Ini Fungsi Lithium, ‘Harta Karun Langka’ yang Dimiliki RI
"Sejauh ini sudah kerja sama dengan Eramet untuk penyelidikannya," kata Irwandy ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/5/2024).
![Ini Fungsi Lithium, ‘Harta Karun Langka’ yang Dimiliki RI](https://nusadaily.com/uploads/images/202405/image_870x_6647ea40af358.webp)
NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tengah menjalin kerja sama dengan perusahaan tambang dan metalurgi asal Prancis yakni Eramet untuk mencari potensi 'harta karun langka' dalam hal ini lithium di Wilayah Bledug Kuwu, Jawa Tengah.
Staf Khusus Kementerian ESDM Irwandy Arif menjelaskan pemerintah Indonesia melalui Badan Geologi telah meresmikan kerja sama strategis dengan Eramet. Ini dilakukan untuk penyelidikan mineral langka lithium yang ada di Bledug Kuwu.
"Sejauh ini sudah kerja sama dengan Eramet untuk penyelidikannya," kata Irwandy ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/5/2024).
Menurut Irwandy, kerja sama penyelidikan mengenai keberadaan lithium masih sebatas yang ada di Bledug Kuwu. Namun tidak menutup kemungkinan kerja sama akan dilanjutkan ke daerah-daerah lain yang mempunyai potensi keberadaan lithium. "Baru itu. Tapi sumber-sumber lain kan ada sebenarnya. Kayak di Sulawesi Barat. Itu mungkin berikutnya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, lithium menjadi salah satu bahan baku pembuatan baterai, dan baterai menjadi penting untuk komponen kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Sehingga, lithium menjadi sumber daya yang sedang dicari-cari dunia.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya juga sudah membeberkan, bahwa terdapat perusahaan asing yang tertarik untuk mengelola potensi 'harta karun langka' itu.
Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin menyampaikan mineral langka tersebut berlokasi di Bledug Kuwu, Grobogan Jawa tengah. Bledug Kuwu sendiri mempunyai fenomena semburan lumpur mirip Lapindo.
Meski demikian, Awaluddin tidak membeberkan secara rinci nama perusahaan yang dimaksud. "Ada dari internasional (perusahaan yang tertarik di Bledug Kuwu)," kata dia di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Awaluddin menilai kandungan mineral lithium yang berada di Bledug Kuwu digadang-gadang lebih menarik dibandingkan di Lumpur Lapindo. Karena itu, pihaknya akan memprioritaskan pencarian harta karun mineral langka yang ada di Bledug Kuwu terlebih dahulu.
"Sebenarnya kajian Bledug Kuwu sejak 2020, terputus Covid kita lanjut tahun ini 2023 dan menghasilkan beberapa hasil yang menggembirakan," ujarnya.
Di sisi lain, mineral lithium saat ini cukup penting untuk kemajuan industri baterai kendaraan listrik. Ia pun memproyeksikan, permintaan lithium akan naik 42 kali lipat dari kebutuhan seiring masifnya penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Kalau dulu mungkin barangnya ada tapi harganya kan komoditas naik hari ini, kita lihat berapa potensi yang ada hari ini termasuk di Kalimantan, di Babel, di Sumatera, termasuk di Bledug Kuwu. Mungkin dulu gak dilihat tapi hari ini semua pakai baterai listrik segala macam mobil pakai," katanya.(sir)