Integritas dan Martabat Guru di Tahun Politik
Integritas dan martabat guru di tahun politik menjadi yang sangat strategis. Di sinilah uji kejujuran dan prinsip-prinsip moral lainnya dalam sosok guru dipertaruhkan.
Oleh : Miftahul Khoiri*
Integritas dan martabat guru di tahun politik menjadi yang sangat strategis. Di sinilah uji kejujuran dan prinsip-prinsip moral lainnya dalam sosok guru dipertaruhkan. Kepedulian kita terhadap integritas guru apalagi di tahun politik menunjukkan kecintaan dan dedikasi yang tinggi atas profesi ini. Bahkan ia menjadi mahkota dari guru yang tidak ternilai harganya. Di tahun politik Ini suasana panas selalu memancar karena semua orang menginginkan adanya sosok pemimpin baru yang bisa membawa misi untuk kesejahteraan sosial. Apakah dunia guru kita juga terbawa arus oleh hal itu? Tentu tidak ada yang memungkiri bahwa semua aspek harus mengikuti suasana di tahun politik. Pertanyaannya bagaimana sosok guru yang bisa memberi pencerahan dan mengayomi setiap orang di tahun politik yang terkenal panas?
Apapun situasinya sosok seorang guru merupakan profesi yang terhormat. Tidak boleh ada yang mencederai profesi tersebut. Semua kehidupan termasuk di tahun politik ini harus dilandaskan pada prinsip moral dan etika agar selalu berpijak pada hati nurani dan penalaran sesuai dengan akal pikiran yang tercerahkan. Integritas yang merupakan tindakan dan pemikiran terhormat dari seorang guru tidak hanya mengendap dalam karakter pendidikan namun juga harus membumi dalam berbagai macam situasi termasuk sosial politik. Itu artinya hadirnya tahun politik yang membawa perbedaan pilihan harus disikapi dengan jiwa guru yang mengayomi. Sesama guru mungkin akan berbeda pandangan dan pilihan dalam dunia politik sebagai jalan demokrasi, namun atas dasar dan nama integritas semuanya harus bisa menjaga kehormatan seorang guru yang tidak boleh terjebak dalam politik kotor.
Bersikap ramah terhadap orang yang berbeda pilihan politik, disamping memberikan rasa hormat juga menunjukkan rasa mengayomi antar sesama. Meluangkan waktu untuk selalu berkomunikasi terhadap setiap orang yang memiliki pilihan politikmenandakan contoh seorang guru yang berintegritas. Tuntutan profesinya tidak hanya sekedar mengajar di ruang kelas, namun juga harus bisa menjadi agen yang membawa pengayoman kepada masyarakat yang berbeda politik. Inilah contoh guru yang menjaga kehormatannya sekaligus memiliki rasa respek yang tinggi terhadap semua orang tanpa terkecuali. Guru yang demikianlah sebagai contoh yang melakukan pilihan-pilihan kerja yang terbaik demi menjaga silaturahmi sekaligus memikirkan perasaan orang lain agar tidak terluka karena pilihan politik. Oleh karena itu, guru di tahun politik harus cerdas dalam memilah kata-kata serta membangun gagasan yang edukatif dalam bidang politik sehingga sifat pengayoman dan penghargaan yang tinggi terhadap kemanusiaan, akan selalu terpancar dalam dirinya.
Pembudayaan sikap integritas dimulai dengan sikap jujur dalam menunaikan tugas. Selalu belajar dari kesalahan masa lalu dan mengembangkan diri sebaik-baiknya di masa kini dan masa depan. Pengembangan diri tidak hanya berkaitan dengan intelektualitas namun juga berkaitan dengan penciptaan komunikasi yang difungsikan sebagai jembatan memediasi orang-orang yang berbeda politik. Jangan sampai terjadi di masyarakat adanya pembelahan karena perbedaan politik. Maka, peran guru disamping mengajar di dalam kelas juga menjadi seorang yang menengahi dan menjembatani agar tidak terjadi konflik atas adanya perbedaan
politik. Guru yang demikianlah, selalu mengedepankan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan masyarakat. Harusnya politik sebagai kendaraan untuk mempersatukan perbedaan serta memberikan jalan untuk membangun sebuah visi besar dalam memajukan masyarakat.
Guru harus bekerja keras untuk membangun kesadaran kolektif serta mendidik masyarakat untuk selalu menggunakan hati nurani dalam menentukan pilihan politik. Kesemuanya merupakan bentuk tanggung jawab dan martabat seorang guru yang harus selalu disuarakan kepada masyarakat. Sikap proaktif seperti ini yang akan bisa menjadi penyejuk di kala iklim politik yang panas.
Setiap orang yang membutuhkan pendidikan politik atas nama kemanusiaan, maka gurulah yang menjadi muara itu semua. Guru membantu masyarakat dalam mengambil pilihan politik yang cerdas. Sebab dengan cara demikianlah pilihan politik menjadi pesta demokrasi dalam arti yang sesungguhnya bukan hanya sekedar prosedural kegiatan politik praktis yang kehilangan makna hakikatnya. Kesabaran dan kehangatan komunikasi seorang guru yang akan mendorong itu semua sebagai bentuk penataan masyarakat menuju suatu komunitas yang berintegritas. Sikap tenang dan sabar menjadi sesuatu yang terus melekat dalam diri guru di tahun politik ini. Tidak mudah untuk menerapkannya namun juga ada optimisme dan keyakinan untuk bisa mempraktekkannya di ruang ruang sosial masyarakat.
Sikap dan perilaku yang baik dalam guru harus bisa dirasakan oleh orang lain. Hal itu bukan rahasia yang harus disimpan melainkan warisan yang harus selalu dipelajari dan dipraktekkan dari generasi ke generasi. Tindak lanjut dari itu semua adalah menjaga guru agar tetap pada relnya. Menjaga guru agar selalu menjadi manusia yang dengan nasehat- nasihatnya bisa mencegah terjadinya pertumpahan darah di tahun politik. Dengan berbagai arahannya mampu mendewasakan masyarakat untuk menikmati proses demokrasi sebagai bagian dari menjadi manusia yang unggul dan beradab.
Integritas dan martabat guru harus menjadi kode etik dan bagian yang tidak tergantikan dari profesionalitas seorang guru. Ini menjadi misi yang penting dan fundamental bagi guru untuk mencerdaskan semua masyarakat serta mampu membawa masyarakat menuju bangsa besar yang berhadapan secara intelektual dan moral. Walhasil, guru harus bisa menjadi contoh atau teladan positif bagi orang di sekelilingnya. Hal itu berangkat bukan dari keterpaksaan namun dari panggilan hati nurani seorang guru yang siap kapan pun memberikan hal-hal yang edukatif dan inspiratif dari dirinya kepada setiap orang.