Beberapa Pola Makan yang Dapat Membuat Perut Menjadi Buncit

Kebiasaan dan pola makan yang keliru bisa menjadi penyebab perut buncit. Misalnya, doyan mengonsumsi makanan manis atau kebiasaan minum alkohol yang sekaligus memperburuk kondisi kesehatan Anda.

Nov 26, 2022 - 17:37

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Memiliki perut buncit tak hanya menggangu penampilan, tetapi juga  terhadap masalah kesehatan. Tak hanya mencari cara untuk mengecilkan perut buncit, Anda juga perlu tahu penyebabnya. 

Kebiasaan dan pola makan yang keliru bisa menjadi penyebab perut buncit. Misalnya, doyan mengonsumsi makanan manis atau kebiasaan minum alkohol yang sekaligus memperburuk kondisi kesehatan Anda. 

BACA JUGA : 7 Makanan Untuk Dapatkan Kulit yang Sehat

Berikut ini adalah 5 pola makan kebiasaan yang bisa menjadi penyebab perut buncit yang dilansir dari Healthline, Selasa (8/11/2022).

1. Makanan dan minuman manis

Banyak orang mengonsumsi lebih banyak gula tambahan setiap hari daripada yang mereka sadari. Makanan manis ini seperti kue kering, yogurt rasa, sereal sarapan, makanan kemasan, serta minuman berpemanis gula dan lain-lainnya.

Secara khusus, diet tinggi gula (misalnya, soda, kopi spesial, jus buah, minuman energi) dikaitkan dengan peningkatan lemak perut visceral.

Berbeda seperti makanan, Sugar-sweetened beverage (SSB) dapat dikonsumsi dengan cepat dalam volume besar karena memerlukan pemrosesan yang minimal.

Akibatnya, Anda mengalami asupan kalori dan gula yang besar, dengan sedikit atau tanpa nilai gizi, dalam sekali duduk. Bagi banyak orang, tidak jarang mengkonsumsi beberapa SSB dalam satu hari.

Mengonsumsi minuman yang mengandung gula tinggi ini dapat menyebabkan lonjakan sementara gula darah yang menyebabkan Anda merasa cepat lapar dan perlu segera minum atau makan lagi.

2. Konsumsi Alkohol

Alkohol dapat memiliki efek yang sehat dan berbahaya. Namun, asupan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, penyakit hati, jenis kanker tertentu, penambahan berat badan berlebih, dan banyak masalah kesehatan lainnya

Oleh karena itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat merekomendasikan untuk tidak dari satu minuman per hari untuk wanita dan dua minuman per hari untuk pria, atau menghindari alkohol sepenuhnya. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dikaitkan dengan akumulasi lemak visceral yang lebih besar dan

3. Konsumsi Lemak trans

Lemak trans adalah salah satu lemak yang paling tidak sehat. Lemak trans sering digunakan dalam produk yang dipanggang dan makanan kemasan sebagai pengganti mentega, dan barang berbiaya tinggi yang murah namun efektif.

Lemak trans telah terbukti menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin, penyakit jantung, jenis kanker tertentu, dan berbagai penyakit lainnya.

Namun, lemak trans ruminansia, yang ditemukan secara alami dalam produk susu dan daging, tidak memiliki efek kesehatan negatif yang sama. Sehingga penting untuk membatasi konsumsi dari lemak trans ini.

4. Diet rendah protein

Mengonsumsi protein makanan yang cukup dapat mendukung manajemen berat badan. Diet tinggi protein dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mencegah penambahan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang, karena protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan makronutrien lainnya.

Protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot, yang berkontribusi pada metabolisme yang lebih tinggi dan lebih banyak kalori yang terbakar saat istirahat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi jumlah protein tinggi adalah yang paling kecil kemungkinannya memiliki lemak perut berlebih.

BACA JUGA : Beberapa Manfaat Minum Susu yang Sudah Dibuktikan Secara Ilmiah

Untuk meningkatkan asupan protein Anda, cobalah untuk memasukkan sumber protein berkualitas tinggi di setiap makanan dan camilan, seperti daging tanpa lemak, unggas, tahu, telur, kacang-kacangan, dan lentil.

5. Diet rendah serat

Serat sangat penting untuk kesehatan dan manajemen berat badan yang optimal. Beberapa jenis serat dapat membantu Anda merasa kenyang, menstabilkan hormon rasa lapar, dan mengelola rasa lapar.

Diet tinggi karbohidrat olahan dan rendah serat tampaknya memiliki efek sebaliknya pada nafsu makan dan penambahan berat badan, termasuk peningkatan lemak perut.(roi)