Dubes Rusia untuk AS: Rusia Tidak Pernah Berencana Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

Menurut laporan "Newsweek" AS pada tanggal 25, duta besar Rusia untuk AS Antonov mengatakan kepada media bahwa Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa negaranya tidak pernah merencanakan dan tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Oct 27, 2022 - 22:59
Dubes Rusia untuk AS: Rusia Tidak Pernah Berencana Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
rusia tidak pernah berencana gunakan senjata nuklir, sumber google

NUSADAILY.COM – BERLIN - Menurut laporan "Newsweek" AS pada tanggal 25, duta besar Rusia untuk AS Antonov mengatakan kepada media bahwa Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa negaranya tidak pernah merencanakan dan tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Melansir chinanews.com, Antonov mengatakan, "Dalam kasus apa pun pimpinan negara kita atau panglima militer tidak pernah menyebutkan kemungkinan menggunakan senjata pemusnah massal."

BACA JUGA : Hubungan Militer Rusia dan Iran Kian Mesra, Israel Ketakutan

Selain itu, Antonov menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan penggunaan "bom kotor" oleh Ukraina, dengan mengatakan bahwa informasi yang dipegang oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan bahwa pembuatan "bom kotor" telah memasuki tahap akhir.

Dia juga memperingatkan bahwa "Kyiv sedang mengerjakan skenario yang lebih berbahaya", yang dikatakan ditujukan untuk "provokasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang terletak di wilayah yang dikuasai Ukraina, serta keadaan darurat melalui penembakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye" .

Antonov menyatakan kekecewaannya atas kurangnya tindakan pejabat Barat, terutama Amerika Serikat, kata laporan itu. Dia yakin AS membantu Ukraina dengan bantuan ekonomi dan militer.

BACA JUGA : Abaikan Peringatan Rusia, Sekjen NATO Bakal Adakan Latihan Pencegahan Nuklir Rutin Tahunan

Ukraina telah berulang kali membantah tuduhan Rusia. Menteri Luar Negeri Ukraina Kuleba memposting di media sosial pada tanggal 24 bahwa ia melakukan panggilan telepon dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, Grossi.

Dan mengundang IAEA untuk segera mengirim para ahli untuk mengunjungi Ukraina untuk melakukan penyelidikan.Grossi setuju.(mdr3/lal)