Dokter Meluruskan soal Kondisi David yang Disebut Alami Cedera Aksonal Difus
"Kalau DAI itu dari mana itu DAI? Itu ada kriteria dan tidak gampang menyebut langsung DAI, itu terlalu teledor kalau ngomong DAI, dasarnya apa? gitu kira-kira," kata Franz saat di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).
NUSADAILY.COM - JAKARTA - Dokter Konsultan Perawatan Intensif RS Mayapada Kuningan, Franz J.V meluruskan soal kondisi David yang disebut menderita Diffuse Axonal Injury (DAI) atau cedera aksonal difus. DAI merupakan jenis cedera pada otak traumatis (TBI).
Menurut Franz, seseorang tak bisa dengan mudah disebut menderita DAI karena perlu analisis lebih lanjut.
"Kalau DAI itu dari mana itu DAI? Itu ada kriteria dan tidak gampang menyebut langsung DAI, itu terlalu teledor kalau ngomong DAI, dasarnya apa? gitu kira-kira," kata Franz saat di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).
Franz menjelaskan pihaknya masih melakukan pemantauan kesehatan David. Saat ini, David masih menjalani perawatan di ruang ICU RS Mayapada.
BACA JUGA : LPSK Akan Memproses Surat Permohonan Perlindungan David...
"Ya tergantung respon lah itu masih perlu sekian hari, saya tidak bisa katakan pasti. Nanti saya katakan, lalu kok belum kenapa sampai sekarang masih. Oh Gak bisa ini sangat relatif," katanya.
"Tapi at least kita buktikan dari empat sampai lima hari perkembangan cukup sangat menyenangkan," ujar Franz.
Namun, Franz tak bisa menjelaskan terkait treatment yang dilakukan tim dokter dalam merawat kesehatan David. Dia menyebut proses treatment bersifat rahasia dari tim dokter dan bukan untuk konsumsi publik.
"Maaf ya ini terlalu spesialistik, nanti akan salah lagi nanti, nanti dibandingkan dengan yang lain wah nggak. Itu termasuk rahasia juga. Mungkin dalam forum medis resmi ya gak papa," katanya.
Franz mengatakan tingkat kesadaran David saat ini telah mulai membaik. Hal itu mengacu pada tingkat glasgow coma scale (GCS) alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran seseorang.
"Ya memang untuk kesadarannya itu ada perbaikan saya sampaikan saya mengatakan saya sebut saja ini sesuatu yang sangat umum. Pada saat dia masuk itu GCSnya gles itu sekitar empat 4," ujarnya.
"Orang seperti kita itu biasanya 15 dan sekarang ini sudah mencapai 8 hingga 9 trus itu merupakan perkembangan yang sangat signifikan dan ini terjadi pada waktu 4 sampai 5 hari," imbuhnya.
BACA JUGA : Melihat Kekecewaan Masyarakat ke Gaya Hidup Pegawai Pajak...
Sebelumnya, aksi penganiayaan terhadap anak petinggi GP Ansor, David dilakukan oleh anak salah satu pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan bernama Mario Dandy Satrio.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2). Saat ini, polisi telah menetapkan Mario dan Shane Lukas Routa Pangondian Lumbantoruan sebagai tersangka.
Awalnya, teman perempuan Mario berinisial AGH yang menjadi sosok pertama yang memberi tahu mendapat perlakuan kurang baik dari korban hingga memicu penganiayaan itu terjadi.
Namun, belakangan orang yang pertama memberikan informasi kepada Mario mengenai kabar tersebut berasal dari temannya yang lain berinisial APA.(lal)