Catatan Teror yang Dilakukakn KKB di Wilayah Kenyam-Nduga

Polda Papua menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sudah berulang kali melakukan aksi teror di wilayah Kenyam hingga Nduga, Papua.

Feb 11, 2023 - 22:08
Catatan Teror yang Dilakukakn KKB di Wilayah Kenyam-Nduga
Ilustrasi evakuasi warga dari serangan KKB. Polda Papua menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sudah berulang kali melakukan aksi teror di wilayah Kenyam hingga Nduga. (Indrayadi TH/Indrayadi TH)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Polda Papua menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sudah berulang kali melakukan aksi teror di wilayah Kenyam hingga Nduga, Papua.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan aksi teror kelompok Egianus dilakukan pertama kali pada 22 Juni 2018.

Ignatius menyebut ketika itu pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam ditembak di lapangan terbang Kenyam. Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak.

"Sementara Kopilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2).

Aksi teror itu kemudian kembali dilakukan pada 25 Juni 2018, ketika pesawat Twin Otter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak.

Imbas kejadian tersebut, pilot pesawat Kapten Ahmad Kamil mengalami luka tembak di punggung. Pada hari yang sama, kelompok tersebut kembali melakukan teror dengan menyerang masyarakat sipil di Kota Kenyam.

Ignatius mengatakan tercatat tiga orang meninggal dalam peristiwa itu, yakni Hendrik Sattu Kolab (38) dan istrinya, Martha Palin (28) serta teman mereka, Zainal Abidin (20).

"Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun bernama Arjuna Kola mengalami luka parah di wajah akibat dibacok dengan parang," jelasnya.

Aksi teror kembali terjadi pada tanggal 3 hingga 17 Oktober 2018. Sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, salah satu juga turut diperkosa oleh kelompok tersebut.

Teror tersebut masih berlanjut pada tanggal 1 dan 2 Desember 2018. Ignatius mengatakan puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi disandera.

Ia menjelaskan total ada 25 pekerja yang dikumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo untuk dieksekusi. Sebanyak 19 orang dipastikan tewas dieksekusi, 4 pekerja berhasil melarikan diri, dan 2 pekerja masih tidak diketahui keberadaannya.

Sehari berselang, kelompok Egianus kembali mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan.

"Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 lagi luka-luka," jelasnya.

Keesokan harinya, kelompok Egianus menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kali dari Distrik Mbua. Pada hari itu, helikopter yang digunakan TNI juga ditembaki dan mengakibatkan 1 anggota terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.

Aksi teror masih berlanjut keesokan harinya ketika anggota Brimob yang bernama Bharatu Wahyu serta baling-baling helikopter terkena tembakan di Puncak Kabo.

Kelompok Egianus tercatat kembali melakukan penyerangan pada 7 Maret 2019. Ketika itu mereka menyerang Distrik Mugi. Tiga anggota TNI gugur dalam insiden itu yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu.

"Tanggal 20 Maret 2019, tiga anggota Brimob ditembak dan salah satunya gugur, yakni Bharada Aldi. Korban mengalami luka tembak pada bahu kiri kanan," jelasnya.

Sedangkan dua anggota lainnya yakni Ipda Arif Rahman mengalami luka tembak pada bahu kiri tembus punggung dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan terkena tembakan di dada kanan bawah ketiak sebanyak 2 kali.

Egianus kemudian memimpin langsung penyerangan terhadap rombongan TNI di Danau Haberna pada 23 September 2019. Ignatius menyebut dua orang prajurit TNI gugur dalam aksi teror itu.

Tiga tahun berselang, aksi teror terjadi kembali pada 26 Maret 2022. Kelompok Egianus melakukan kontak senjata dengan personel Marinir di Distrik Kenyam, Nduga.

Dalam insiden itu, dua personel marinir tewas, satu kritis, dan tujuh luka-luka. Ia menyebut korban tewas dan luka dikarenakan pos yang mereka tempati ditembak menggunakan pelontar granat.

Selanjutnya aksi teror terjadi pada 7 Juni 2022, ketika pesawat milik Sam Air yang mendarat di Bandar Udara Kenyam ditembaki hingga menyebabkan tangki dan ban depan pesawat rusak.

Kelompok Egianus kemudian melakukan pembantaian terhadap 12 masyarakat yang berada di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Nduga, Sabtu (16/7/2022) pagi.

Akibat kejadian tersebut, Ignatius mengatakan 10 orang tewas termasuk pendeta setempat dan dua lainnya terluka.

Terbaru, Kelompok Egianus kembali melakukan teror dengan membakar Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Distrik Paro, Nduga, Selasa (7/2) kemarin.

"Kami TPNPB KODAP III Ndugama-Derakma sudah membakar satu pesawat Jenis Susi Air nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua," ujar Egianus dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.

Egianus juga membenarkan pihaknya telah menyandera pilot pesawat yang bernama Kapten Philips. Penyanderaan tersebut diakui merupakan kali kedua dilakukan kelompok tersebut.

TPNPB juga mengaku tak akan melepaskan pilot tersebut hingga beberapa tuntutannya dipenuhi. Di antaranya, meminta penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga dihentikan.

Pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan PK-BVY yang membawa lima penumpang terbang dari Timika, dan pengecekan yang dilakukan dari udara terlihat pesawat terbakar di ujung lapangan terbang Paro.

Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika, Selasa (7/2) pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.

Lima penumpang pesawat milik Susi Air yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge,Meita Gwijangge dan Wetina W.

(roi)