Ini Dugaan Penyebab Startup RI PHK Massal

Menjelang akhir 2022 sejumlah startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tercatat nama-nama besar seperti Shopee, GoTo, hingga Ruangguru melakukan PHK massal.

Nov 23, 2022 - 06:00
Ini Dugaan Penyebab Startup RI PHK Massal
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Menjelang akhir 2022 sejumlah startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tercatat nama-nama besar seperti Shopee, GoTo, hingga Ruangguru melakukan PHK massal.

Selain sulitnya pencairan dana baru dari investor, ancaman resesi global ditengarai memicu terjadinya PHK. Startup juga dinilai punya kebiasaan kurang bagus dalam operasionalnya.

BACA JUGA: Baru di-PHK Dipekerjakan lagi, Elon Musk Buat Twitter Miliki Gerakan Baru


"Tambah lagi kan memang di startup mereka punya kebiasaan yang nggak bagus. Misalnya, gaji jor-joran, fasilitas mewah, sewa sekian lantai untuk tempat seolah-olah biar kayak (kantor) Google," kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dilansir dari detikcom, Selasa (22/11/2022).

Menurutnya kebiasaan ini justru memberatkan perusahaan. Alhasil tren PHK massal terjadi, tak terkecuali ke decacorn seperti GoTo.

"Tidak ada perusahaan di Indonesia, startup decacorn, unicorn bisa survive dari perkembangan ekonomi dunia sekarang ini," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut fenomena overstaffing atau melakukan rekrutmen berlebihan menjadi penyebab PHK massal.

"Fenomena overstaffing atau melakukan rekrutmen secara agresif jadi salah satu penyebab akhirnya PHK massal terjadi," ungkap Bhima.

Bhima menilai founder dan CEO perusahaan bersikap terlalu over-optimistis. Nyatanya pasca pandemi COVID-19 reda, masyarakat kembali berbelanja di toko offline.

"Akibat overstaffing, biaya operasional membengkak dan menjadi beban keberlangsungan perusahaan digital," jelas Bhima.

BACA JUGA: Ini Sederet Perusahaan di Indonesia yang Melakukan PHK Massal Tahun 2022


Selain itu, upaya mempertahankan market lewat promo besar-besaran dinilai Bhima akan merugikan startup itu sendiri.

Terjadinya PHK massal jelas merugikan karyawan. Sementara founder startup dinilai bisa selamat.

"Ketika dapat investasi, yang pertama dapat untung founder-founder startup ini, yang unicorn decacorn, sudah selamat mereka," pungkas Heru.(eky)