Benarkah Puasa Syawal Harus Selama 6 Hari Berturut-turut?

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Puasa Syawal merupakan salah satu amalan sunnah di bulan Syawal. Apakah puasa Syawal harus berturut-turut selama 6 hari merupakan pertanyaan yang kerap diajukan muslim saat hendak melaksanakannya.

Puasa Syawal 6 hari dan keutamaan mengerjakannya setelah bulan Ramadhan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh," (HR Muslim).

Lantas bagaimana hukum waktu pelaksanaan puasa Syawal dalam Islam? Berikut penjelasannya yang dilansir dari laman NU Online dan sumber lainnya.

Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-turut selama 6 Hari?

BACA JUGA : Salat Idul Fitri 1444 H Digelar di Balai Kota Jakarta Besok,...

Berikut hukum waktu pelaksanaan puasa Syawal dan keutamaannya.

Boleh dilakukan tidak berturut-turut

Puasa sunnah Syawal 6 hari sebaiknya dilakukan tepat setelah Idul Fitri, yakni pada 2-7 Syawal. Namun orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal setara puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqada puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal, seperti yang disampaikan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut:

وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر

Artinya: "Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta'akhirin-. Namun yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qada atau puasa nadzar (di bulan Syawal)," (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri 'alâ Syarhil 'Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Keutamaan Puasa Syawal

Sebagian ulama bahkan menerangkan bahwa orang yang melakukan puasa sunnah seperti Senin-Kamis, puasa bîdh 12, 13, 15 yang disunnahkan setiap bulan, atau puasa nabi Daud AS, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

BACA JUGA : KPK Buka Jadwal Kunjungan Tahanan Saat Lebaran, Tapi Dibatasi...

Dalam buku Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal oleh Ahmad Zarkasih, Lc juga dijelaskan bahwa puasa 6 hari di bulan Syawal tidak harus berurutan.

Sebab, ketentuan berurutan atau tatabbu'an 6 hari tidak dinyatakan dalam hadis terkait anjuran puasa Syawal. Oleh sebab itu, 6 hari puasa Syawal boleh dikerjakan secara terpisah, yang penting masih di bulan Syawal.

Keutamaan bagi orang yang puasa sebulan Ramadhan dilanjut 6 hari di bulan Syawal sama dengan satu kebaikan senilai dengan 10, seperti yang didasarkan pada hadis berikut.

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏"‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa."

Itulah jawaban untuk pertanyaan apakah puasa syawal harus berturut-turut selama 6 hari. Semoga bermanfaat!(lal)