Chat GPT Antara Inovasi dan Disrupsi

Pada tanggal 30 November 2022, OpenAI mengawali babak baru dalam dunia teknologi kecerdasan buatan. Perusahaan ini meluncurkan sebuah perangkat lunak yang diberi nama chat GPT. Chat GPT (generative pre-training) diluncurkan untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia. Chat GPT dibuat untuk memudahkan manusia dalam mencari informasi disertai penjelasannya.

Feb 27, 2023 - 22:33
Chat GPT  Antara Inovasi dan Disrupsi
(Foto: Istimewa)

Oleh:

Ahsan Muafa, ST.,  M.Pd.)*

 

Pada tanggal 30 November 2022, OpenAI mengawali babak baru dalam dunia teknologi kecerdasan buatan. Perusahaan ini meluncurkan sebuah perangkat lunak yang diberi nama chat GPT. Chat GPT (generative pre-training) diluncurkan untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia. Chat GPT dibuat untuk memudahkan manusia dalam mencari informasi disertai penjelasannya.

Chat GPT merupakan software dengan kecerdasan buatan yang mampu menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Jika kita ingin menanykan sesuatu, maka tinggal ketikkan sebuah kalimat maka chat GPT akan segera memberikan respon. Bukan hanya sekedar memberikan jawaban singkat, chat GPT juga akan melengkapi jawaban dengan beberapa penjelasan terkait dengan topic yang ditanyakan. Prosesnya begitu mudah, penuh manfaat. Namun dibalik kemudahan yang ditawarkan, ada ketakutan bahwa kecerdasan buatan akan menjadi ancaman terhadap keberadaan manusia.

Ketakutan akan kemungkinan kecerdasan buatan dapat mengancam keberadaan manusia sangat beralasan. Dengan kemajuan kecerdasan buatan, openAI secara umum dapat membantu dan mempermudah pekerjaan manusia. Adanya kecerdasan buatan yang pada akhirnya dapat menentukan pengambilan keputusan, bukan tidak mungkin akan menggantikan peran manusia. Pekerjaan atau peran manusia yang sifatnya rutinitas dengan algoritma atau prosedur tertentu, akan digantikan perannya oleh mesin yang berteknologi kecerdasan buatan.

Beberapa pekerjaan manusia yang mulai digantikan oleh mesin antara lain pekerjaan rumah tangga seperti mencuci dengan mesin otomatis, memindahkan barang dari satu koordinat ke koordinat lainnya memanfaatkan GPS, mengantar barang dengan bantuan drone ke tempat-tempat tertentu dan masih banyak lagi. Pekerjaan dengan prosedur dan barang dengan rute tertentu dengan pengulangan rute atau prosedur, lebih efektif dilakukan oleh mesin dengan kecerdasan buatan.

Seiring perkembangan teknologi, kecerdasan buatan juga diaplikasikan pada bidang-bidang yang lain. Tak terkecuali dibidang pendidikan. Dunia pendidikan kini sedang dimanjakan dengan chat GPT. Pekerjaan menjelaskan materi pelajaran yang biasanya dilakukan guru atau dosen, kini mulai diambil alih oleh chat GPT.

Sejatinya awal pembuatan kecerdasan buatan yang tertanam pada chat GPT tentu dimaksudkan sebagai penunjang kebutuhan mendapatkan informasi. Kita telah terbantu dengan hadirnya chat GPT. Ada inovasi yang dilakukan untuk membantu keterbatasan sumber belajar. Hampir tidak mungkin seorang pebelajar maupun pembelajar akan mengetahui semua informasi secara cepat. Butuh waktu yang tidak singkat untuk sekedar berbagi informasi. 

Bila dilihat dari sisi kemanfaatannya, maka keberadaan chat GPT sangat membantu usaha manusia, khususnya dalam hal pencarian informasi. Chat GPT sebagai software begitu powerfull. Layaknya mesin pencari google yang sudah lebih dulu establish, dapat memberikan informasi yang tersebar luas di internet, chat GPT juga demikian adanya.

Chat GPT maupun google mempunyai fungsi yang sama tetapi dengan model yang berbeda. Keduanya sama-sama merupakan sumber informasi tetapi berbeda dalam visualisasi informasi. Bila pada mesin pencari google hasil pencarian data yang ditampilkan berupa judul-judul terkait topic yang dicari. Sedangkan pada chat GPT, cukup menuliskan apa topic yang ingin dicari. Seketika itu pula topic yang diinginkan muncul dengan berbagai informasi yang relevan.

Sungguh chat GPT sangat membantu manusia dalam memperoleh informasi. Hampir semua informasi yang dibutuhkan, dimunculkan oleh chat GPT dalam tulisan. Informasi juga sudah tertata rapi seperti layaknya sebuah laporan penelitian. Bahkan tidak hanya sebatas laporan, chat GPT tentu juga mampu untuk memberikan saran serta keputusan untuk kasus tertentu. Manusia dimudahkan dengan inovasi ini.

Munculnya sebuah inovasi tentu sangat diharapkan. Namun demikian, terkadang juga bisa memunculkan ancaman bagi manusia. Sebagaimana munculnya chat GPT ini, sudah bisa diprediksi bahwa akan terjadi disrupsi pekerjaan manusia. Munculnya inovasi bisa menggeser peran manusia terkait dengan pekerjaan meraka yang bisa digantikan dengan mesin dan kecerdasan buatan. Utamanya pada pekerjaan yang tidak memerlukan banyak proses berpikir, akan digantikan oleh mesin. Bahkan pekerjaan yang bersifat rutinitas seperti pelaporan perpajakan sekalipun, bisa jadi akan tergantikan oleh mesin.  

Dengan adanya chat GPT ini, bisa diprediksi bahwa di masa mendatang, fungsi dan peran guru atau dosen juga akan ikut tergeser. Untuk saat ini, guru atau dosen cenderung sebagai satu satunya  sumber belajar. Namun pada masa mendatang, posisi sebagai sumber belajar akan bergeser menjadi partner siswa atau mahasiswa dalam belajar.

Siswa atau mahasiswa bisa melakukan proses pembelajaran mandiri. Guru atau dosen bertugas untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi yang ditampilkan chat GPT. Guru atau dosen akan berganti peran sebagai fasilitator.

Inovasi chat GPT menjadi salah satu contoh bagaimana inovasi dapat berdampak pada kemanfaatan dan juga kerugian. Chat GPT bak pisau yang tajam. Apabila digunakan untuk kebaikan penyebaran ilmu, tentu akan memberikan dampak yang luar biasa pada hasil pembangunan manusia lewat pendidikan. Siswa dan mahasiswa akan secara mandiri belajar hal-hal sesuai kebutuhannya. Guru terbantu dalam menciptakan iklim pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun apabila chat GPT digunakan hanya untuk melakukan kecurangan, seperti dalam penyelesaian tugas-tugas pendidikan, maka chat GPT akan menjadi bencana pendidikan.

Mencermati adanya berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya inovasi, serta agar bencana di bidang pendidikan tidak terjadi, maka guru dan dosen perlu terus mengawal proses pendidikan mereka. Guru dan dosen perlu memastikan bahwa apa yang dihasilkan para siswa dan mahasiswanya adalah buah dari pemikiran mereka, bukan dari pemberdayaan hasil inovasi seperti chat GPT dengan maksud berbuat curang.

Munculnya inovasi di tengah-tengah kita menjadi harapan bagi semua. Namun demikian, munculnya inonasi yang tidak dibarengi dengan upaya yang lebih serius untuk mencegah terjadinya tidak menyalahgunakan hasil inovasi, bisa menjadi sebuah bencana tersendiri. Oleh karena itu sikap arif dan bikajsana dari berbagai pihak sangat diperlukan guna mencegah terjadinya penyimpangan dari munculnya sebuah inovasi.

 

)*Penulis adalah Staf Dosen di Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo pada Program Studi  Teknik Komputer. Tulisan ini disunting oleh Dr. Sumani, M.M., M.Hum., Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas PGRI Madiun dan Pengurus PISHI.