Bayi 3 Bulan di Ponorogo Ini Terlahir Tanpa Tempurung Kepala, Begini Awal Mulanya

Sebetulnya masih usia kandungan 2 bulan bisa ditangani, tapi ketahuannya tujuh bulan. Usia 7 bulan USG ke dokter baru ketahuan ada kelainan.

Dec 28, 2022 - 02:01
Bayi 3 Bulan di Ponorogo Ini Terlahir Tanpa Tempurung Kepala, Begini Awal Mulanya
Foto : Mujayani (29) warga Desa Karangan Kecamatan Badegan Ponorogo bersama bayinya tanpa tempurung kepala. Selasa (27/12/2022).

NUSADAILY.COM - PONOROGO - Saat itu Maya Mujayani (29) sempat dilema saat mengandung anaknya, antara memilih menggugurkan atau mempertahankan kandungannya. Pasalnya janin yang dikandungnya terdeteksi tidak memiliki tempurung kepala.

Ibu muda warga RT 06 RW 04, Dukuh Tunggur, Desa Karangan Kecamatan Badegan Ponorogo tersebut lebih memilih mempertahankan janinnya. Dan pada tanggal 07 November 2022 lalu, bayi perempuan itu akhirnya lahir melalui operasi sesar.

Benar, sesuai dengan hasil ultrasonografi (USG), bayi yang diberinama Tiara Maleeha Robbani itu betul betul lahir tanpa tempurung kepala. Kini anak pertama dari pasangan Heri Siswoyo dan Maya Mujayani tersebut hanya bisa berbaring akibat kelainan yang dideritanya.
" Sejak di dalam kandungan 7 bulan sebenarnya sudah ketahuan sama dokternya. Sebetulnya disarankan dikeluarkan saat itu, tetapi saya berpikir kalau sudah tujuh bulan itu sudah bernyawa. Saya tetap pertahankan sampai sekuatnya," kata Maya saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2022).

Diceritakan Maya, jika kondisi janinnya tersebut akibat terpapar virus saat masih dalam kandungan. Menurut dokter,  janinnya bisa diselamatkan, jika kondisinya diketahui sejak usia kandungan dua bulan.

"Katanya karena toksoplasma. Sebetulnya masih usia 2 bulan bisa ditangani, tapi ketahuannya tujuh bulan. Awalnya saya rutin periksa di bidan, lalu usia tujuh bulan USG ke dokter baru ketahuan ada kelainan," ujarnya.

Selama sembilan bulan mengandung, lanjut Maya, tidak pernah mengalami gejala sakit. Bahkan Tiara lahir dengan berat badan dan panjang normal, yakni 3 kg dan 48 cm.

"Tidak ada keluhan sama sekali selama hamil. Hanya saja waktu lahir melalui proses operasi caesar saja," terangnya.

Lebih lanjut dikatakannya, Dokter sempat mengatakan bahwa harapan untuk hidup hanya 30 persen. Kini dokter belum bisa memberi penanganan untuk menyelamatkan kondisi Tiara. Tiara pun kini hanya dirawat di rumah karena keterbatasan biaya untuk operasi.

"Setiap hari hanya kita rawat dirumah, tapi ini terus dipantau oleh pihak desa dan puskesmas. Harapannya kalau bisa terus stabil, bisa seperti anak pada umumnya," imbuhnya.

Maya mengaku pasrah dan mengandalkan bantuan orang lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebab suaminya hanya bekerja sebagai penjual bakso di Kota Sidoarjo yang penghasilanya cukup untuk menbeli susu formula.

"Saya bersama orang tua dirumah merawat bayi, yang bekerja hanya suami hanya cukup untuk kebutuhan keluarga" ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Karangan Pujianto mengaku sangat prihatin dengan kondisi warganya yang melahirkan bayi tanpa memiliki tempurung kepala.

" Kami dari pihak desa akan terus berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk memberikan solusi. Dan kami berharap ada uluran tangan bagi adik Tiara untuk biaya operasinya," harap pujiyanto.(*/nto).