Ini yang Terjadi Jika Tanggul di Jakarta Tak Dibangun

Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan pembangunan tanggul pantai di wilayah utara Jakarta. Dalam pembangunan tanggul ini, Kementerian PUPR mendapat jatah untuk menyelesaikan tanggul pantai dengan panjang sekitar 11 km.

Dec 30, 2022 - 03:00
Ini yang Terjadi Jika Tanggul di Jakarta Tak Dibangun
Foto: Tembok tanggul laut di pesisir Jakarta Utara. (Ilham Oktafian/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan pembangunan tanggul pantai di wilayah utara Jakarta. Dalam pembangunan tanggul ini, Kementerian PUPR mendapat jatah untuk menyelesaikan tanggul pantai dengan panjang sekitar 11 km.

Saat ini, pembangunan tanggul pantai yang telah direalisasikan sepanjang 3,7 km. Sisanya, sekitar 7,3 km akan dirampungkan tahun 2024.

Lalu, apa yang terjadi jika tanggul tak dibangun?

Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR Bob Arthur Lambogia menjelaskan, tanggul ini dibangun untuk mengatasi banjir rob di wilayah utara Jakarta. Saat ini, posisi ketinggian air saat pasang maksimal mencapai 1,9 meter.

Jika tanggul tidak dibangun, kata dia, wilayah pesisir Jakarta akan tergenang.

"Yang terjadi pada saat elevasi 1,9 meter, sedangkan elevasi daratan ada di bawah 1,9 meter, dia akan tergenang daerah pesisir. Daerah pesisir ada pusat-pusat perekonomian, industri, pelabuhan, ada pemukiman dan pusat-pusat perekonomian akan lumpuh kalau masuk air kan," jelasnya dilansir dari detikcom, Kamis (29/12/2022).

Maka itu, kata dia, wilayah utara ini perlu dilindungi. Apalagi, kata dia, banjir rob ini dampaknya akan semakin luas jika dikombinasikan dengan banjir yang berasal dari darat atau sungai.

"Itu dampaknya akan luas. Jalan-jalan akan tergenang, sehingga dia akan menyebabkan perekonomian sangat terhambat, perekonomian itu kan kerugian-kerugian terjadi. Sehingga kami dari Kementerian PUPR berpikir harus segera melakukan penanganan terhadap masalah-masalah ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan, tanggul pantai terhitung tinggi yakni mencapai 4,8 meter. Sementara, air pasang tertinggi 1,9 meter.

"Jadi kita sudah bangun 4,8 meter. Kita ada space 2 meter lebih. Jadi itu sudah mampu mengantisipasi rob dalam jangka waktu tertentu. Sambil melakukan pengamatan terus mengenai penurunan tanah atau land subsidence yang terjadi di Jakarta," ujarnya.

Jakarta sendiri menghadapi permasalahan berupa penurunan muka tanah. Hal itu menjadi salah satu pemicu banjir rob di wilayah utara Jakarta. Penurunan tanah di Jakarta sendiri bervariasi, ada yang 2 cm hingga 7 cm per tahun.

"Makanya kita membangun untuk antisipasi rob, sekalian rob yang terjadi kita antisipasi pembangunannya on going. Sambil kita antisipasi ke depan makanya kita bangun elevasi 4,8 meter, padahal elevasi muka air 1,9 meter tertinggi," ungkapnya.(eky)