Dispar Bali Sebut WNA Pembuat Petisi Suara Kokok Ayam Menolak Tinggal di Hotel

Ia menyebutkan sudah berkomunikasi dengan para wisatawan pembuat petisi. Pihak Dispar, kata dia, menegaskan jika WNA itu memang mau tinggal di tempat kawasan permukiman penduduk selama tinggal di Bali, harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal.

Mar 8, 2023 - 18:12
Dispar Bali Sebut WNA Pembuat Petisi Suara Kokok Ayam Menolak Tinggal di Hotel
Ilustrasi kandang ayam yang berada di luar rumah warga di sekitar homestay di Bali.

NUSADAILY.COM - DENPASAR - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan sudah memanggil pemilik ayam termasuk pemilik penginapan atau homestay terkait adanya petisi belasan Warga Negara Asing (WNA) yang komplain suara kokok ayam.

"Kemarin kita sudah panggil pemilik ayam, pemilik penginapan termasuk Satpol PP yang memfasilitasi intinya Bapak Gubernur ingin segala sesuatu semua diselesaikan," kata Pemayun saat ditemui di acara Pemlaspasan Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (6/3).

Ia menyebutkan sudah berkomunikasi dengan para wisatawan pembuat petisi. Pihak Dispar, kata dia, menegaskan jika WNA itu memang mau tinggal di tempat kawasan permukiman penduduk selama tinggal di Bali, harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal.

"Kalau memang warga di sana melihara ayam itu biasa. Dia (pemilik ayam) bukan sebagai peternak yang besar-besaran. Dan pemilik penginapan sudah menyampaikan ke wisatawannya, bahwa kalau di Bali masyarakat pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung dan kucing," kata Pemayun.

"Kalau mau tinggal di tempat lain, silakan di hotel. Itu sudah ditawarkan," imbuhnya.

BACA JUGA : Kapolda Bali Perintahkan Anak Buahnya untuk Tindak Tegas...

Namun, sambungnya, WNA yang membuat petisi terganggu kokok ayam warga itu diklaim enggan tinggal di hotel dengan dalih mahal. Selain itu, untuk homestay yang ditinggali para WNA tersebut izin usahanya adalah kos-kosan.

"Dia (bule yang komplain) bilang katanya kalau di hotel mahal, kan itu tidak benar. Itu (homestay) izinnya kos-kosan, ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut. Sebelum pandemi memang homestay di sana (ditempati) WNA tersebut. Mereka liburan ke sini," ujar Pemayun.

"Kalau memang wisatawan ingin tidur nyaman, jangan tidur di tempat permukiman. Tidurlah di kawasan pariwisatanya misalnya di hotel," tegasnya.

Heran ada fenomena bule komplain kokok ayam

Pemayun mengatakan baru kali ini ada fenomena turis WNA yang komplain karena terganggu kokok ayam milik warga. Ia mengatakan ayam yang berada di sekitar homestay yang dikomplain WNA itu setidaknya ada sekitar 7 ekor. 

"Saya tidak mengerti ini fenomena apa. Tapi yang jelas bapak gubernur kemarin menugaskan untuk mendatangi juga dengan Kanwil Hukum dan HAM," jelasnya.

Ia juga menyatakan, bahwa sebenarnya hanya satu WNA yang komplain tentang suara kokok ayam tersebut yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat. Namun, 17 WNA lainnya ikut-ikutan.

"Yang komplain satu orang wisman Amerika, dan (yang) Rusia ikut. Totalnya sekitar 17 WNA yang ikut komplain," ujar Pemayun.

Sebelumnya diberitakan belasan turis mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang berisi komplain atas kokok ayam yang terdengar setiap hari hingga tempat mereka menginap di  homestay Anumaya Bay View, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.

Kasi Sat Trantib Kecamatan Kuta Selatan I Kadek Agus Alit Juwita mengatakan hal tersebut berawal dari seorang bule Rusia keberatan ayam berkokok di tempat dia menginap di homestay Anumaya. Petisi itu dilayangkan pada Kamis (2/3) kemarin.

"Iya benar, yang komplain kebanyakan bule Rusia. Kalau dibilang petisi tidak tahu itu petisi apa tidak, yang jelas surat ditandatangani dan di belakangnya isi tulisan.

BACA JUGA : Viral WNA di Bali Bonceng Depan Wanita saat Bawa Motor

Komplain suara kokok ayam karena bunyi setiap hari pagi dan malam," kata Alit Juwita saat dihubungi Jumat (3/3) sore.

Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya akan melakukan mediasi kepada para penghuni homestay tersebut dengan tetangga di depan homestay yang memiliki ayam, pada Selasa (7/3) ini agar diselesaikan secara kekeluargaan.

Sementara, pemilik homestay tersebut tidak komplain hanya para tamu asing yang menginap di sana yang komplain.

"Kami coba memediasi mereka si pemilik ayam dengan pemilik homestay itu biar dia menyampaikan dengan bule-bule yang tinggal di sana. Yang dulu punya rumah di sana si pemilik ayam," kata Alit.

"Rencananya Selasa kita mediasi. Itu kan tetanggaan karena bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kalau nanti (mediasi) jalannya buntu iya harus homestay yang membuat peredam suara di sana. Itu tamu-tamunya yang komplain," ujarnya.(lal)