Cerita Lambang Kuning, Putri Kerajaan Kahuripan Diburu Calon Arang Bersembunyi di Madiun

Nyi Lambang Kuning lah yang pertama kali babat hutan jadi desa Nglambangan. Untuk memperingati pendiri desa diadakan bersih desa setiap tahunnya.

Mar 9, 2023 - 06:14
Cerita Lambang Kuning, Putri Kerajaan Kahuripan Diburu Calon Arang Bersembunyi di Madiun
Foto : Situs Lambang Kuning di Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

NUSADAILY.COM - MADIUN - Situs keramat bernama Punden Lambang Kuning di Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun ini menyimpan peninggalan benda benda bersejarah yang selalu dirawat, dan dijaga oleh masyarakat setempat.

Diceritakan juru kunci Lambang Kuning, Samiono mengatakan, Situs ini adalah satu satunya yang berada di Kecamatan Wungu Madiun, dan diakui oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

"Lambang Kuning memiliki nama lengkap Nyi Lambang Kuning, adalah keturunan dari keluarga kerajaan Kahuripan Kediri, salah satu dari korban dari Calon Arang sewaktu di Kediri ada semacam wabah," cerita Samiono, Rabu (08/03/2023).

Dahulu, lanjut Samiono, Nyi Lambang Kuning melarikan diri mencari ke tempat aman. Pada waktu itu Calon Arang mencari seorang gadis sebagai tumbal untuk persembahan kepada dewa. Hingga pada akhirnya Nyi Lambang Kuning bersembunyi di tempat ini.

"Kondisinya masih hutan belantara saat itu, begitu berhenti di tempat ini, langsung babat alas untuk dijadikan tempat tinggal yang dinamainya dengan nama Nglambangan hingga menjadi nama Desa sekarang ini Nglambangan," bebernya.

Situs ini, lanjut Samiono, ada tempat penyimpanan benda cagar budaya. Selain ada makam, juga dijadikan wisata religi karena setiap orang datang berkunjung untuk berdoa. 

"Benda benda yang di dalam ada Batu Umpak, buat menaruh tiang kerajaan zaman dulu. Kemudian Lingga Yoni, Batu Miniatur Rumah atau Lumbung Selayur sebagai lambang kesuburan, Batu Kemuncak, Batu Dakon, dan beberapa pusaka," jelasnya.

Masih cerita juru kunci Samiono, Nyi Lambang Kuning lah yang pertama kali babat hutan jadi desa ini. Hingga setiap tahun untuk memperingati pendiri desa diadakan bersih desa. 

"Sebelum ada hiburan terlebih dahulu kirab tumpeng, diiringi oleh warga dan setiap RT membawa tumpeng nanti dikirab. Situs ini diperkirakan ada sejak zaman hindu budha,"  pungkas Samiono.

Belakangan keberadaan Situs Punden Lambang Kuning ini juga dimanfaatkan sebagai potensi wisata, oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat.

Ketua Pokdarwis Bayu Aji menambahkan, sementara ini pihaknya melakukan penataan terhadap tempat yang kurang lebih baik. Kemudian dikembangkan menjadi event tahunan.

"Sejauh ini upaya upaya modernisasi, disamping campursari, wayangan,tahun kemarin kami kreasikan fashion show seperti Jakarta Fashion Week dengan menampilkan batik asli desa, dan pameran UMKM," bebernya.

Biasanya, lanjut Bayu, masyarakat yang berkunjung kesini sudah menuntaskan nazar atau mencapai sesuatu, lalu akan megelar kenduri di punden. Biasanya kampus kampus atau sekolah sekolah sekitar juga kerap menggali sejarah, mengerjakan tugas membuat video juga.

Kegiatan semacam ini, kata Bayu Aji, rutin setiap tahun diadakan. Lalu istighosah yang diselenggarakan pemerintah desa setiap malam jumat legi. Masyarakat berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Madiun.

"Event tahunan yang ditampilkan siang hingga malam seperti wayangan kemudian campursari, kami juga kreasikan tari tarian, ada penampilan musik tradisional lumbung padi dan ditutup kirab hasil bumi," pungkasnya. (*/nto).