Bercucuran Air Mata, Siswa SDN Pondok Cina 1 Rayakan Hari Guru Tanpa Guru

"Bapak-ibu guru, bukannya kami bermaksud membangkang perintah. Kami hanya ingin belajar dengan aman dan nyaman. Jangan biarkan mereka merampas hak kami," kata seorang siswi SDN Pondok Cina 1 Depok saat upacara Hari Guru, Jumat (25/11).

Nov 26, 2022 - 18:05

NUSADAILY.COM - JAKARTA - "Bapak-ibu guru, bukannya kami bermaksud membangkang perintah. Kami hanya ingin belajar dengan aman dan nyaman. Jangan biarkan mereka merampas hak kami," kata seorang siswi SDN Pondok Cina 1 Depok saat upacara Hari Guru, Jumat (25/11).

Sudah 11 hari siswa-siswi SDN Pondok Cina 1 Depok belajar tanpa guru. Hal itu merupakan imbas dari kebijakan Pemerintah Kota Depok membangun masjid di atas lahan sekolah tersebut.

Mereka menolak direlokasi ke sekolah lain. Sekitar 200 siswa bertahan belajar di sekolah tanpa asuhan guru resmi.

Hari ini, anak-anak itu mengikuti upacara peringatan Hari Guru. Akan tetapi, mereka harus merayakan Hari Guru tanpa guru.

Guru-guru SDN Pondok Cina 1 Depok ikut pindah ke dua sekolah terdekat. Akibatnya, sekitar 200 anak di sekolah itu belajar hanya dengan bimbingan sekitar tujuh orang relawan.

BACA JUGA : Ini Dugaan Penyebab Startup RI PHK Massal

Upacara diwarnai dengan pembacaan puisi oleh para murid. Sebagian besar puisi berisi kegundahan anak-anak terhadap polemik yang menimpa mereka.

"Upacara Hari Guru bercucuran air mata," kata Cici, seorang orang tua murid yang ditemui CNNIndonesia.com, Jumat (25/1)).

"Pada hari yang sakral bagi guru, hari ini, tetapi hari ini terjadi satu musibah pendidikan di Indonesia, terutama di Kota Depok. Anak-anak kami tidak mendapat pelajaran dari guru di sekolahnya," ujar Koordinator orang tua SDN Pondok Cina 1 Depok Ecy.

Ecy menyampaikan sebagian besar murid tak mau dipindah ke sekolah lain. Ia justru mempertanyakan Pemkot Depok yang kukuh menggusur sekolah demi membangun masjid.

Para orang tua murid pun telah menyurati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) pada Selasa (25/11). Mereka meminta RK membatalkan penggusuran yang dilakukan Pemkot Depok.

"Saya surati Pak Gubernur, 'Pak, mohon bukan saja [teguran] lewat medsos, tetapi secara tegas menyampaikan surat ke wali kota biar jelas secara hukum. Saya penegasan minta Pak Gubernur agar sampaikan surat ke sana," ucap Ecy.

Sebelumnya, penggusuran SDN Pondok Cina 1 Depok mencuat ke publik setelah Pemkot Depok membangun trotoar. Jalur pejalan kaki itu dibangun dengan menutup akses masuk ke sekolah.

BACA JUGA : Viral di Medsos Rumor Guru Sekolah Menengah Shaanxi Hanyin...

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan lahan sekolah itu akan digunakan untuk membangun Masjid Jami Al-Quddus. Dia menyebut rencana pembangunan ini sudah direstui RK.

"Kami tentunya mengakomodasi keinginan masyarakat Depok, khususnya warga Muslim yang menyampaikan laporan ke Provinsi Jawa Barat tentang sulitnya mencari masjid untuk salat di Jalan Margonda Raya," kata Idris di Depok, Rabu (17/11).

"Tanah di Margonda sudah di atas Rp30 juta per meter sehingga tidak bisa beli pakai APBN, lalu kata Gubernur cari aset, tanah pemerintah atau tanah negara, ini arahan beliau," ucapnya.

Sementara itu, RK mengira relokasi sekolah itu sudah jelas dan diterima semua pihak. Ia baru tahu masih banyak pihak yang menolak.

Oleh karena itu, dia meminta Pemkot Depok untuk berunding kembali dengan berbagai pihak. Pembangunan masjid dilakukan jika semua pihak menerima.

"Niat membangun masjid bisa pindah lokasi atau bisa juga tidak jadi dibangun atau dibatalkan," ucap RK soal kelanjutan pembangunan jika tak mencapai kata sepakat.(lal)