Buntut Geser Kursi DPRD Kota Malang di Pileg 2024, Dr Wahyudi: NasDem Untung Golkar Buntung
“Pastinya akan ada partai yang untung dan buntung, contoh kasusnya misalnya dapil Klojen, kursi terakhir atau ke 6 diraih Golkar dengan jumlah suara sekitar 3 ribu sekian, sedangkan kursi ke 5 kalau tak salah diraih Gerindra dengan perolehan suara 6 ribu sekian. Artinya kalau ingin merebut kursi ke 5 Golkar harus berjibaku mencari suara tambahan 3 ribu suara, sangat berat untuk ukuran masyarakat tengah kota seperti di Klojen,” kata Wahyudi.
NUSADAILY.COM – MALANG – Komisi Pelihan Umum Daerah (KPUD) Kota Malang, dalam Rapat Pleno yang digelar Rabu (23/11) sore kemarin, menetapkan, kursi DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Klojen, pada Pemilu sebelumnya atau 2019, sebanyak 6 kursi berkurang menjadi 5 kursi, sementara, Dapil Kendungkandang yang semula 10 kursi bertambah menjadi 11 kursi. Sedangkan Dapil lain tak ada perubahan.
Menurut Deny Bachtiar, salah seorang Komisioner KPU Kota Malang, ketetapan ini berdasarkan peraturan KPU RI, merujuk pada jumlah penduduk di Dapil tersebut bukan pada hak pilih atau daftar pemilih tetap.
“Jadi rujukannya adalah Peraturan KPU RI untuk pemerataan kursi berdasarkan Bilangan Pembagi Penduduk (BPPd) di Daerah Pemilihan (Dapil) disetiap Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Rumusnya jumlah penduduk dibagi kursi,” katanya.
Namun demikian imbuh Deny, KPU Kota Malang tidak serta merta memberlakukan ketetapan hasil pleno. “KPU masih akan menunggu hasil tanggapan masyarakat serta uji publik terhadap hasil pleno tersebut,” imbuhnya.
Menanggapi pergerseran kursi DPRD pada Pemilu 2024 mendatang, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Wahyudi Winarjo menyebut, jika berkaca pada perolehan suara Pileg tahun 2019, maka akan ada Partai Politik (Parpol) yang untung dan buntung.
“Pastinya akan ada partai yang untung dan buntung, contoh kasusnya misalnya dapil Klojen, kursi terakhir atau ke 6 diraih Golkar dengan jumlah suara sekitar 3 ribu sekian, sedangkan kursi ke 5 kalau tak salah diraih Gerindra dengan perolehan suara 6 ribu sekian. Artinya kalau ingin merebut kursi ke 5 Golkar harus berjibaku mencari suara tambahan 3 ribu suara, sangat berat untuk ukuran masyarakat tengah kota seperti di Klojen, meski bukan tidak mungkin,” kata Wahyudi.
Sedangkan di dapil Kedungkandang, kursi ke 10 diraih oleh PDIP dengan jumlah suara sekitar 4 ribu sekian, berselisih sedikit dengan suara NasDem yang perolehan suaranya juga 4 ribuan sekian.
“Kalau tak salah selisihnya Cuma 37 suara antara kursi ke 3 PDIP dengan kursi ke 11 NasDem. Artinya, kalau berkaca ke pemilu 2019, di dapil Klojen pastinya Golkar buntung, di dapil Kedungkandang NasDem untung, itu konsekwensinya,” imbuh Wahyudi.
Sementara Ketua DPD Partai NasDem Kota Malang Hanan Jalil masih enggan mengomentari pergeseran kursi tersebut. “Kami masih akan melaporkan hasil rapat pleno KPU ke DPW, jadi kami masih menunggu rekomendasi DPW untuk menyikapi hasil tersebut,” kata Pengusaha Batik Tulis Celaket itu.(ris/wan)