Jatim Tinjau Vaksinasi Serentak Lamongan
Wang Hesheng mengatakan bahwa ada perbedaan besar antara vaksinasi dan non-vaksinasi. Hal itu dapat dilihat dari apa yang sedang terjadi di Hongkong saat ini.
Lebih dari 87% populasi di daratan Cina telah menyelesaikan seluruh program vaksinasi. Namun, tingkat vaksinasi lansia relatif rendah, terutama mereka yang berusia di atas 80 tahun.
Zeng Yixin, wakil direktur Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan bahwa per 17 Maret 2022, 86,6% lansia berusia 60 hingga 69 tahun telah menyelesaikan 2 tahap vaksinasi.
BACA JUGA: Vaksinasi Booster Covid-19 Kabupaten Bantul Mulai Pekan Depan dengan Prioritas Lansia
Sedangkan, 56,4% lainnya telah menyelesaikan vaksinasi booster. Mereka yang berusia 70 hingga 79 tahun belum divaksinasi dan mereka yang berusia di atas 80 tahun secara signifikan lebih sedikit divaksinasi.
Hanya 50,7% yang telah menyelesaikan vaksinasi lengkap dan 19,7% lainnya telah menyelesaikan booster.
BACA JUGA: Polresta Jambi Vaksinasi Lansia Secara Simpatik dan Humanis
Zeng Yixin mengatakan bahwa masih ada 52 juta lansia di atas usia 60 tahun yang belum menyelesaikan vaksinasi lengkap dan proporsi terbesar adalah di atas usia 80 tahun. Tingkat vaksinasi masih relatif rendah.
Menteri kesehatan telah berulang kali meminta untuk vaksinasi, tetapi mereka menolak.
Beberapa dari mereka khawatir bahwa vaksinasi dapat memperburuk penyakit bawaan. Selain itu, mereka juga berpikir jika tidak sering keluar rumah, maka risiko infeksinya menjadi rendah. Agar mereka yakin untuk vaksinasi, Zeng Yixin akan merilis lebih banyak data.
BACA JUGA: Menlu RI Dorong Percepatan Vaksinasi Untuk Antisipasi Omicron
Menurut sebuah laporan di situs Financial Times pada 19 Maret 2022, sekitar dua pertiga kasus parah Covid-19 di China berasal dari lansia yang belum divaksinasi.
Jerome Kim, direktur Institut Vaksin Internasional di Seoul mengatakan sangat penting untuk memvaksinasi mereka yang berisiko besar mengalami kematian.
“Anda tidak ingin berada dalam situasi seperti Hong Kong di mana, untuk alasan apa pun, 70 persen lansia telah memutuskan untuk tidak divaksinasi,” tambahnya.
BACA JUGA: Dongkrak Vaksinasi, Gubernur Gorontalo Gratiskan Minyak Goreng
Ada tanda-tanda bahwa dorongan pemerintah untuk mendapatkan lebih banyak lansia yang divaksinasi membuahkan hasil.
Staf medis di pusat vaksinasi distrik Daxing, Beijing mengatakan bahwa banyak lansia yang baru-baru ini datang untuk mendapatkan suntikan vaksin pertama mereka.
BACA JUGA: Vaksinasi di Tapsel, Kapolda Sumut: Jelang Ramadan Semua Harus Sehat
Sementara itu, pusat vaksinasi di distrik Chaoyang kehabisan stok vaksin setiap harinya. Dikarenakan meningkatnya jumlah orang yang datang untuk divaksinasi.(nd2/lna)