Daftar Perusahaan BUMN yang Bakal Segera Bubar!

Sejumlah perusahaan plat merah telah dibubarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, atas persetujuan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Upaya ini terus didorong sejalan dengan roadmap 2024-2034, yakni memangkas BUMN yang saat ini berjumlah 41 menjadi hanya tinggal 30 perusahaan.

Jan 10, 2023 - 03:00
Daftar Perusahaan BUMN yang Bakal Segera Bubar!
Foto: Hendra Kusuma/detikcom

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sejumlah perusahaan plat merah telah dibubarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, atas persetujuan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Upaya ini terus didorong sejalan dengan roadmap 2024-2034, yakni memangkas BUMN yang saat ini berjumlah 41 menjadi hanya tinggal 30 perusahaan.

Salah satu kriteria pembubaran ini ialah apabila BUMN tersebut sudah tidak beroperasi. Perihal pembubaran BUMN juga akan dibahas lebih mendetail dalam RUU BUMN yang masih terus diproses hingga saat ini.

Melansir detikcom, pada 2021 lalu, Erick Thohir mengumumkan akan membubarkan sebanyak 7 BUMN. Katanya, ketujuh perusahaan ini sudah lama tidak beroperasi sehingga nasib para pegawainya dapat dikatakan terkatung-katung alias penuh ketidakpastian. Bahkan perusahaan-perusahaan ini dianggap sebagai BUMN 'hantu' karena kondisinya yang sudah berat.

7 BUMN tersebut yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

"Ketika kita melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat dan ini sekarang terbuka digitalisasi dan marketnya, itu kalau tidak diambil keputusan cepat nanti akan membuat perusahaan itu makin lama, makin tidak sehat. Padahal dalam waktu yang singkat kita bisa perbaiki, cuma karena prosesnya belum, jadi nggak sehat. Akhirnya bukan nggak sehat aja, jadi bangkrut dan tutup," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, September 2021 silam.

Berikut sederet BUMN 'hantu' yang sudah dibubarkan maupun yang akan segera bubar.

1. PT Kertas Kraft Aceh
Pada 2020 lalu dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Erick Thohir sempat menyampaikan kalau PT Kertas Kraft Aceh ialah salah satu perusahaan yang masuk kategori dead weight alias 'sekarat'. Untuk perusahaan kategori ini, setidaknya ada dua opsi yakni ditutup atau merger.

Bahkan, perusahaan ini sempat menjadi pasien dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. Kertas Kraft Aceh mengalami segudang masalah mulai dari kas seret hingga menghadapi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Akhirnya, pada Maret 2022, Erick mengumumkan Kertas Kraft Aceh sebagai salah satu di antara 3 BUMN yang ia bubarkan kala itu. Erick juga mengatakan, Kertas Kraft Aceh sudah tak beroperasi sejak 2008.

2. PT Industri Gelas (Persero)
PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas merupakan salah satu BUMN 'hantu' yang asetnya sempat dibeli oleh PPA, sebagai salah satu upaya restrukturisasi
untuk penyelesaian hak 428 orang eks karyawan dalam bentuk pesangon. Langkah restrukturisasi ini dilakukan pada September 2021 silam.

Namun pada Maret 2022, Iglas menjadi salah satu di antara 3 BUMN yang dibubarkan oleh Erick. Diketahui, perusahaan ini sudah tidak beroperasi sejak 2015 silam.

3. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
PT Industri Sandang Nusantara (Persero) juga termasuk ke dalam BUMN yang dibubarkan Erick pada Maret 2022. Perusahaan ini sudah berhenti beroperasi sejak 2018 silam.

BUMN ini juga termasuk ke dalam perusahaan yang ia singgung sebagai kategori dead weight alias 'sekarat' pada rapat dengan Komisi VI DPR RI 2020 lalu. Dia mengatakan, perusahaan ini sudah tidak bisa berkompetisi.

"Kita contohkan seperti Industri Sandang Nusantara ini sudah tidak maksimal, tidak kompetisi, tapi sayang sekali asetnya masih ada. Tapi kalau aset dan lain-lain dianggurkan seperti juga Merpati menjadi barang tidak berharga bahkan pegawainya tidak ada," paparnya, Februari 2020 silam.

4. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Selain tiga BUMN di atas, Erick Thohir pernah menyampaikan empat BUMN akan segera menyusul. BUMN yang akan menyusul itu di antaranya PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
"Jadi yang empat, intinya Pak Yadi (Direktur Utama PT PPA) masih ada proses, apalagi seperti Merpati dan Istaka itu ada proses daripada homologasi," kata Erick kala itu.

Merpati Nusantara Airlines sendiri telah secara resmi dinyatakan pailit oleh pengadilan. Keputusan itu ditetapkan oleh Pengadilan Niaga (PN) Surabaya pada 2 Juni 2022.

"Menyatakan Termohon (PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)), pailit dengan segala akibat hukumnya," bunyi salah satu amar putusan hakim dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Surabaya.

Dari catatan detikcom, Merpati pernah menyentuh masa kejayaan di 1989-1992. Saat itu, Merpati memiliki sekitar 100 armada. Merpati memiliki berbagai tipe pesawat, mulai dari jet hingga baling-baling berukuran kecil.

Banyak masalah yang membuat Merpati akhirnya tak bisa terbang lagi pada 1 Februari 2014. Saat itu Merpati juga sedang dalam proses pembentukan anak usaha, divestasi aset dan langkah debt to equity masih dalam kerangka restrukturisasi dan revitalisasi.

5. PT Kertas Leces (Persero)
PT Kertas Leces (Persero) masuk daftar perusahaan yang akan dibubarkan. BUMN ini bahkan sudah diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada 25 September 2018.

Usai diputus pailit, aset perusahaan harus dijual untuk menutup kewajiban yang harus dibayarkan kepada kreditur. Namun, dalam catatan 2019 lalu, ada masalah dalam pelepasan aset ini karena salah satu kreditur yakni PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA kala itu tak terima karena merasa tidak mendapat jatah semestinya dari salah satu aset yang dilepas.

6. PT Istaka Karya (Persero)
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan Istaka Karya pailit. Dalam catatan detikcom, Juli 2022 lalu, Sekretaris Perusahaan Istaka Karya Yudi Kristanto mengatakan, usai diputus pailit, maka kurator akan membereskan boedel pailit. Perusahaan ini merupakan satu dari empat BUMN yang disampaikan Erick Thohir akan dibubarkan Erick Thohir.

Istaka Karya awalnya berdiri sebagai perusahaan konstruksi konsorsium pada 1979 dengan nama PT ICCI yang merupakan kependekan dari Indonesian Consortium of Construction Industries. Saat itu perusahaan sempat mencatat sejumlah prestasi gemilang dengan menangani berbagai proyek besar di Saudi Arabia.

Perusahaan kemudian berganti nama menjadi PT Istaka Karya (Persero) yang menangani proyek-proyek di beberapa daerah, terutama proyek pemerintah. Adapun Beberapa proyek yang sempat digarap Istaka Karya antara lain reklamasi Bitung Manado, Plaza Batamindo, hingga kereta bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Istaka juga dikenal dengan beberapa proyek fly over di beberapa daerah.

Serikat Pekerja PT Istaka Karya pada 2021 lalu mengakui, perusahaan sedang dalam kondisi tidak baik. Perusahaan mengalami kondisi sulit di tahun 2019 dan 2020, pada tahun 2019 yang merupakan tahun politik membuat perusahaan susah mendapatkan proyek. Pasalnya, banyak tender proyek yang ditunda sampai dengan pemilu berakhir. Belum lagi tahun 2020 yang merupakan tahun awal pandemi COVID-19 menyerang Indonesia.

7. PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN)
Pembubaran perusahaan ini semakin dekat. Sebab, rancangan peraturan pemerintah pembubaran perusahaan ini masuk daftar rancangan peraturan yang akan diterbitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rancangan peraturan pemerintah pembubaran PANN tertuang dalam lampiran Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2022 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2023.

"Pengaturan mengenai Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Pengembangan Armada Nasional oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Menteri Keuangan sesuai dengan kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan," bunyi pokok materi dalam Keppres tersebut.

PT PANN sendiri sempat menyita perhatian pada penghujung 2019 lalu. Saat rapat dengan Komisi XI DPR RI membahas penyertaan modal negara (PMN), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kebingungan menjawab pertanyaan terkait PT PANN.

Sri Mulyani mulanya menjelaskan PT PANN mendapatkan PMN Rp 3,76 triliun, tiba-tiba Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun melakukan interupsi dan menanyakan apa itu PT PANN. Ternyata, Sri Mulyani pun mengaku baru tahu ada BUMN yang bernama PANN. Dia juga sempat bertanya kepada pejabat Kemenkeu lainnya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir buka suara mengenai kebingungan Sri Mulyani. Erick mengatakan, BUMN ini punya masalah sejak 1994. Bahkan, Erick sempat mengatakan PT PANN adalah salah satu BUMN yang melenceng dari inti bisnisnya.

"Direksinya baru tapi ada problem dari 1994 ketika me-leasing pesawat terbang yang jumlahnya 10 pada saat itu. Saya rasa sangat tidak fair saya sebagai menteri langsung menyalahi direksi, tetapi ini adalah bagian BUMN terlalu banyak dan tidak kembali ke core bisnis. Padahal PT PANN itu awal didirikan untuk leasing kapal laut. Bukan kapal udara. Nanti ada kapal-kapal yang lain, kapal-kapalan," jelas Erick.

Erick mengatakan, BUMN seperti PT PANN harus diperbaiki. Skemanya pun macam-macam bisa merger, paling buruk ditutup. Hingga akhirnya, pilihan terburuk pun harus diambil pemerintah dan sudah direstui Jokowi.(eky)