Buka Rakernas, Gus Yahya Larang Lesbumi Membuat Pertunjukan Tari dan Teater

Rakernas dengan tema "Tauhid Menumbuhkan Kebudayaan, Menyuburkan Pohon Kehidupan”

Dec 3, 2022 - 01:44
Buka Rakernas, Gus Yahya Larang Lesbumi Membuat Pertunjukan Tari dan Teater
Gus Yahya saat sambutan.

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Nahdlatul Ulama (Lesbumi-NU) akan menggelar “Rapat Kerja Nasional V Lesbumi PBNU dan Temu Nasional Seniman Budayawan Muslimin Indonesia 2022” pada tanggal 2--3 Desember 2022 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Rakernas dengan tema "Tauhid Menumbuhkan Kebudayaan, Menyuburkan Pohon Kehidupan” tersebut melibatkan perwakilan dari Lesbumi di wilayah dan cabang (PWNU dan PCNU) se-Indonesia, Pengurus Pusat Nadhaltul Ulama, beberapa ahli dan tokoh untuk memberi sumbangan gagasan, serta pihak pemerintah sebagai pengambil dan pelaksana kebijakan negara.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf secara resmi membuka rangkaian agenda Rakernas. Dalam sambutannya, Gus Yahya mengingatkan tentang tugas dan fungsi lembaga di lingkungan NU, termasuk Lesbumi. Ia menegaskan, lembaga-lembaga NU merupakan struktur pembuatan kebijakan. 

“Mulai dari Lesbumi PBNU hingga PCNU sebetulnya merupakan logika hierarki kebijakan. Mulai dari kebijakan umum sampai kebijakan-kebijakan rinci di tingkat lebih bawah,” ungkapnya.

Karena itu, Gus Yahya mengingatkan agar Lesbumi PBNU tidak membuat produk kegiatan seperti pertunjukan tari dan teater. Lebih dari itu, tugas lembaga haruslah mendorong timbulnya produk kegiatan yang diperlukan organisasi di lingkungan jamaah NU dan masyarakat luas. 

“Jadi, tidak seharusnya Lesbumi ini membuat pertunjukan-pertunjukan seni, teater atau tari. Lesbumi harus membangun agenda tentang bagaimana seni budaya ini dikembangkan di NU," tegas Gus Yahya. 

Berbagai kebijakan yang dibuat oleh Lesbumi NU ini, kata Gus Yahya, nantinya akan dielaborasi menjadi sebuah kegiatan oleh badan otonom yang ada di lingkungan NU seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, dan IPPNU.

Lebih khusus lagi, sambung Gus Yahya, badan otonom yang akan bisa menerjemahkan kebijakan Lesbumi NU ini adalah Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari) NU dan Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh (JQH) NU.  (sir/hud)