Hari Ini Malaysia Secara Resmi Gelar Pemilu, Mahathir dan Anwar Ibrahim Kembali Bersaing

Pemilihan sela negara bagian Bugaya di Sabah juga digelar hari ini setelah sempat ditunda karena pengumuman darurat akibat pandemi COVID-19.

Nov 19, 2022 - 17:33
Hari Ini Malaysia Secara Resmi Gelar Pemilu, Mahathir dan Anwar Ibrahim Kembali Bersaing
Muhyiddin Yassin, Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad (Foto: Mohd RASFAN/AFP)

NUSADAILY.COM – KUALA LUMPUR - Hari ini pemungutan suara untuk Pemilihan Umum ke-15 Malaysia telah dimulai secara resmi. Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim bakal kembali bersaing setelah sempat bekerja sama pada Pemilu 2018.

Dilansir Bernama dan AFP, Sabtu (19/11/2022), pemilihan sela negara bagian Bugaya di Sabah juga digelar hari ini setelah sempat ditunda karena pengumuman darurat akibat pandemi COVID-19.

Tempat pemungutan suara di Semenanjung Malaysia akan ditutup secara bertahap dari pukul 12 siang hingga 6 sore.

BACA JUGA : Waduh, Malaysia Laporkan 2.882 Kasus Baru Positif COVID-19...

Akan ada beberapa pusat yang tutup lebih awal, termasuk Balai Raya Pulau Besar di distrik pemungutan suara Pulau Besar di Johor, yang akan tutup pada pukul 11 pagi.

Di Sabah, Sarawak dan Labuan, TPS akan ditutup dari pukul 11.00 hingga 17.30. Daftar pemilih yang digunakan untuk Pemilu kali ini berjumlah 21.173.638 orang. Jumlah itu termasuk 20.853.681 pemilih biasa, 146.737 personel militer dan pasangannya, 118.794 personel Pasukan Operasi Umum dan pasangannya, serta 2.741 pemilih absen di luar negeri.

Dilansir dari detik.com, pemungutan suara dini dilakukan pada Selasa lalu, dengan 94,72 persen atau 212.961 pemilih, yang terdiri dari aparat keamanan dan pasangannya, memberikan suara mereka.

Persaingan Mahathir dan Anwar Ibrahim

Pada Pemilu kali ini, partai yang tercemar korupsi mantan Perdana Menteri Najib Razak kembai berupaya memperkuat cengkeramannya. 21 juta pemilih terdaftar diperkirakan akan berbondong-bondong ke pusat pemungutan suara sepanjang hari di tengah kekhawatiran hujan lebat dapat mengganggu pemungutan suara di daerah tertentu.

Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dimana Najib bernaung biasanya mendominasi politik di negara Asia Tenggara itu. Namun, UMNO mengalami kekalahan besar dalam pemilihan umum 2018 setelah skandal korupsi besar-besaran di dana negara 1MDB.

BACA JUGA : Mulai 1 Agustus, Indonesia Akan Kirim Lagi TKI ke Malaysia

Akan tetapi, kedua pemerintah yang menggantikan UMNO diganggu oleh pertikaian, yang memungkinkan partai tersebut untuk kembali berkuasa tahun lalu. Sekarang, UMNO akan mencari mandat yang lebih kuat dalam Pemilu Malaysia yang digelar sepuluh bulan lebih cepat dari jadwal.

Di antara para penantang adalah pemimpin oposisi abadi Anwar Ibrahim (75) yang memimpin koalisi Pakatan Harapan yang beragam etnis. Dia berkampanye di platform anti-korupsi.

Dengan bertambahnya usia, pemilihan ini bisa menjadi kesempatan terakhir Anwar untuk memenuhi impian 20 tahun untuk memimpin ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara.

Dia menentang koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, yang didominasi oleh UMNO dan dipimpin oleh loyalis Najib serta mantan menteri dalam negeri Ahmad Zahid Hamidi. Itu juga termasuk Perdana Menteri sementara Ismail Sabri Yaakob.

UMNO masih tertatih-tatih dengan tuduhan korupsi. Najib, yang menjadi pusat skandal 1MDB, saat ini menjalani hukuman penjara 12 tahun.

Mantan PM Mahathir Mohamad (97) dan mantan PM lainnya Muhyiddin Yassin (75) juga memimpin dua koalisi lain yang bersaing dalam pemilihan kali ini.(ros)