IEE Series 2024 - Engineering Week :  Platform Bagi Sektor Utama Mendorong Keberlanjutan Industri

Platform diskusi dan diseminasi informasi di sektor utama seperti tambang, konstruksi dan pembangunan, pengecoran logam, serta industri minyak dan gas menghiasi gelaran Pameran Energy & Engineering Series 2024.

Sep 13, 2024 - 05:34
IEE Series 2024 - Engineering Week :  Platform Bagi Sektor Utama Mendorong Keberlanjutan Industri
Suasana pameran  IEE Series 2024 - Engineering Week hari kedua

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Platform diskusi dan diseminasi informasi di sektor utama seperti tambang, konstruksi dan pembangunan, pengecoran logam, serta industri minyak dan gas menghiasi gelaran Pameran Energy & Engineering Series 2024.

Acara  yang berlangsung selama empat hari mulai 11-14 September 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta itu  banyak mendatangkan nara sumber dari berbagai kalangan Diantaranya para akademisi, pelaku industri dan perwakilan asosiasi.

Mulai dari, Engineering Forum untuk sektor tambang, kemudian ada dari para kontruksi yaitu GIFA-METEC Tech Talk, Construction Talk, Mining Talk Heavy Equipment Professional Summit.Serta OGI (Oil & Gas Talk) Tech-Talk, BIM (Building Information Modeling) Talk, dan  Drone Talkshow untuk keamanan industri.

Di hari kedua pameran digelar seminar Engineering Forum yang diselenggarakan oleh Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Dengan  mengangkat topik “Reliable Decarbonization and Energy Efficiency in Mining”.

Forum diskusi ini dimaksudkan untuk menyatukan berbagai pemikiran dalam  mendorong industri pertambangan Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan. Seperti yang diuraikan 
.Direktur Eksekutif Indonesian Mining Services Association (IMSA-ASPINDO), 
Bambang Tjahjono 

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan langkah-langkah strategis untuk mencapai dekarbonisasi Seperti di sektor pertambangan, dan inovasi teknologi dengan tujuan untuk  peningkatan efisiensi operasional, serta penggunaan energi atau bahan bakar terbarukan. 

"Dalam rangka mengurangi emisi karbon, kita juga harus mempertimbangkan biaya operasional. Karena biaya bahan bakar hampir menggunakan 30-40% dari total biaya produksi," kata Bambang dihadapan para peserta diskusi Kamis (12/9/2024).

Namun demikian, lanjut Bambang pemerintah telah melakukan usaha dengan menerapkan kebijakan biodiesel.Dimana kebijakan tersebut 
merupakan suatu solusi dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan mentah di Indonesia, yaitu sawit.

"Pemerintah telah menerapkan kebijakan biodiesel merupakan suatu solusi dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan mentah di Indonesia, yaitu sawit,” ucap Bambang 

Sementara itu Ketua Kelompok Bahan Bakar dan Aviasi, Pusat Penelitian (LEMIGAS) Riesta Anggarani memaparkan suksesnya  Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang berhasil mengaplikasikan campuran bio-diesel dengan minyak diesel. Hingga saat ini sudah mengaplikasikan B35 sebagai alternatif bahan bakar lebih ramah lingkungan

"Keuntungan dari penggunaan kelapa sawit sebagai bahan bio-diesel di Indonesia salah satunya adalah menjamin keamanan energi. Dalam perhitungannya, apabila sukses menerapkan B35, maka 35% kebutuhan bahan bakar dapat dipasok langsung dari dalam negeri, dan mengurangi 35% angka impor solar,"paparnya 

Dia menilai, kesuksesan penerapan bio-diesel ini tentunya  menguntungkan industri pertambangan ramah lingkungan secara jangka panjang.Pasalnya, biaya operasional terbesar di industri tambang terletak di konsumsi bahan bakarnya.

Di tempat terpisah, Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Andias Mintoharjo ST, MT yang hadir sebagai pembicara  Engineering Forum memaparkan tentang Construction Technologies.

Dia mengungkapkan pentingnya program berkelanjutan pada bidang konstruksi, atau lebih dikenal dengan konsep “green construction".Seperti yang dilakukan Kementerian PUPR dengan membuat Jalan Hijau Indonesia (Green Road Construction),

Dijelaskan, program tersebut merupakan gerakan berkelanjutan. Dengan harapan terciptanya konstruksi jalan yang ramah lingkungan .

"Melalui  pemakaian produk konstruksi ramah lingkungan akan tercipta  
efisiensi energi dan sumber daya dengan biaya yang sangat rendah,"ujarnya (sir)