Happy Birthday Bumiku, Terimkasih atas Kasihmu Selama Ini!
Oleh: Erry Himawan, S.Pt, M.M.
“Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta”
(Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia)
Sebentar lagi bumi akan ”ulang tahun.” Bumi akan bertambah umur. Dia akan kembali ke titik nol kilometer. Penulis jadi teringat tentang teori heliosentrinya Pak Nicolaus Copernicus. Beliau adalah seorang ilmuwan yang menjabarkan cara kerja alam semesta. Seluruh hidupnya diabdikan hanya untuk meneliti jagad raya. Bagaimana jagad raya ini beraktivitas, beliau telah menjelasnya secara detail dan rinci. Untuk hal yang satu ini, beliaulah jagonya.
Tentang teori heliosentris ini, Pak Copernicus menjelaskan bahwa ternyata mataharilah sebagai sentral tata surya ini. Teori ini bertabrakan dengan teori yang telah lama dijadikan pegangan bagi para pakar jagad raya lainnya. Pendapat Pak Copernicus ini, saat zaman itu merupakan sesuatu yang baru atau dengan istilah kerennya, fenomena. Sudah menjadi tradisi, jika ada sesuatu yang baru pasti akan terjadi gejolak. Adu argument pun tak terelakkan. Semua pakar yang berpegang pada hukum yang lama, menguji temuan Pak Copernicus ini.
Dalam dunia keilmuan, adalah hal biasa seorang ilmuwan berbeda pendapat dengan ilmuwan lainnya. Perbedaan ini terjadi karena seorang ilmuwan telah terbiasa berpikir secara logis dan kritis. Tentunya mereka tidak asal mengumbar pendapat melainkan wajib dan harus bersandar pada teori dan empiris. Teori didapatkan dari pustaka atau literasi sedangkan empiris adalah kenyataan di lapangan. Kenyataan di lapangan bahkan dapat memunculkan teori baru.
Terkait teori heliosentrisnya Pak Copernicus ini, penulis jadi teringat sebuah surat yang ada di Quran Suci. Kalau tidak salah ingat, di kitab sucinya umat Islam ini, ALLAH telah menyampaikan dengan tegas dan jelas bahwa semua benda langit akan beredar sesuai garis edarnya. Semua benda langit mengorbit pada garis orbitnya. Dalam Islam pernyataan ALLAH ini disebut dengan sunahtullah atau prinsipnya ALLAH. Sifat dari sebuah prinsip adalah tidak bisa berubah dan berlaku sepanjang masa.
Yang menjadi pemikiran penulis, bagaimana bisa Pak Copernicus menyatakan pendapatnya bahwa matahari adalah pusat tata surya sedangkan beliau hidup jauh sebelum munculnya Islam. Ataukah Pak Copernicus sekedar melempar pendapatnya itu, tanpa memikirkan dampak yang timbul? Ya, betul, istilahnya “gambling”, kalau benar syukur alhamdulillah, tapi kalau keliru mohon dimaafkan. Merupakan sebuah pertaruhan besar bagi ilmuwan sekelas Copernicus. Namun saat ini, dunia telah membuktikan bahwa pendapatnya benar. Ambyarlah teori geosentrisnya Claudius Ptolomeus.
Untuk tulisan kali ini, penulis tidak akan mengupas teori-teori tentang jagad raya. Penulis tidak akan mengupas bagaimana jagad raya diciptakan dan bagaimana bekerjanya. Tema tentang itu bukan bagian penulis. Penulis tidak cukup cakap untuk menerangkannya karena ketika sekolah lebih memilih ilmu peternakan dan ekonomi. Kedua ilmu ini menurut penulis lebih asyik ketimbang ilmu lainnya. Tulisan kali ini ditekankan penulis lebih kepada sisi ekonomi.
Adalah sangatlah menarik untuk mengaji, saat bumi ber-”ulang tahun”, ekonomi dunia akan berputar dengan cepat. Seluruh penduduk bumi akan berselebrasi merayakannya dengan berbagai model perayaan. Ada yang merayakannya di dalam ruangan seperti di kafe, restaurant, hotel tetapi juga ada yang di luar ruangan. Di pedalaman maupun di perkotaan. Dirayakan dengan cara sederhana seperti berdoa agar tahun depan dapat keuntungan (cuan yang banyak) sampai perayaan yang spektakuler dengan melepas mercon ke udara (dengan berbagai macam corak warna dan bentuk ketika meletus) dan lampu-lampu yang berwarna-warni. Semua merayakannya dengan gegap-gempita. Seolah-olah beban hidup lepas sudah.
Memperingati “ulang tahun bumi’ seakan-akan hukumnya adalah wajib. Bagi yang tidak merayakannya akan mendapatkan azab. Semua penduduk bumi dengan ikhtiar sekuat-kuatnya dan berdaya upaya wajib merayakannya. Ada yang menyiapkan bahan makanan, minuman sampai pernik-pernik hiasan. Semuanya melakukan proses produksi. Ada yang untuk dikonsumsi sendiri atau menjualnya ketika waktunya telah tiba. Satu momentum terjadi namun mampu menggerakkan roda ekonomi di seluruh dunia. Hanya dalam hitungan jam roda ekonomi dunia berputar.
Berbicara tentang produksi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, akan menyinggung teori 4W 1H. Bahwa dalam sebuah proses produksi perlulah kiranya memperhatikan teori tersebut. Artikel 4W 1H dari penulis pernah dimuat dalam sebuah koran digital berskala nasional (terbit di NusaDaily.com, 27 Juli 2024). Di bawah ini penulis mohon izin kepada para pembaca untuk mengingatkan kembali teori tersebut.
Produk: Merupakan barang yang diproduksi oleh produsen. Produsen dalam membuat barang ini menggunakan prinsip 4W (What, When, Where, Who) + 1 H (How). What, barang apa yang akan dibuat. Tentunya sebelum melakukan proses produksi dan dibuat dalam jumlah banyak, perushaan telah melakukan riset tentang barang apa yang dibutuhkan konsumen. Selain untuk mengetahui barang apa yang laris di pasaran, tujuan lainnya adalah agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang optimal.
When: Hal ini berbicara tentang kapan barang tersebut dibuat. Tidak bisa dianggap remeh bahwa terdapat barang yang dibuat menunggu waktu yang tepat. Dengan menunggu waktu yang tepat itu diharapakan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Dapat kita ambil contoh seperti pembuatan kue apem saat akan memasuki Hari Idhul Fitri, pembuatan terompet saat menjelang pergantian Tahun Baru atau pembuatan kue bulan saat pergantian tahun Imlek.
Where: Di mana barang akan diproduksi. Where juga bermakna apakah perusahaan didirikan dekat dengan bahan baku atau pasar. Pemilihan lokasi yang tepat dapat menghemat biaya produksi. Dapat diambil contoh seperti perusahaan semen. Pabrik semen akan didirikan dekat dengan lokasi bahan baku. Keputusan ini diambil oleh manajemen puncak agar tercapai target secara efektif dan efisien. Contoh lain adalah proses pengolahan ikan dalam kaleng. Bahan baku yang dibutuhkan adalah ikan segar yang banyak terdapat daerah pantai. Untuk itulah, lokasi yang tepat adalah di sekitar pantai. Lain dari kedua perusahaan tersebut, usaha atau bisnis jasa lebih banyak didirikan mendekati pasar. Bisnis ini seperti cuci pakaian, rumah sakit, tailor dan lain-lain.
Who: Siapa yang menjadi target pasar setelah produk atau barang telah selesai dibuat. Penentuan target pasar ini penting karena terkait dengan penetapan biaya produksi (berapa unit yang akan dibuat), biaya distribusi serta promosi. Tidak semua target pasar bisa dimasuki oleh pebisnis mengingat keterbatasan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Dengan menentukan target pasar terlebih dahulu maka bisnis bisa dijalankan secara terarah, terpadu dan tepat sasaran.
How: Bagaimana proses produksi dilakukan dan siapa yang memproduksi. Tidak semua produsen mampu mengerjakan produknya sendiri. Ada banyak contoh dalam proses produksi terdapat perusahaan yang bermitra dengan perusahaan lain untuk mengerjakan produk-produknya. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan seperti kapasitas mesin yang belum atau tidak bisa mencapai target dengan waktu yang telah ditetapkan. Pertimbangan lainnya seperti terdapat bagian dari proses produksi yang harus dikerjakan oleh mitra rekanan dikarenakan memiliki teknologi yang lebih umggul.
Sekali lagi, satu momentum terjadi, semua penduduk bumi akan merasakan dampaknya. Satu momentum terjadi semua penduduk bumi akan mendapatkan berkat. Bagi pelaku bisnis “ulang tahun” bumi merupakan kesempatan untuk meraup keuntungan. Bagi yang lain, ikatan emosional bersama sahabat, kawan, saudara kandung dapat terjalin lagi. Semua merayakannya dengan ceria, gembira dan penuh sukacita. Bumi telah memberikan apa-apa yang dimilikinya dan yang terbaik kepada yang tinggal di atasnya (tidak hanya manusia) tanpa mengharapkan kembalian.
Ada seuntai doa dan secercah harapan dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa saat bumi bertambah umur. Semoga kelak di kehidupan berikutnya semua penduduk bumi lebih baik dan beruntung. Di akhir tulisan ini izinkan penulis mengucapkan, “HBD (Happy Birthday) Bumiku, Terimkasih atas Kasihmu Selama Ini!”. Sabbe satta bhavantu sukhitatta (Semoga semua makhluk hidup berbahagia).
Erry Himawan, S.Pt, M.M. adalah dosen Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).