Demokrat Minta Maaf Usai Sindir Nasdem soal Duet Anies-Gibran

Namun, dia menegaskan ketiga partai merupakan PKS, NasDem, dan Demokrat sebagai inisiator koalisi. Menurutnya, pembahasan soal cawapres masih akan dibahas dengan kesepakatan bersama, termasuk jika ada partai lain yang bergabung.

Nov 26, 2022 - 17:50

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya meminta maaf soal aksi saling sindir partainya dengan NasDem menyusul wacana duet Anies Baswedan dengan Gibran Rakabuming usai pertemuan keduanya Selasa (15/11).

Riefky menegaskan bahwa aksi saling sindir itu tak lebih untuk saling mengingatkan. Dia menyebut rencana koalisinya bersama NasDem dan PKS berjalan baik.

"Jadi sebetulnya saling mengingatkan itu biasa. Dan itu makin membuat kita semakin kompak, jadi sebetulnya ya mohon maaf kalau ada penonton yang kecewa," kata Riefky di Jakarta, Rabu (18/11).

Hal itu disampaikan Riefky usai menggelar pertemuan antara tim kecil rencana koalisinya dengan NasDem, PKS, dan Anies di rumah makan Padang Pagi Sore, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Shohibul Iman mengatakan rencana koalisi partainya dengan NasDem dan PKS dengan mendukung Anies masih terbuka dengan partai-partai lain.

Namun, dia menegaskan ketiga partai merupakan PKS, NasDem, dan Demokrat sebagai inisiator koalisi. Menurutnya, pembahasan soal cawapres masih akan dibahas dengan kesepakatan bersama, termasuk jika ada partai lain yang bergabung.

"Tentu kita akan bicarakan gitu ya, tapi bahwa tiga ini merupakan backbone ya, yang ya merupakan inisiator dari koalisi perubahan ini," katanya.

Aksi saling sindir Demokrat dan NasDem dipicu oleh wacana menduetkan Gibran dengan Anies usai pertemuan keduanya.

Demokrat mengingatkan agar NasDem tak genit dan meminta fokus terhadap wacana koalisi mereka mendukung Anies.

Demokrat sendiri mengusulkan Ketua Umum mereka Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping Anies. Sedangkan PKS mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Namun, nama-nama itu hingga kini usulan tersebut belum mencapai titik temu. Ketiga partai juga gagal mengumumkan deklarasi koalisi mereka pada 10 November lalu.(han)