Dikritik Ridwan Kamil karena Sepi Penumpang, Ini Sejarah Pembangunan LRT Palembang

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik infrastruktur LRT Palembang. Kritik keras yang disampaikan bahwa infrastruktur itu merupakan proyek gagal dalam pengambilan keputusan hingga berujung sepi penumpang.

Nov 26, 2022 - 17:06

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik infrastruktur LRT Palembang. Kritik keras yang disampaikan bahwa infrastruktur itu merupakan proyek gagal dalam pengambilan keputusan hingga berujung sepi penumpang.

Melansir detikcom, LRT Palembang, yang juga disebut LRT Sumatera Selatan (Sumsel) mulai dibangun pada 2015 dan memiliki panjang 24,5 kilometer (km). Proyek siap beroperasi pada saat Asian Games berlangsung pada Agustus 2018.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Kritik Keras LRT Palembang: Proyek Rp 9 Triliun, Nggak Ada Penumpangnya!


Berdasarkan catatan, LRT Palembang merupakan proyek yang diinisiasi oleh pemerintah daerah Sumatera Selatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengatakan bahwa proyek ini diusulkan oleh Gubernur Sumsel kala itu Alex Noerdin.

LRT Palembang sendiri merupakan proyek yang dilaksanakan menggunakan skema penugasan BUMN melalui Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan di Provinsi Sumatera Selatan pada Oktober 2015.

Di dalamnya diatur mengenai penugasan kepada PT Waskita Karya untuk membangun prasarana dan PT Kereta Api Indonesia untuk menyelenggarakan sarana kereta api.

Total anggaran yang dikeluarkan negara untuk pembangunan infrastruktur tersebut mencapai 10,9 triliun yang seluruhnya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan pembayaran multiyears selama empat tahun sampai 2020.

Rinciannya waktu itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rabu (24/5/2017) lalu saat ditemui di lokasi pembangunan LRT Palembang.

Namun, agar proyek tetap berjalan kontraktor pelaksana pembangunan, dalam hal ini PT Waskita Karya mengambil inisiatif menalangi dahulu sisa biaya pembangunan yang belum cair tersebut menggunakan kas perusahaan. Kemudian nantinya diganti oleh pemerintah.

"Jadi kira-kira akan empat tahun. Mulai dari 2016, sudah mulai dengan biaya yang relatif masih sedikit Rp 350 miliar, tahun ini akan kita masukkan Rp 1,2 triliun, tahun depan Rp 4 triliun, dan dari total Rp 10,9, sebagian besar mungkin akan terselesaikan di 2018, dan sebagian sangat kecil dituntaskan tahun 2020," jelas Sri Mulyani saat itu.

Jalur LRT Palembang sendiri memiliki total panjang 23,4 km dan menggunakan lebar jalur 1067 mm. Ruang lingkup pembangunan terdiri dari jalur sebagian besar merupakan jalur layang, 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk 9 gardu listrik) dan 1 depo dengan kapasitas 14 train set masing-masing terdiri dari 3 kereta.
Adapun masing-masing kapasitas kereta adalah 180-250 penumpang. Pengadaan sarana LRT dan pengoperasiannya ditugaskan kepada PT KAI (Persero)

Jokowi pernah mengklaim bahwa konstruksi LRT di Palembang menggunakan 95% bahan lokal. Dia bilang, hanya bagian mesin kereta saja yang 100% didatangkan dari Jerman. Hal ini diungkapkan saat meninjau pembangunan LRT Palembang pada Juli 2018 silam.

"Yang saya senang, seluruh konstruksi hampir 95% dikerjakan dengan bahan lokal. Local contain nya 95%. Keretanya kurang lebih 40% jika dikerjakan oleh INKA untuk gerbong dan gerbong 100% hanya mesin yang berasal dari Bombardier, Jerman," ujar Jokowi.

Diklaim sepi penumpang oleh Ridwan Kamil, Kementerian Perhubungan pernah memberikan keterangan resmi kepada detikcom bahwa kinerja dari LRT Palembang terus mengalami peningkatan setelah terdampak pandemi.

Sejumlah upaya-upaya bersama pemda, operator, dan unsur terkait telah dilakukan seperti meningkatkan integrasi antarmoda (penyediaan angkot feeder), meluncurkan kartu pembayaran elektronik berlangganan, untuk pelajar sudah diterbitkan sebanyak 5.000 kartu dan kartu merdeka sebanyak 1.000 kartu, kartu berlangganan untuk penyandang disabilitas, dan upaya lainnya.

Kemenhub mengatakan saat ini jumlah penumpang LRT Sumsel mencapai 9.000 penumpang per harinya. Hingga akhir tahun diproyeksikan jumlah penumpang LRT bisa mencapai 2,7 juta orang atau melebihi masa sebelum pandemi, serta pendapatan sampai dengan September 2022 telah mencapai Rp 11728.772.317.

Kritikan Ridwan Kamil

Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melontarkan kritikan keras terhadap LRT Palembang. Dia menyoroti kegagalan pengambilan keputusan yang menyebabkan transportasi massal itu kini sepi.

Menurutnya, kegagalan pengambilan keputusan LRT Palembang terjadi karena dasar perencanaannya dilakukan secara politis. Ridwan Kamil mengatakan keputusan membuat LRT Palembang didasarkan atas hajatan besar Asian Games 2018.

BACA JUGA: Indonesia Bakal Pamerkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ke Dunia di G20 Mendatang


"Ada juga konsep saya kasih tahu kegagalan decision Rp 9 triliun membuat namanya LRT Palembang. Decision based-nya, political decision not planning decision. Ini karena ada mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring," ungkap Ridwan Kamil dalam acara diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/10/2022).

"Saya udah bilang itu kita belum butuh, cuma waktu itu kekuatan political kalah. Semua kalah sama event namanya Asian Games," ujarnya.(eky)