Bisnis Camilan Makin 'Renyah' di Momen Lebaran

Orderan datang membanjiri sejak awal Ramadan. Permintaan naik 70-80 persen dibandingkan hari biasa. Setiap harinya, mereka harus memproduksi bahan baku buah apel, nangka hingga pisang mencapai 1 sampai 1,5 ton. Jika dibandingkan hari-hari biasa, dirinya hanya memproduksi sekitaran 8 kuintal.

Apr 25, 2023 - 18:33
Bisnis Camilan Makin 'Renyah' di Momen Lebaran
Sejumlah pekerja di industri rumahan Selecta Fruit terlihat sibuk mengemas olahan kripik buah yang hendak dikirimkan ke pemesan di beberapa daerah.

NUSADAILY.COM - KOTA BATU - Suguhan beragam olahan makanan selalu menghiasi meja tamu tatkala momen lebaran tiba. Tingginya permintaan membuat produsen camilan kebanjiran pesanan. Salah satunya Selecta Fruit, industri rumah tangga produsen keripik buah di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Orderan datang membanjiri sejak awal Ramadan. Permintaan naik 70-80 persen dibandingkan hari biasa. Setiap harinya, mereka harus memproduksi bahan baku buah apel, nangka hingga pisang mencapai 1 sampai 1,5 ton. Jika dibandingkan hari-hari biasa, dirinya hanya memproduksi sekitaran 8 kuintal.

Pemilik Selecta Fruit, Lilik Sumarlik mengaku, pembeli memesan secara online maupun offline. Pemesan bukan hanya berasal dari kawasan Malang Raya, namun juga datang dari luar daerah.

Pemesan didominasi oleh pusat oleh-oleh yang dijual kembali dengan kemasan dan merk berbeda. Produk yang paling banyak diburu yakni keripik apel, nangka dan rambak pisang. Ketiga varian tersebut diminati oleh pembeli karena dinilai cocok untuk menyuguhkan tamu-tamu saat lebaran.

BACA JUGA : Xi Jinping Terpaksa Melunak pada Jack Ma, Ini Alasannya

"Kalau untuk salak, rambutan, mangga dan nanas itu hanya pelengkap saja, ada yang suka dan tidak. Alhamdulillah saat ini untuk produksi apel sampai banyak yang pre-order," tutur Lilik.

Pesanan yang melimpah membuat dirinya keteteran. Sehari pesanan yang datang tembus 100-150 paket. Lantas tenaga pekerja untuk pengupasan kulit buah ditambah guna mempercepat proses prouksi. Cara itu sekaligus untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

"Mereka kadang sampai bawa ke rumah, terus buah yang sudah dikupas dibawa balik ke sini. Sistemnya borongan gitu. Tujuan kami juga untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar sini," tutur dia.

Bahkan, saat ini stok keripik hasil produksinya mulai menipis lantaran kebanjiran orderan. Bahkan, mereka sampai tidak bisa menyimpan stok persediaan untuk bulan-bulan berikutnya. Sekalipun harganya mengalami kenaikan, namun itu tak berbanding lurus dengan minat pembeli.

Sebut saja keripik nangka yang sebelumnya Rp150 ribu kini naik jadi Rp180 ribu per kilogram. Begitu juga dengan keripik apel harganya naik dari Rp75 ribu menjadi Rp95 ribu per kilogram. Sementara harga ecerannya naik hingga Rp 130 ribu dari semula Rp 100 ribu. Kenaikan harga itu lantaran sejumlah faktor. Seperti kenaikan harga listrik, minyak goreng dan gas elpiji.

"Ada selisih kenaikan rata-rata sampai Rp 20 ribu dibanding harga sebelumnya. Omzet yang diterima sekitar Rp20 juta setiap harinya. Walaupun di kampung tapi tetap bisa produktif, kalau hari biasa omzet sekitar Rp 10 juta," katanya.

Hiruk pikuk pembeli juga terlihat di Toko Kharisma, salah satu grosir kue kering di Kota Batu. Toko yang sudah ada sejak 2006 lalu, selalu dibanjiri pembeli, terutama saat mendekati lebaran.

Pengelola Toko Kharisma, Yuyun, mengaku penjualannya naik 180 persen dibandingkan hari-hari biasa. Menurutnya, pnjualannya mulai dirasa naik sejak H-10 lebaran. Terus tambah ramai ketika mendekati lebaran.

BACA JUGA : Raffi Ahmad Buka Suara Usai Diduga Terlibat TPPU Rafael...

“Sekarang meningkat drastis dibandingkan dua kali lebaran tahun lalu. Permintaan parsel juga meningkat,” ucap Yuyun.

Pembelinya, rata-rata juga adalah warga Kota Batu sendiri. Masyarakat lebih memilih membeli kue lebaran karena lebih praktis tanpa perlu repot-repot mengolah bahan.

Mereka ramai-ramai membeli beragam makanan camilan untuk disajikan di meja tamu menyambut tamu-tamu yang datang. Seperti diakui Sania Sayyida saat berbelanja berburu kue lebaran bersama ibunya.

Perempuan 22 tahun itu antusias menyambut lebaran tahun ini karena sudah tidak ada lagi pembatasan mobilitas. Sejumlah saudara, teman dan ponakannya rencana akan berkunjung pada lebaran nanti.

“Senang sekali Idul Fitri tahun ini karena sudah bisa bersilaturahmi. Ini mumpung ada waktu luang, saya ngajak ibu belanja kue-kue buat di rumah nanti,” ungkapnya.(wok)