Demokrat Menyebut Bahwa Banyak Peminat Untuk Mendampingi Anies di Pilpres 2024
Jansen mengatakan bahwa polemik ini seharusnya bisa diselesaikan tim kecil yang telah dibentuk saja. Dia menyebut sosok cawapres Anies nantinya tentu akan disepakati bersama-sama
NUSADAILY.COM – JAKARTA - Demokrat menyebut bahwa banyak peminat untuk mendampingi Anies di Pilpres 2024.
"Dapat kami pahami, yang hangat dan sekarang terus jadi perhatian publik pascacapres dari koalisi Perubahan ini sudah jelas, berikutnya tentulah siapa sosok cawapresnya. Apalagi koalisi ini sudah lengkap syarat berlayar 20 persen, tentulah banyak peminat di luar sana yang merasa dirinya pantas ingin mengisi posisi ini," kata Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon kepada wartawan, Rabu (29/3/2023).
Jansen mengatakan bahwa polemik ini seharusnya bisa diselesaikan tim kecil yang telah dibentuk saja. Dia menyebut sosok cawapres Anies nantinya tentu akan disepakati bersama-sama.
BACA JUGA : Diversi Ditolak, AG Didakwa Pasal Penganiayaan Berencana...
"Namun ketimbang terus dipolemikkan di publik, biarlah tim kecil yang telah dibentuk bekerjasama dengan Mas Anies yang akan membahas ini. Karena di sini lah sekarang saluran resmi dan tempat untuk membahas Cawapres ini. Kita tunggu saja mereka bekerja, pada waktunya pasti akan keluar nama yang disepakati bersama," katanya.
Soal sosok tokoh dari Jatim, Jansen berbicara bahwa semua tokoh bisa mengisi kekosongan itu asalkan memiliki elektabilitas yang tinggi.
"Apakah dia berasal dari dalam atau luar koalisi, dari Jawa Timur seperti yang banyak dibahas hari-hari ini atau bukan dan lain-lain, intinya dari manapun bisa, sepanjang dia merepresentasikan perubahan itu sendiri. Dan tentu saja dia juga harus punya elektabilitas sebagai Cawapres yang terbukti di survei ya, sehingga dia bisa berkontribusi bagi pemenangan sebagaimana amanat ayat 1 piagam kerjasama koalisi kami. Jadi kita tunggu saja ya," katanya.dilansir dari detik.com
BACA JUGA : Teddy Minahasa Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Narkoba Hari...
NasDem Beberkan JK Usulkan Tokoh Jatim
JK sebelumnya mengaku telah mengusulkan soal nama cawapres kepada Anies Baswedan yang dicapreskan NasDem, Demokrat, dan PKS. NasDem membeberkan JK cenderung mempertimbangkan kriteria tokoh dari Jawa Timur.
"Ya kalau Pak JK itu dia tidak pasti samalah, kan beberapa kali diskusi dengan beliau. Jadi beliau lebih melihat kepada kebutuhan Mas Anies itu apa," kata Waketum NasDem Ahmad Ali mengawali tanggapannya, Senin (27/3).
Ali mengatakan JK mempertimbangkan sosok-sosok bacawapres yang dapat mengisi lumbung suara Anies yang dianggap masih lemah. Dia menyebut wilayah itu, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Nah sekali lagi Pak JK juga pada beberapa kali diskusi beliau kecenderungannya adalah memang memilih wakil yang bisa mengisi kekosongan di wilayah-wilayah di mana Mas Anies itu lemah suaranya," kata Ali.
"Katakanlah, ya, kita tidak bisa tutupi bahwa hari ini Mas Anies itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, itu lemah. Nah maka kalau Mas Anies ingin menang kontestasi ya harus menutupi kelemahannya," sambungnya.
Ali menyebut masukan soal cawapres Anies yang diberikan JK itu masih di tahap kriterianya. Dia mengatakan sosok cawapres yang dipertimbangkan harus tokoh dari Jawa Timur.
"Pak JK itu masukan, apa, pokoknya ya kita dari kriteria. Jadi kriterianya kalau kita sih harus orang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tokohnya dari Jawa Timur ya kan," kata Ali.
Pasalnya, lanjut Ali, kedua wilayah itu terdapat banyak penduduk. Dia bahkan pesimistis Anies bisa memenangkan Pilpres 2024 apabila lumbung suara di Jawa Timur tetap lemah.
"Ya kan gini. Kalau orang ingin menang kan, Jawa Timur dan Jawa Tengah itu kan penduduknya banyak sekali. Kalau kemudian itu tidak menjadi pertimbangan saya pesimis Mas Anies bisa jadi pemenang," kata Ali.
Saat ditanya apakah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk dalam nama yang diusulkan JK, Ali enggan menjawab gamblang. Dia menekankan masukan JK dan partainya kepada Anies sekadar kriterianya.
"Ya sekali lagi kalau kita tidak membicarakan nama. Kita bicara tentang kriterianya. Kalau kita bicara nama nanti subjektif. Nanti partai politik yang merumuskan, Mas Anies yang menentukan," kata dia.(ris)