Eks Direktur WHO Soroti Tinggi Angka Kematian di RI Akibat Covid-19
Mantan Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyoroti tingginya angka kematian warga akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
NUSADAILY.COM - JAKARTA - Mantan Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyoroti tingginya angka kematian warga akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Ia mempertanyakan jumlah kematian Covid-19 Indonesia yang lebih tinggi dari negara lain khususnya di Asia Tenggara.
Sepanjang November 2022 misalnya, jumlah laporan kematian Covid-19 harian konsisten di atas 20 kasus. Bahkan pada Selasa (22/11), pemerintah melaporkan 51 kasus kematian Covid-19.
BACA JUGA : Duh! Kasus Harian Covid di China Kembali Alami Lonjakan
"Jadi jelas persentase kematian di negara kita lebih tinggi dari negara tetangga. Di kita jumlah yang meninggal yang sudah lebih 50 orang, dan persentasenya lebih tinggi dari negara tetangga," kata Tjandra kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).
Padahal menurut Tjandra, mutasi SARS-CoV-2 Omicron seperti subvarian BQ.1, XBB dan XBB.1 tergolong 'aman' lantaran tidak menyebabkan keparahan gejala pada pasien Covid-19, kendati tingkat kecepatan penularannya cukup tinggi.
"Padahal kita tahu bahwa XBB ini adalah bagian dari Omicron juga yang harusnya tidaklah terlalu berat, tetapi entah kenapa di kita menimbulkan angka kematian naik cukup tinggi. Ini harus diantisipasi segera," kata dia.
Tjandra selanjutnya merinci, Pada 8 Oktober 2022 misalnya, angka kematian Indonesia di bawah 10 orang yakni enam orang yang wafat. Sementara pada 22 November 2022, warga yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 berjumlah 51 orang atau naik lebih delapan kali lipat. Selain itu, laporan kematian itu didapatkan pada 7.644 kasus konfirmasi per kemarin.
BACA JUGA : Dampak Perpanjangan PPKM Untuk Nobar Piala Dunia 2022
"Jadi perbandingannya cukup tinggi, 0.66 persen. Perbandingan seperti ini tidak terjadi di negara lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Tjandra mencoba membandingkan jumlah kematian Covid-19 Indonesia dibandingkan negara lain. Ia menyebut di Singapura puncak kasus Covid-19 dengan 11.934 kasus dilaporkan, namun yang meninggal hanya lima orang alias persentasenya 0,04 persen.
Kemudian Malaysia dengan jumlah puncak kasus 4.621 orang, namun yang meninggal tertinggi adalah 15 orang. Dengan demikian ia menyatakan bahwa angka persentase kematian Covid-19 Indonesia lebih tinggi.
"Di sisi lain, ada juga negara yang kasusnya jauh lebih banyak dari kita, tetapi kematiannya bahkan lebih kecil, Korea Selatan dan Jepang misalnya," ujar Tjandra.(lal)