Bermain di Sumber Jamban Ngiliran, 2 Siswa SD di Magetan Tenggelam
"Kedalaman mata air di lokasi kejadian berkisar antara 110 hingga 130 sentimeter, dan posisi kedua anak tenggelam di kedalaman 1,3 meter," Kat AKP Iin Pelangi
Magetan, Nusadaily.com – Keseruan bermain air yang seharusnya menjadi kebahagian, berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga dua siswa Sekolah Dasar di Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Minggu (03/09/2024) siang. Salhilmi Al-Furqon Algifari dan Raka Mahardika, dua bocah berusia 8 tahun, tenggelam di mata air Sumber Jamban. Salah satu dari mereka tak terselamatkan.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Suparman (55), warga setempat yang tengah mencari pakan ternak di sekitar lokasi. Mendengar suara riuh anak-anak yang bermain air, Suparman awalnya tak menyangka akan terjadi hal buruk. Namun, setelah setengah jam berlalu dan suasana tiba-tiba hening, ia merasa curiga dan bergegas menuju sumber air.
"Saat saya sampai, saya melihat keduanya sudah mengambang," ujar Suparman, dengan nada pilu. Dengan cepat, ia memanggil warga lain untuk membantu mengevakuasi kedua anak tersebut ke tepi mata air. Meskipun upaya pertolongan segera diberikan, hasilnya tak sama untuk kedua bocah ini.
Raka Mahardika yang sempat muntah berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke RSUD dr. Sayidiman, Magetan, untuk perawatan intensif. Namun, nasib malang menimpa Salhilmi Al-Furqon Algifari. Bocah ini dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah tiba di Puskesmas Panekan.
Mendengar kabar ini, polisi dari Polsek Panekan bersama tim SPKT dan Inafis Polres Magetan segera turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolsek Panekan, AKP Iin Pelangi, dalam keterangan awalnya menyebutkan bahwa kedua anak kemungkinan besar tidak bisa berenang dan bermain di area mata air yang terlalu dalam bagi mereka.
"Kedalaman mata air di lokasi kejadian berkisar antara 110 hingga 130 sentimeter, dan posisi kedua anak tenggelam di kedalaman 1,3 meter," jelas AKP Iin.
Mata air Sumber Jamban, yang rencananya akan dikembangkan menjadi objek wisata desa, kini menghadapi ancaman penutupan sementara. "Kami akan meminta pihak desa untuk segera memasang papan larangan atau menutup lokasi ini sementara, agar tidak ada lagi korban jiwa," tambah AKP Iin.
Peristiwa tragis ini menjadi peringatan serius bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat membiarkan anak-anak bermain di area yang berisiko seperti sumber air. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, agar selalu menjaga keselamatan anak-anak tercinta. (*/nto).