Inara Rusli Minta Virgoun Bayar Nafkah Anak Rp 3 M, Biaya Pendidikan Paling Mahal?

Inara Rusli meminta Virgoun membayarkan nafkah anak sebesar Rp 110 juta per bulan dan Rp 10 miliar untuk nafkah mutah. Menurutnya, biaya untuk membesarkan anak-anaknya bisa tembus hingga Rp 3 miliar per anak.

Jun 2, 2023 - 09:00
Inara Rusli Minta Virgoun Bayar Nafkah Anak Rp 3 M, Biaya Pendidikan Paling Mahal?
Inara Rusli (YouTube/drRichard/ Metro Suara)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Inara Rusli meminta Virgoun membayarkan nafkah anak sebesar Rp 110 juta per bulan dan Rp 10 miliar untuk nafkah mutah. Menurutnya, biaya untuk membesarkan anak-anaknya bisa tembus hingga Rp 3 miliar per anak.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho berpandangan, permintaan Inara tersebut masih terbilang masuk akal dengan asumsi biaya terbesar membesarkan anak adalah komponen pendidikan.

Menurut Andy, untuk menghitung besaran biaya pendidikan anak, ada beberapa hal yang menjadi variable, salah satunya yakni inflasi biaya pendidikan. Adapun inflasinya bisa mencapai 10% per tahun.

"Inflasi biaya pendidikan adalah kira-kira 10% pertahun, dan dengan asumsi si anak masih balita, tinggal di Jakarta, maka kita bisa prediksi biaya pendidikan yang dibutuhkan," katanya kepada detikcom, Rabu (31/5/2023).

Menurutnya, hal ini juga didukung dengan riset yang dilakukan oleh salah satu media. Di dalamnya disebutkan, biaya pendidikan anak sejak TK hingga lulus kuliah di tahun 2022 bisa mencapai kisaran Rp 290 juta.

Sementara itu, lanjut Andy, bila dihitung menggunakan perhitungan time value of money untuk menyesuaikan dengan usia anak ketika nanti ia masuk sekolah, bisa mencapai Rp 1,3 M per anak. Besaran ini pun belum termasuk biaya tambahan lainnya seperti belanja seragam, buku, dan lain-lain. Dari perhitungan ini, menurutnya besaran Rp 3 miliar tersebut masuk akal.

"Jadi apabila Inara Rusli menyatakan bahwa biaya membesarkan anak bisa mencapai 3 M per anak, menurut saya masih masuk akal dengan mempertimbangkan sejumlah komponen di atas," ujarnya.

Sementara itu, Perencana Keuangan Risza Bambang mengatakan, biaya pendidikan menjadi salah satu yang memiliki tingkat inflasi paling tinggi, menyusul biaya kesehatan. Menurutnya, rata-rata inflasi bisa mencapai kurang lebih 20% per tahun jika di agregasi jangka panjang.

Risza sendiri berpandangan, perencanaan keuangan bergantung pada dua hal antara lain gaya hidup dan biaya hidup. Gaya hidup akan menentukan besar kecilnya biaya hidup. Semakin tinggi gaya hidup maka berbanding lurus dengan biaya hidup, dan semakin kecil gaya hidup maka semakin terkendali biaya hidup.

"Jika anak disekolahkan di sekolah dengan kurikulum internasional karena ditargetkan kuliah S1 di luar negeri maka biaya hidup untuk keperluan anak-anak lebih besar daripada biaya hidup jika sekolah nasional dengan target kuliah di Indonesia," katanya, saat dihubungi terpisah.

Selain itu, biasanya masih ada pula keperluan tambahan mencakup biaya ekstrakurikuler, kursus, uang jajan, pakaian, kesehatan, hingga hiburan. Dengan demikian, perhitungan tentang besaran biaya pendidikan sangat bergantung pada berbagai faktor serta tidak dapat serta merta disimpulkan kecukupannya.

"Semua itu (biaya pendidikan) tergantung pada kebutuhan vs keinginan, dan target masa depan, serta kemampuan dan cita-cita anak, dengan bimbingan dan arahan dari orang tua," ujar Risza.

Adapun biaya pendidikan sendiri, khususnya di Ibu Kota memang tidaklah murah, terutama untuk sekolah swasta. Dikutip dari data Tim Financial Expert CNBC Indonesia, berdasarkan hasil rangkuman biaya uang pangkal dari lima sekolah tahun 2022, rata-rata biaya uang pangkal Taman Kanak-Kanak (TK) bisa mencapai Rp 12,31 juta.

Sementara itu untuk rata-rata biaya uang pangkal SD berada pada rentang Rp 31,21 juta. Lalu untuk SMP, rata-rata biayanya mencapai Rp 36,8 juta. Terakhir untuk jenjang SMA, rata-rata uang pangkalnya mencapai Rp 30,07 juta.

Sedangkan untuk perkiraan biaya pendidikan anak jenjang tinggi, dihasilkan rata-rata biaya kuliah hingga lulus dari lima universitas swasta di ibu kota tahun 2022, besarannya mencapai Rp 179,57 jutaan.

Bila menggunakan asumsi perkiraan biaya menyekolahkan anak hingga dewasa yang tertera di atas, tanpa adanya kenaikan atau inflasi, total biaya pendidikan yang dikeluarkan orang tua bisa mencapai Rp 289,96 juta.

Sementara bila diasumsikan dengan adanya inflasi 10%, berdasarkan perhitungan Tim Financial Expert CNBC Indonesia, biayanya bisa mencapai Rp 1,3 miliar dengan asumsi anak masih berusia 0 tahun. Perhitungan ini tentu tidak termasuk biaya SPP yang dibayar secara rutin dan biaya belanja buku, seragam, dan lain sebagainya.

Dan ketahui pulalah bahwa ini hanyalah perhitungan kasar dari biaya pendidikan anak, belum termasuk biaya yang menyangkut kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan, maupun biaya-biaya lain yang berkaitan dengan hiburan.(eky)