Dokumen Deklarasi EAS Akhirnya Bisa 'Dibungkus' di Tengah Perbedaan Tajam
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menceritakan bagaimana dokumen negosiasi baru bisa 'dibungkus' lima menit sebelum East Asia Summit (EAS) dimulai.
NUSADAILY.COM -JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menceritakan bagaimana dokumen negosiasi baru bisa 'dibungkus' lima menit sebelum East Asia Summit (EAS) dimulai.
"Selama keketuaan Indonesia pilar-pilar yang dapat mendukung diperkuat semuanya," kata Menlu Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 7 September 2023 sebagaimana dilansir dari medcom.id.
Retno menambahkan, saat meminta agar EAS menjadi bagian dari upaya menciptakan stabilitas dan keamanan, Presiden Joko Widodo menyampaikan pentingnya perdamaian dan stabilitas.
"Yang diperlukan betul-betul untuk melakukan apa yang kita inginkan. Kita semua menginginkan hal itu (bagian dari perdamaian dan stabilitas)," lanjut Retno.
Kalau di Bali, kata Retno, sebelum KTT dimulai, dokumen negosiasi terhadap deklarasi sudah bisa dibungkus. "Tapi di sini tadi lima menit sebelum EAS dimulai, kita harus bisa menyelesaikan semuanya," ucapnya.
Di tengah semua perbedaan yang tajam, lanjut Retno, masih ada harapan.
"Masih ada optimisme untuk bekerja sama dan deklarasi yang dihasilkan mengenai epicentrum of growth yang manfaatnya untuk ratusan juta orang di Asia Tenggara," seru Retno.
ASEAN berhasil menyepakati East Asia Summit Leaders' Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Pusat pertumbuhan dunia ini menjadi salah satu dari empat fokus utama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini.
"Sekali lagi ini bukan proses yang mudah," kata Presiden Jokowi.
Tarik menarik geopolitik yang sangat kental, kata Jokowi, mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. "Tapi alhamdulillah konsensus tercapai," pungkasnya.(*)