Duh! 1 Unit Jet Pribadi yang Mengudara di AS Alami Turbulensi Parah

Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dalam pernyataan terpisah via Twitter menyebut turbulensi itu 'mengakibatkan cedera fatal' terhadap satu penumpang yang ada di dalam jet pribadi tersebut.

Mar 6, 2023 - 18:48
Duh! 1 Unit Jet Pribadi yang Mengudara di AS Alami Turbulensi Parah
ilustrasi pesawat

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Satu unit jet pribadi yang mengudara di Amerika Serikat (AS) mengalami turbulensi parah saat terbang dari New Hampshire menuju Virginia. Ada satu penumpang yang tewas akibat turbulensi parah tersebut.

Seperti dilansir CNN, Senin (6/3/2023), insiden itu menimpa jet pribadi jenis Bombardier CL30 yang mengudara dari Bandara Dillant-Hopkins di Keene, New Hampshire, menuju Bandara Eksekutif Leesburg di Virginia pada Jumat (3/3) lalu.

Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) dalam pernyataan kepada CNN menuturkan bahwa jet pribadi itu terpaksa dialihkan penerbangannya ke Bandara Internasional Bradley di Windsor Locks, Connecticut pada Jumat (3/3) sore sekitar pukul 16.00 waktu setempat usai 'menghadapi turbulensi parah'.

BACA JUGA : Waduh! Hawaiian Airlines Tujuan Honolulu Alami Turbulensi...

Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dalam pernyataan terpisah via Twitter menyebut turbulensi itu 'mengakibatkan cedera fatal' terhadap satu penumpang yang ada di dalam jet pribadi tersebut.

Pernyataan NTSB kepada CNN juga menyebut ada tiga penumpang dan dua awak pesawat di dalam jet pribadi itu saat insiden terjadi. Kondisi dua penumpang lainnya dan para awak pesawat tidak diketahui secara jelas.

Otoritas Bandara Connecticut menyatakan tidak ada dampak terhadap operasional bandara akibat insiden tersebut. Kantor Kepala Pemeriksa Medis Connecticut, menurut juru bicaranya, telah melakukan autopsi terhadap jenazah penumpang yang tewas. Identitas penumpang belum diungkapkan ke publik.

Tidak diketahui juga secara jelas apa yang terjadi di dalam jet pribadi itu saat turbulensi parah terjadi. Informasi detail lainnya seputar insiden itu tidak dibeberkan ke media.

Pernyataan gabungan dari FAA dan Kepolisian Negara Bagian Connecticut menyatakan penyelidikan secara menyeluruh terhadap insiden ini akan dilakukan oleh pihak FAA, NTSB dan Biro Investigasi Federal (FBI) secara bersama-sama.

"Para penyelidik telah mengambil perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dan terus mengumpulkan informasi dari awak penerbangan, operator dan para penumpang lainnya," sebut NTSB dalam pernyataannya.

NTSB menyatakan bahwa pihaknya akan merilis laporan awal soal insiden fatal itu dalam waktu dua atau tiga pekan ke depan.

Turbulensi Bisa Memicu Kematian

Turbulensi, menurut FAA, merupakan istilah untuk menyebut pergerakan udara yang bisa membuat sebuah pesawat terbang tiba-tiba tersentak dan bisa sangat berbahaya bagi orang-orang di dalam pesawat yang tidak mengenakan sabuk pengaman dengan benar.

Data FAA menunjukkan bahwa dari tahun 2009-2021, terdapat sedikitnya 146 orang yang menaiki pesawat komersial reguler -- atau disebut juga Part 121 carrier -- yang mengalami 'cedera serius' akibat turbulensi.

Cedera serius merujuk pada cedera yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit selama lebih dari dua hari, cedera yang menyebabkan patah tulang, memicu pendarah hebat atau kerusakan lainnya yang melibatkan organ dalam atau melibatkan luka bakar signifikan.

Dari 146 cedera serius yang tercatat itu, sekitar 80 persen merupakan awak pesawat.

Menurut data NTSB, tidak ada data kematian akibat turbulensi dalam insiden melibatkan pesawat komersial reguler sejak tahun 2009. Namun artikel CNN tahun 2009 menyebutkan ada tiga orang yang tewas dalam insiden terkait turbulensi sejak tahun 1980 silam.

Jet pribadi yang mengalami turbulensi di AS pada Jumat (3/3) lalu, sebut juru bicara NTSB Sarah Taylor Sulick, masuk ke dalam kategori penerbangan untuk tujuan non-komersial atau Part 91 carrier -- kategori penerbangan umum yang mencakup berbagai macam jet pribadi.

Data NTSB menunjukkan ada 38 kematian berkaitan dengan turbulensi melibatkan pesawat yang melakukan penerbangan non-komersial sejak tahun 2009, dan nyaris dalam semua insiden itu, turbulensi menyebabkan kecelakaan fatal.

Terlepas dari itu, meskipun tidak ada kematian akibat turbulensi dalam penerbangan komersial selama lebih dari satu dekade, hal itu masih bisa memicu risiko serius. (ros)